Menjadi salah satu bagian dalam pergerakan musik alternatif Inggris di tahun 1990-an, Primal Scream bisa dibilang merupakan salah satu band legendaris di industri musik Inggris Raya. Selayaknya legenda, pembuatan buku biografi merupakan salah satu langkah yang kerap kali dilakukan demi menjaga nama band atau musisi tetap hidup. Maka dari itu, tidak aneh rasanya jika Bobby Gillespie sebagai pencetus sekaligus motor dari Primal Scream mengumumkan bahwa dirinya akan segera merilis sebuah buku biografi dalam waktu dekat.
Di awal Maret, Bobby Gillespie selaku pentolan di dalam tubuh Primal Scream dan sempat jadi bagian dari The Jesus and Mary Chain mengumumkan bahwa dirinya akan segera merilis sebuah buku memoar berjudul Tenement Kid. Buku memoar yang ditulis oleh Bobby Gillespie ini akan menceritakan masa kecil hingga remaja dari pendiri Primal Scream tersebut, sekaligus juga menceritakan tentang perubahan pandangan yang dialaminya sejak meninggalkan ideologi Thatcherism. Dalam buku yang ditulis oleh pendiri Primal Scream ini, Bobby Gillespie juga akan mengungkapkan perkenalan pertama yang dialaminya dengan genre musik acid house.
Dalam pengumuman resmi terkait buku memoarnya, Bobby Gillespie menyatakan bahwa buku Tenement Kid ini ditulis dalam 4 bagian. Empat bagian tersebut akan membahas tentang masa kecil dan remajanya, lalu perjalanan kariernya sebagai seorang penikmat musik dan penggiat skena, serta menjelaskan tentang hubungan Primal Scream sebagai salah satu band inovatif di dekade 1990-an dan hubungan dengan bandnya bersama Creation Records. Bobby Gillespie mengakui bahwa di awal tahun 2020 lalu, dirinya sudah memiliki rencana kreatif dalam perjalanan kariernya. Namun, saat itu vokalis di dalam tubuh Primal Scream tersebut enggan dan sudah merasa lelah merilis album. Bobby Gillespie menginginkan hal lain yang diproyeksikan sebagai warisan kreatifnya di masa depan nanti. Akhirnya mulai di musim panas 2020, vokalis Primal Scream tersebut memutuskan untuk menulis buku memoarnya. Sejak musim panas hingga musim dingin 2020, secara konsisten Bobby Gillespie menulis buku tentang dirinya sendiri. Saat ini, buku yang ditulis oleh pencetus Primal Scream tersebut sedang masuk di tahap akhir produksi dan akan segera dirilis pada bulan Oktober mendatang.
Tentu saja, buku yang ditulis oleh Bobby Gillespie ini akan lebih membuat para penggemar dirinya secara pribadi maupun penggemar Primal Scream mengenal sang musisi lebih dalam. Sedikit sejarah, Primal Scream dibentuk oleh Bobby Gillespie di tahun 1982, satu tahun sebelum The Jesus and Mary Chain terbentuk. Bobby Gillespie mendirikan Primal Scream bersama teman sekolahnya yaitu Jim Beattie. Awalnya, kedua musisi yang membentuk Primal Scream tersebut mencoba untuk membuat band experimental. Namun, lambat laun Primal Scream pun mulai terinspirasi oleh musik dari The Velvet Underground serta The Byrds. Di tahun 1984, Primal Scream mulai merekam materi-materi yang mereka buat di masa-masa awal pembentukan band tersebut. Kala itu, Bobby Gillespie harus berbagi peran untuk menjadi pemain drum di dalam The Jesus and Mary Chain serta jadi otak bagi Primal Scream.
Di awal perjalanan kariernya, Primal Scream terbilang cukup sulit untuk beroperasi secara maksimal. Oleh karena itu, di tahun 1986, Bobby Gillespie memilih untuk keluar dari The Jesus and Mary Chain untuk fokus membangun Primal Scream sesuai konsep dan keinginannya bersama Jim Beattie. Kembali fokus dalam mengelola Primal Scream, Bobby Gillespie mengundang Andrew Innes untuk mengisi posisi pemain gitar. Kerja sama tersebut terbukti menghadirkan harmoni yang dibutuhkan di dalam tubuh Primal Scream. Selanjutnya, di tahun 1987. Primal Scream pun resmi merilis album perdana mereka berjudul Sonic Flower Groove. Namun sayang, percobaan perdana yang dilakukan oleh Primal Scream melalui albumnya dianggap masih belum berhasil. Akhirnya, Jim Beattie pun memutuskan hengkang dari Primal Scream. Bobby Gillespie bersama Andrew Innes melanjutkan Primal Scream dengan dukungan dari Phillip "Toby" Tomanov dan Robert "Throb" Young sekaligus juga memindahkan pusat domisili mereka dari Skotlandia menuju Inggris.
Dua tahun setelah album perdananya, Primal Scream pun kembali mencoba menghentakkan langkah mereka di skena musik rock Inggris dengan merilis album kedua dengan nuansa rock yang lebih gahar. Sayangnya album kedua tersebut malah mendapatkan atensi yang kurang baik, bahkan dibandingkan dengan album pertamanya. Beberapa media musik mengatakan bahwa lagu-lagu yang tersaji dalam album kedua tersebut terdengar membingungkan tanpa ada dasar konsep musik yang jelas.
Setelah mendapatkan kritik yang cukup keras dari berbagai macam pihak, Bobby Gillespie mulai mencari formula lain untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Primal Scream. Bobby Gillespie pun akhirnya memilih untuk menggeluti skena musik acid house dalam mencari potongan puzzle yang dibutuhkan dalam menyempurnakan musik Primal Scream. Diakui Bobby Gillespie bahwa dirinya sudah mengenal skena acid house sejak tahun 1988. Dirinya cukup kagum dengan skena tersebut tapi selalu merasa apa yang ditawarkan pada skena acid house bukanlah hal yang dirinya cari. Namun suatu ketika, Bobby Gillespie bersama Primal Scream bertemu dengan DJ Andrew Weatherall dalam sebuah pesta. Sang DJ memberikan hasil remix dari salah satu lagu di album kedua Primal Scream. Kagum dengan hasil remix yang diberikan, Bobby Gillespie pun akhirnya memiliki ide untuk mengadopsi elemen acid house ke dalam proyek album Primal Scream selanjutnya. Andrew Weatherall pun diundang oleh Bobby Gillespie untuk menjadi salah satu produser dalam proses produksi album terbaik dalam sejarah Primal Scream, yaitu Screamadelica yang rilis di tahun 1991.
Image courtesy of Bahadir Aydin / Shutterstock
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 30/03/2021
37 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Riani El
24/11/2024 at 21:36 PM
Mulyanto Mulyanto
04/02/2025 at 05:08 AM
Mulyanto Mulyanto
04/02/2025 at 05:13 AM
Mulyanto Mulyanto
04/02/2025 at 05:18 AM
Wahyu Hardi
04/02/2025 at 05:21 AM
ERYANA OKTAVIA
04/02/2025 at 05:21 AM
Imam Wahyudi Hidayatullah
04/02/2025 at 05:21 AM
ERYANA OKTAVIA
04/02/2025 at 05:23 AM
Wahyu Hardi
04/02/2025 at 05:24 AM
Imam Wahyudi Hidayatullah
04/02/2025 at 05:24 AM
Dwi Septiani
04/02/2025 at 05:26 AM
Sri Wulandari
04/02/2025 at 05:29 AM
Jenial Trino
04/02/2025 at 05:29 AM
Fitri Hasanah
04/02/2025 at 05:30 AM
Suratmi Suratmi
04/02/2025 at 05:35 AM
Murni Chania
04/02/2025 at 05:37 AM
I'in Putri Sosiallina
04/02/2025 at 05:39 AM
Murni Chania
04/02/2025 at 05:39 AM
Arnedi Arnedi
04/02/2025 at 05:40 AM
Imam Muslim
04/02/2025 at 05:45 AM
Fiktor Hasan
04/02/2025 at 05:48 AM
Dede Kurniawan
04/02/2025 at 05:48 AM
Upit Sarimana
04/02/2025 at 05:48 AM
Fiktor Hasan
04/02/2025 at 05:52 AM
Dede Kurniawan
04/02/2025 at 05:52 AM
Upit Sarimana
04/02/2025 at 05:52 AM
Hadi Wijaya
04/02/2025 at 05:56 AM
Dede Kurniawan
04/02/2025 at 06:07 AM
Ramli Anwar
04/02/2025 at 06:20 AM
Desi Junata
04/02/2025 at 06:21 AM
Dede Kurniawan
04/02/2025 at 06:23 AM
Desi Junata
04/02/2025 at 06:25 AM
Kasmini Kasmini
04/02/2025 at 07:26 AM
Kasmini Kasmini
04/02/2025 at 07:28 AM
pujanadi
10/04/2025 at 10:05 AM
RAHARDJO TEONOVI
27/04/2025 at 22:08 PM
adji Noor
11/06/2025 at 07:48 AM