Pandemi COVID-19 melemahkan berbagai macam sektor kehidupan, termasuk juga di dalamnya industri musik. Baik skala regional, nasional, hingga internasional merasakan betul dampak dari pandemi yang sudah berjalan lebih dari satu tahun terakhir ini.
Pilar-pilar yang menopang dan bertopang di industri musik jelas merasakan dampaknya. Ada yang kehilangan pekerjaan, ada yang kehilangan momentum, kehilangan penonton, kehilangan panggung, yang pada intinya adalah kehilangan lahan pekerjaan mereka.
Berbagai adaptasi sudah coba dilakukan, percobaan ini itu diterapkan untuk menemukan jalan keluar. Meski berbentuk tak sama, langkah ini harus diyakini oleh seluruh elemen industri musik sebagai langkah alternatif, diharapkan sementara, untuk bertahan selama pandemi. Konser atau festival musik menjadi salah satu sektor yang harus beradaptasi.
Festival musik yang besar dan telah lama berlangsung pun harus tunduk pada pandemi, salah satunya Rock am Ring and Rock im Park.
Berbicara soal festival ini, sejarah panjang mengiringi perjalanan Rock am Ring and Rock im Park. The Rock am Ring (Bahan Jermanfor "Rock at the Ring") and Rock im Park ("Rock in the Park") dalam dua festival musik rock serentak yang diadakan setiap tahun. Rock am Ring berlangsung di trek balap Nürburgring, Rock im Park berlangsung di Zeppelinfeld di Nuremberg.
Sebelum digelar setiap tahun, festival musik yang diinisiasi oleh promotor musik kawakan asal Jerman, Marek Lieberberg, pertama kali digelar pada 1985. Awalnya, festival musik Rock am Ring digelar untuk merayakan peresmian pembangunan sirkuit balapan Nurburgring.
Festival yang awalnya hanya dimaksudkan sebagai hiburan dari acara olahraga itu justru menuai kesuksesan komersial. Diperkirakan ketika pertama digelar pada 1985 itu, Rock am Ring menarik 75 ribu penonton. Acara ini kemudian diputuskan untuk menjadi konser tahunan. Namun, setelah penurunan jumlah pengunjung untuk acara 1988, festival tersebut ditunda selama dua tahun.
Pada tahun 1991, festival ini kembali dengan konsep baru: selain menampilkan artis-artis ternama, event organizer menghadirkan band-band baru yang kurang dikenal ke publik.
Pada tahun 1993, satu festival musik lainnya yang dijalankan oleh Marek Lieberberg, Rock im Park, berlangsung untuk pertama kalinya di Wina, Austria. Berbeda dengan Rock am Ring, venue dari Rock im Park selalu berpindah-pindah di beberapa tahun awal penyelenggaraanya.
Setelah dari Wina, Rock im Park pindah ke bekas bandara di Munich-Riem pada 1994, kemudian pindah ke Olympiastadion Munich untuk edisi 1995 hingga 1996. 1997 Rock im Park pindah ke Nuremberg Frankenstadion. Di sini festival tersebut diadakan cukup lama, hingga pada 2004 stadion itu direnovasi untuk gelaran Piala Dunia 2006 di Jerman.
Oleh karena itu Rock im Park pindah lokasi ke Zeppelinfeld, Nuremberg sejak 2004 hingga edisi terakhir di tahun 2019. Namun, pernah di tahun 2006 festival Rock im Park digelar di Luitpoldarena.
Pernah terjadi hal unik dari festival Rock im Park. Penonton yang hadir di festival tersebut dijadikan bahan eksperimen. Ya, percobaan sains untuk menguji efek getaran dari orang-orang yang melompat secara bersamaan. Jelas melompat bisa menjadi fragmen yang sering terlihat di festival musik rock macam ini.
Di lain sisi, setelah Rock am Ring secara konsisten berjalan selama 29 edisi di Sirkuit Nurburgring, festival ini mesti mencari venue baru setelah pengelola dan pemilik baru dari sirkuit Nurburgring tak melanjutkan kontrak penyelenggaraan festival musik ini.
Meski kehilangan tempat ikonis sebagai venue pertama diselenggarakannya festival, Marek Lieberberg tak menyerah untuk tetap mengadakan Rock am Ring. Ia putar otak dengan memindahkan lokasi festival ke Mendig Air Base untuk dua edisi, 2015 dan 2016. Setelah dua tahun "terpaksa" pindah, Lieberberg berhasil membawa kembali Rock am Ring ke Sirkuit Nurburgring pada 2017.
Akan tetapi, perjalanan sulit selama rentang 2015-2017 tak cuma soal venue, Mark Lieberberg dan festival musiknya menghadapi berbagai tantangan. Ambil contoh pada 2015 dan 2016, sebelum Rock am Ring dimulai hujan badai dan sambaran petir menyambar. Kemudian di tahun 2017, terjadi evakuasi penonton sebagai respons pemerintah dan penyelenggara atas ancaman teror.
Pelangi datang setelah badai. Ini juga terjadi kepada Rock am Ring/Rock im Park 2018. Setelah tiga edisi sebelumnya yang penuh tantangan, di edisi itu perayaan besar-besaran terjadi dengan bintang tamu ternama di skena musik cadas macam Thirty Seconds to Mars, Muse, Gorillaz and Foo Fighters, Marilyn Manson, Snow Patrol, Bullet for My Valentine, Alt-J, Stone Sour, hingga Avenged Sevenfold.
Pandemi kini menjadi tantangan selanjutnya yang sedang dihadapi oleh Marek Lieberberg dan festival musik garapannya. Mereka terpaksa tak menggelar festival tahunan ini di 2020 hingga 2021.
Namun, kini saatnya para penikmat musik rock di seluruh dunia untuk mempersiapkan diri karena Rock am Ring dan Rock im Park sudah memastikan diri bakal kembali bergulir pada 3-5 Juni 2022. Untuk line-up tak perlu diragukan lagi, festival ini selalu konsisten menghadirkan nama besar dan lintas generasi.
Band-band macam Green Day, Muse, Volbeat, Weezer, You Me At Six, The Offspring, Stick To Your Guns, Kodaline, Black Veil Brides, Fever 333, hingga Spiritbox akan menghiasi panggung-panggung dari Rock am Ring di tahun depan.
Image source: Rock am Ring/Instagram
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 24/07/2021
4 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
adji Noor
14/03/2025 at 07:54 AM
NURHANDANY DANY
27/06/2025 at 16:19 PM
Alriz .
14/09/2025 at 12:24 PM
Brawijaya Hutabarat
09/11/2025 at 07:36 AM