Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Wendi Putranto: Musik, Nongkrong, dan Lahirnya M Bloc Space

Di hadapan Wendi Putranto, musik adalah rangkaian cerita yang beranak cucu. Ia adalah kisah menahun yang dihidupi turun-temurun.

Kisah yang berakar dari musik itu terus berlanjut hingga belum lama ini menghadirkan sebuah ruang kreatif yang Wendi Putranto bangun bersama dengan sosok-sosok yang bergerak di bidang kreatif. Di bawah naungan PT Ruang Riang Milenial atau dikenal dengan nama M Bloc Space yang resmi meluncur pertama kali pada 26 September 2019.

M Bloc Space terdiri dari enam pendiri yang bergerak di bidang kreatif, mulai dari alm. Glenn Fredly, Handoko Hendroyono, Jacob Gatot Sura, Lance Mengong, Mario Sugianto dan Wendi Putranto sendiri. Wendi atau yang akrab disapa Wenzrawk itu mengemban jabatan sebagai Co-founder sekaligus Program Director M Bloc Space.

Jika dijabarkan secara umum, M Bloc Space adalah sebuah ruang kreatif publik hasil kolaborasi para tokoh kreatif di lintas bidang yang terletak di bangunan milik Peruri di Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan lahan seluas 6.500 meter persegi (m2).

Apa yang dilakukan Wendi Putranto sekaligus mengubah sebuah potret di salah satu sudut Ibu Kota. Dua tahun lalu, jika berjalan-jalan ke JL. Panglima Polim area kantor Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) dekat Blok M, kita akan mendapati bangunan-bangunan yang kondisinya miris: tak terawat, banyak belukar, hingga atap yang hampir roboh.

Pemandangan itu tak lagi terlihat di masa kiwari dan diubah menjadi kawasan rekreasi masyarakat yang sukses menjadi magnet kawula muda. Menariknya, tak ada satu bangunan pun yang dirobohkan, rumah-rumah dinas dan gudang peruri masih berdiri. Ia hanya diberikan fungsi baru yang relevan dengan kebutuhan saat ini.

M Bloc Space kini menjadi tempat nongkrong baru di daerah di Jakarta Selatan. Memiliki 17 gerai, mulai dari kuliner, fashion, musik, hobi, sampai budaya pop. Ada juga venue konser berkapasitas sampai 500 orang.

“M Bloc ingin menjadi creative hub mandiri yang dapat mengumpulkan para stakeholder lintas bidang kreatif dalam sebuah ekosistem yang inklusif untuk saling mengenal, berkolaborasi, dan berkegiatan. Visi ekonomi kreatif juga dikedepankan agar para seniman, kreator, artis dapat merasakan manfaat ekonomi dari karya mereka sendiri dan tidak bergantung dari donasi pendanaan pihak luar dalam berkarya,” kata Wendi Putranto kepada Merah Putih.

Wendi Putranto mengatakan, ide untuk M Bloc Space muncul dari seringnya ia dan para founder lain nongkrong dan ngobrol bareng. Karena itu, mereka menghadirkan compound space ini juga sebagai tempat nongkrong baru buat anak muda.

"Biar semua orang kreatif Jakarta ketemu di sini, munculin kolaborasi gila dari film, musik, arsitektur, sampai kuliner. (Pokoknya) tempat nongkrongnya kreator baru," ucap dia kepada kumparan.

Dengan usianya yang belum terhitung lama, M Bloc Space garapan Wendi Putranto dan kolega sudah sukses menghadirkan berbagai konser musik dari musisi-musisi kenamaan Tanah Air. Sebut saja di antaranya konser intimate Yura Yunita pada Januari 2020.

Tak sampai di situ, M Bloc Space juga pernah menjadi saksi dari pertunjukan mendiang Didi Kempot pada Februari 2020. Di sana, sosok yang disebut-sebut sebagai The Godfather of Broken Heart itu melangsungkan pertunjukan dengan tajuk Tresno Ambyar Didi Kempot Live in Concert.

Namun, perjalanan tidak selalu lancar tanpa hambatan bagi Wendi Putranto dan para pengelola M Bloc Space. Ketika nama tempat mereka sedang naik daun, pandemi COVID-19 justru melanda Indonesia yang bikin banyak kegiatan jadi terbatas.

Kendati begitu, bukan Wendi Putranto namanya jika tak bisa memutar otak mencari jalan. Selama masa pandemi, M Bloc mengakalinya dengan memindahkan program-program acara ke ranah daring (online), mulai dari talkshow, diskusi, workshop hingga konser virtual.

Pandemi sendiri memang belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda di Indonesia, namun Wendi Putranto selalu punya semangat untuk terus menghidupkan eksistensi M Bloc. Selain kesibukannya di sana, Wendi Putranto juga aktif dalam mengisi beberapa webinar bertemakan ekosistem musik hingga digital kreatif.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Wendi Putranto (@wenzrawk)

Wendi Putranto dan Kisah-kisah Jagat Musik

M Bloc Space adalah salah satu muara dari kesenangan Wendi Putranto akan dunia musik. Sebelum ke sana, Wendi Putranto sudah merasakan berbagai perwujudan dari definisi "kerja adalah passion".

Sudah mendengar musik-musik dari Black Sabbath, Deep Purple, hingga Led Zeppelin di usia 4-6 tahun, Wendi Putranto jatuh cinta kepada musik sejak dini. Kesukaan di dunia itu ia melanjutkan dengan mengambil jurusan jurnalistik di Universitas Prof Dr Moestopo.

Berbekal pengetahuan, Wendi Putranto menerbitkan majalah independen sendiri dengan nama Brainwashed pada 1996 untuk musik underground. Majalah ini adalah gerbang pembuka bagi Wendi Putranto untuk masuk ke dunia musik lebih dalam, lebih rinci.

Kemudian menjadi beberapa manager band, mulai dari Step Forward hingga The Upstairs. Ketika Wendi Putranto menjadi manajer The Upstairs pada 2003, ia berhasil melabungkan nama The Upstairs hingga ditawari bergabung dengan major label Warner Music dan menghasilkan album Energy yang rilis pada Maret 2006 serta mengantarkan band ini meraih penghargaan Best New Alternative Band dari AMI Awards.

Selama menjadi manajer The Upstairs, Wendi juga menjadi jurnalis musik di Rolling Stone Indonesia (RSI). Wendi memilih fokus dengan karier sebagai jurnalis musik hingga memutuskan keluar dari The Upstairs pada 2010. Namun, dinamika hidup membawanya pada kenyataan di mana RSI harus tutup pada 2017.

Tepat enam bulan sebelum RSI bubar, Wendi Putranto mendapat tawaran menjadi manajer Seringai pada pertengahan 2017. Sempat menolak dan dirayu sampai tujuh bulan lamanya, Wendi akhirnya menerima tawaran itu dengan tantangan menjadikan Seringai band keras yang bisa produktif.

Dari berbagai pengalaman di dunia musik dan industri kreatif, Wendi Putranto akhirnya menemukan muara lain yang lebih besar untuk menyentuh masyarakat dan pelaku industri kreatif lewat M Bloc Space.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Wendi Putranto # m bloc space # musik # kreatif # ruang kreatif # music entrepreneur

Article Category : Super Buzz

Article Date : 25/01/2021

Supermusic
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

5 Comments

Comment
nani maryani

nani maryani

23/06/2025 at 07:50 AM

Wendi Putranto akhirnya menemukan muara lain yang lebih besar untuk menyentuh masyarakat dan pelaku industri kreatif lewat M Bloc Space
Maoreen Lokito

Maoreen Lokito

23/06/2025 at 18:40 PM

Good
Jenial Trino

Jenial Trino

11/09/2025 at 13:48 PM

Belajarlah dari hari hari kemarin dan hiduplah untuk hari ini, lalu berharaplah untuk hari esok
Ramli Anwar

Ramli Anwar

11/09/2025 at 13:48 PM

Belajarlah dari hari hari kemarin dan hiduplah untuk hari ini, lalu berharaplah untuk hari esok
Lukman Hakim

Lukman Hakim

21/11/2025 at 19:15 PM

NiceArtikel
Other Related Article
image article
Super Buzz

The Dare Lepas Single Terbaru yang Berjudul Strangestreetfellows

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Tampil di Jepang, Isyana Sarasvati Akan Kolaborasi Bareng Mantan Gitaris Megadeth

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Milledenials Luncurkan Musik Video untuk Single Precious Me dan Feel Any Pain

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Break Out Day Fest Cirebon Berlangsung Super Seru!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive