Tips Ngebut dan Ringan di Tanjakan Pakai Sepeda Lipat

Use your email address, user id, or Phone Number* Please Insert the correct Email Address

Insert Password*

Please Insert the correct Email Address

Keep me Logged In

Forgot Password ?

Or use

Insert Email*

Name* Please Insert the correct Name

Gender* Please Select the gender

Date of Birth*

Phone Number* Please Insert the correct Phone Number

User ID Please Insert the correct User ID

Password*

Contain at least one Uppercase
Contain at least two Numbers
Contain 8 Alphanumeric

Please Insert the correct Email Address

Confirm Password*

Please Insert the correct Email Address

Referral Code

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Go Back Home Check My Profile

Reset Password

Please choose one of our links :

Bentuknya yang kecil dan praktis bikin sepeda lipat ini digandrungi. Hampir setiap rombongan pesepeda ada aja tuh 'nyelip' pegowes yang pakai sepeda lipat. CUma memang ada kelebihan dan kekurangan, itu wajar

Terus apa iya sepeda lipat nggak bisa ngebut? Jadi yang perlu diperhatikan buat settingan seli kesayangan lo itu dari segi komponennya bro. Kalau komponen dan setelannya pas, maka karakter sepeda mungil yang garang di aspal bisa kok lo dapetin.

Sepeda lipat yang katanya lambat bisa lo ubah jadi lebih kencang, ringan di tanjakan bahkan dipakai buat offroad. Rumusnya itu lo harus menghitung gear rationya, termasuk keliling ban, dan cadence. Buat yang belum tahu, cadence itu putaran pedal/ crank setiap 1 menit dengan satuan rpm. Yuk simak rumusnya.

[readalso url=21740]

Gear Ratio

Image source: pexels.com/@lum3n-44775

Sepeda lipat dengan multi gear kebanyakan nggak bikin gear ratio yang idel untuk menghasilkan kecepatan tinggi atau bisa melibas tanjakan. Jadi banyak orang kemudian meng-upgrade sprocket dan chain ring dengan ukuran yang lebih besar.

Maklum ketika gowes di jalan-jalan ibu kota bawaannya mau cepat terus. Nah biar ngebut itu biasanya chainring yang dipakai itu ukuran 50T ke atas seperti 52T, 54T, 56T, bahkan nih ya ada yang sampai 60T.

Sadara atau nggak chainring besar memang sangat membantu buat lo yang gowes cari kecepatan. Nah, kalao chainringnya sudah besar, putaran pedal bakal lebih berat, apalagi di tanjakan. Jadi kalau untuk jalan lurus bakal menguntungkan. Sementara tanjakan, mending tuntun aja deh bro. hehe.

Kalau mau ringan di tanjakan, ini hitungan rasionya bro. Jalur menanjak itu baiknya memakai ukuran chainring sekitar 30T sampai 40T.

Jangan lupa sama ukuran sprocket juga bro. Karena bisa berpengaruh juga. Sayangnya, sepeda lipat memiliki keterbatasan dalam pengaturan sprocket dan rear derailleur (RD). Sprocket dengan rentang yang lebih besar, membutuhkan rear derailleur yang lebih panjang. Untuk memakai sprocket dengan rentang yang besar, seperti 10-50T diperlukan derailleur yang lebih panjang yaitu yang long cage.

Contohnya, sepeda lipat 7 speed dengan ukuran chainring 52T dan sprocket 14-28T pasti bakal di-upgrade ke ukuran yang lebih besar agar lebih ringan menanjak gunung. Biasanya yang dipilih sprocket/cassette Megarange 14-34T.

[readalso url=21730]

Ukuran dan Lebar Roda

Image source: unsplash.com/@sjobjorn

Pakailah ban yang lebih sempit. Pemakaian ban yang lebar dengan kembang tapak tebal seperti sepeda gunung di jalan aspal membuat kayuhan lebih berat, walaupun mungkin terasa lebih nyaman. Intinya, jangan sampai jangan sampai memakai ban yang lebih sempit daripada lebar rim/velg.