Setelah sebelumnya tampil dalam acara Grab It Fast 2022, grup musik asal Bandung, The Changcuters, kembali menghibur para penggemarnya dengan meluncurkan video kolaborasi mainkan lagu versi akustik.
The Changcuters kembali membawakan lagu-lagu andalannya. Beberapa lagu di antaranya seperti Parampampam, Racun Dunia, I Love U Bibeh, dan Hijrah ke London. Namun, kali ini berbeda.
The Changcuters tidak membawakannya dalam format seperti di rekamannya, melainkan dalam versi akustik. Bedanya lagi, grup musik asal Bandung ini juga membawakan keempat lagu itu secara sambung-menyambung satu dengan lainnya alias medley.
Penampilan The Changcuters kali ini juga bukan di panggung konser terbuka seperti biasa. Mereka tampil di dalam sebuah ruangan. Uniknya lagi, band ini pun berkolaborasi dengan Indomusikgram Team yang ditayangkan dalam sesi PeTik (Perform Akustik) di channel YouTube Indomusikgram.
Medley lagu-lagu The Changcuters dimulai dari Parampampam yang dilanjutkan dengan Racun Dunia. Dalam frame yang berisi sembilan orang itu, mereka semua melanjutkannya dengan lagu I Love U Bibeh dan ditutup dengan hits Hijrah ke London. Semua lagu itu dinyanyikan bersama dengan ciamik dan sederhana.
Dalam video berdurasi 3 menit 46 detik itu, The Changcuters yang biasanya membawakan aksi panggung yang bikin gerah penonton justru tampil kalem. Mereka semua menyanyikan lagu-lagu tadi menggunakan gitar akustik, ukulele, jimbe, dan beberapa alat musik lainnya.
Uniknya lagi, The Changcuters yang beranggotakan Tria, Ala, Dipa, Erik, dan Qibil ini kompak mengenakan kostum yang seragam—sebagaimana ciri khas mereka selama ini—serta kacamata hitam.
Tria, frontman The Changcuters, mengatakan bahwa kolaborasi bandnya dengan tim Indomusikgram merupakan pengalaman baru yang seru. Menurutnya, proyek macam ini belum pernah dikerjakan oleh The Changcuters selama mereka berkarier di industri musik tanah air. Tria mengatakan, “Biasanya kita kalau kolaborasi lebih kaku, kalau ini tuh lebih flow.”
Simak sendiri keasyikan band ini membawakan lagu-lagu hitsnya dalam format akustik.
The Changcuters sendiri adalah sebuah grup musik garage rock asal Bandung. Grup musik ini dibentuk pada tanggal 19 September 2004. Formasi The Changcuters diisi oleh Mohammad Tria Ramadhani (vokalis), Muhammad Iqbal atau Qibil (backing vocal, gitaris), Arlanda Ghazali Langitan (gitaris), Dipa Nandastyra Hasibuan (bassis), dan Erick Nindyoastomo (drummer).
Berkarier musik selama 14 tahun terakhir, The Changcuter telah mencetak sekurang-kurangnya 7 album, termasuk belasan hingga puluhan materi untuk single, kompilasi, dan soundtrack. Mereka mencetak album pertama yang berjudul Mencoba Sukses pada tahun 2006.
Album itu kemudian diikuti album keduanya (repackaged) bertajuk Mencoba Sukses Kembali yang dirilis pada tahun 2008 yang semakin terkenal berkat hits seperti Racun Dunia, Hijrah ke London, dan I Love U Bibeh.
Album selanjutnya, yang ketiga, bertajuk Misteri Kalajengking Hitam dirilis pada tahun 2009 dengan sejumlah lagu-lagu yang lebih matang seperti Main Serong, Suka-suka, dan Senandung Pertemanan.
Pada 2010, The Changcuters masuk dalam album kompilasi The Masterpiece of Rinto Harahap dan membawakan salah satu masterpiece Rinto Harahap, Hey Hey Hey. Album kompilasi ini juga diisi oleh sejumlah penyanyi dan musisi tanah air.
Album keempatnya, Tugas Akhir, dirilis pada 2011. Kemudian pada 2013, The Changcuters kembali merilis album bertitel Visualis dan dilanjutkan dengan album Binauralis yang rilis pada tahun 2016. Sementara pada 2020 lalu, The Changcuter kembali melepas album penuhnya bertitel Loyalis.
The Changcuters sendiri juga telah membintangi sejumlah film. Berlima kompak bersama, Tria dan kawan-kawannya telah membintangi film The Tarix Jabrix, The Tarix Jabrix 2, The Tarix Jabrix 3, Mau Jadi Apa?, Slank Nggak Ada Matinya, hingga sebuah sitkom berjudul Stasiun Cinta.
The Changcuters sendiri bernaung di bawah label Sony Music Indonesia sejak awal debutnya pada 2008 hingga 2022. Tria dan kawan-kawannya menganggap berada di dalam Sony Music Indonesia bak belajar di dalam kampus dan kompak menyebut pengalaman yang tak terlupakan.
Namun pada Maret tahun ini, kontrak tersebut selesai. Band ini pun tengah mencari cara mereka untuk mengambil langkah selanjutnya setelah mengakhiri masa kontraknya. Di samping itu, para penggemar The Changcuters pun berharap bahwa mereka bisa berkarier dengan mandiri.
Secara umum, The Changcuters bergenre rock. mereka menamai aliran musik mereka "ala kita garasi rock n roll". The Changcuters sendiri memiliki gaya bermusik berupa campuran rock, garage rock, punk revival, indie pop, dan blues rock.
Intro dari lagu Racun Dunia misalnya, digambarkan oleh jurnalis Krins Putranto untuk Nu: B Magazine mirip dengan lagu Last Nite dari The Strokes, sementara lagu Main Serong mirip dengan lagu Juicebox.
Chris True dari AllMusic mencatat The Changcuters juga dipengaruhi beberapa band besar dunia seperti The Beatles, The Doors, Aerosmith, The Stone Roses, hingga Oasis. Soal style mereka yang nyentrik, Mariani Dewi dari The Jakarta Post pernah mengulas bahwa fashion The Changcuters memiliki gaya yang berbeda dengan mengenakan celana sangat ketat serta gaya rambut jadul. Penampilan masing-masing personil juga dicatat sebagai campuran dari The Hives dan The Rolling Stones.
Image source: https://www.instagram.com/thechangcuters/
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 16/06/2022
2 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Julia Margaret
21/11/2024 at 22:47 PM
Muhamad Saifudin
05/09/2025 at 21:29 PM