Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

merokok

Mendaki adalah aktivitas yang disenangi banyak orang, oleh sebab itu nggak menutup kemungkinan lo akan mendaki dengan teman yang merupakan perokok aktif. Atau lo sendiri termasuk perokok aktif?

Well, dampak buruk merokok memang nggak main-main dan semua orang tahu soal ini. Tapi ancaman ini nggak terlalu berarti buat mereka yang sudah terlanjur kecanduan. Nah, salah satu dampak buruknya adalah kesulitan mengatur nafas karena zat-zat yang ada di dalam rokok seperti nicotine bisa mempengaruhi kerja paru-paru.

Dari paru-paru, oksigen akan masuk ke pembuluh darah dan jantung lalu dialirkan lagi ke seluruh tubuh. Saat mendaki, intensitas dan frekuensi proses ini meningkat tinggi. Itulah sebabnya, kalau lo mendaki sambil merokok sepanjang jalan, biasanya lo akan kesulitan mengatur nafas.

Penyebabnya karena kinerja kandungan dalam asap rokok mempengaruhi kinerja paru-paru. Meski begitu, sebagian orang nggak bisa berhenti merokok saat mendaki karena merasa mood nya lebih tinggi sehingga nggak cepat merasa lelah.

Selain itu, dengan merokok mereka juga bisa merasa lebih bersemangat. Padahal terlalu banyak merokok saat mendaki gunung justru bisa menimbulkan efek yang buruk. Terlebih saat mencapai ketinggian lebih dari 1.500 mdpl.

Di ketinggian ini kadar oksigen semakin rendah. Ketika lo merokok, paru-paru dan jantung bekerja lebih keras sehingga bisa menyebabkan beberapa gangguan. Misalnya seperti sesak nafas. Kalau di gunungnya ada belerang yang kadarnya lumayan tinggi, sesak nafas ini bisa jadi makin hebat, lho.

Lo harus ingat, mendaki gunung adalah kegiatan menyusuri jalan yang kadar oksigennya akan semakin tipis setelah berada di atas. Dalam keadaan ini, supply oksigen semakin menipis, dan paru-paru harus bekerja lebih keras. Kalau ditambah dengan merokok, bebannya jadi lebih berat lagi.

Berikut ini ada beberapa tips yang bisa lo perimbangkan jika lo adalah seorang perokok atau mempunyai teman yang merokok:

1. Hindari merokok di ketinggian lebih dari 1.500 mdpl

Image source: pexels.com/@amine-m-siouri

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kadar oksigen di ketinggian lebih dari 1.500 mdpl akan semakin menipis. Oleh karena itu, sebaiknya hindari merokok agar lo terhindari dari sesak nafas.

Sebenarnya batas ketinggian untuk berhenti merokok saat mendaki ada di ketinggian 2.700 mdpl. Namun nggak ada salahnya juga kalau lo mulai mengurangi jumlah rokok yang di hisap sejak awal. Kalau perlu nggak usah merokok selama mendaki.

2. Merokok saat beristirahat

Image source: unsplash.com/@christelle_silentwarrior

Kalau memang keinginan untuk merokok sudah nggak bisa lo lawan lagi, sebaiknya tunggu sampai waktu istirahat tiba. Jangan sampai dipaksakan karena akan membuat kerja paru-paru jadi semakin berat.

Selain itu, pastikan puntung rokoknya dibuang ke tempat sampah. Jangan sampai kegiatan merokok yang lo lakukan mengotori alam. Kalau lo mendaki di musim kemarau, pastikan bara dari rokok sudah padam sepenuhnya biar nggak memicu kebakaran. Biar lebih aman lagi, matikan puntung rokok dengan cara diinjak, untuk memastikan sudah mati.

Setelahnya, jangan lupa kumpulkan dan bawa sampah puntung rokok, dan buang di tempat sampah saat di bawah nanti. 

3. Merokok di tempat yang jarang terkena angin kencang

Image source: unsplash.com/@marcrafanell

Sebisa mungkin, cari tempat yang jarang terkena angin kencang saat lo mau merokok. Pasalnya angin tersebut bisa membawa abu rokok dan menyulut kebakaran. Ingat, pendaki yang baik akan selalu menjaga kebersihan dan nggak merusak alam.

4. Jangan merokok di dekat teman yang nggak merokok

Sebenarnya ini harus lo terapkan di mana saja, nggak cuma di gunung. Sebab asap rokok yang lo hembuskan bisa terhirup oleh orang lain. Orang-orang yang merokok secara tidak langsung (perokok pasif) faktanya bisa terkena dampak yang lebih buruk daripada perokok aktif.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Tips #Urban Action #Beginner #Hiking

Article Category : Tips

Article Date : 09/09/2022

Superadventure
Admin Adventure
Superadventure
Admin Adventure
Penulis artikel petualangan outdoor dan ekstrem yang bawain kisah mendaki tebing, arung jeram, sampai menjelajah jalur off-road. Buat gue, petualangan itu lebih dari sekadar jalan-jalan, ini soal uji mental dan fisik. Tiap cerita gue kemas biar Superfriends kebawa sensasinya. Gue pengen lo yang baca ngerasa termotivasi buat keluar dari zona nyaman. Kalau lo suka tantangan alam, artikel di sini bakal bikin lo pengen langsung berangkat.

Source:https://www.bromotravelindo.com/tips-bagi-pendaki-yang-merokok/#merokoklah_di_tempat_yang_jarang_terkena_angin_kencang_karena_angin_tersebut_dapat_membawa_abu_rokokmu_angin_memiliki_kecenderungan_membuat_abu_api_menjadi_membara

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Tips

5 Kesalahan Ketika Traveling Pakai Kendaraan Pribadi

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips

Ini Dia Penyebab dan Cara Mengatasi Serangan Panik Saat Naik Gunung

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips

Tips Memasak di Gunung yang Mudah untuk Dipraktikkan, Ketahui!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips

Ketahui Teknik Memanjat Bagi Pemula dan Tips Memilih Sepatu Climbing

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive