Reuni memang selalu menghadirkan kisah romansa yang rasanya ingin terus dilanjutkan untuk mengingat indah masa lampau, begitu juga yang kini sedang terjadi pada band veteran Indonesia, The Hours of Silence.
Cerita reuni mereka berlanjut dengan merilis single baru berjudul "Headlong Journey (Quarantine)" kepada para pendengar. Ini merupakan lanjutan dari single "Silence Remain" yang sudah mereka lepas pada awal tahun 2022 sebagai "perkenalan kembali" di industri musik Tanah Air.
Lagu yang dilepas pada 10 November 2022 ini dirilis di berbagai platform musik digital. Grup musik yang digawangi Yuka D. Narendra, Anda Perdana, Quiddo Jozal, dan Rendi Khrisna, The Hours of Silence, membuat lagu "Headlong Journey (Quarantine) sebagai hasil dari kontemplasi di tengah karantina akibat pandemi.
Lagu ini bercerita tentang bagaimana manusia menyikapi terjadinya sebuah disrupsi besar di dunia seperti Maut Hitam di Eropa abad pertengahan, Flu Spanyol pada awal abad ke-20, dan COVID-19 yang melanda dunia dalam dua setengah tahun terakhir.
“Lagu ini merefleksikan perjalanan peradaban manusia, sekaligus mempertanyakan banyak hal. Apakah ini pertanda dari perubahan peradaban? Akankah kita keluar dari situasi ini? Bagaimanakah masa depan umat manusia kelak? Apa yang harus kita lakukan setelah ini? Dan yang terpenting, akankah kita belajar sesuatu dari peristiwa penting di abad ini?” kata Yuka sang vokalis sekaligus penulis lirik.
Sebagai band yang besar di era 90-an, musik yang diusung oleh The Hours of Silence ini masih kental dengan nuansa alt rock ala akhir ’80-an dan awal ’90-an. Kali ini, musiknya digubah oleh Rendi dan dibantu oleh musisi sekaligus sesama alumni PL, yakni Dave Lumenta pada kibor, synthesizer serta Leonardo Ringo pada vokal latar.
Meski masih dengan nuansa lawas, The Hours of Silence terdengar seperti band dengan kematangan yang sesuai usia para personelnya namun disertai energi selayaknya sekumpulan pemuda yang untuk pertama kalinya merasakan euforia bermain musik dengan teman-teman yang satu frekuensi.
“Headlong Journey (Quarantine)” juga menegaskan bahwa kembalinya The Hours of Silence setelah vakum 23 tahun bukan sekadar ajang nostalgia bagi Yuka, Anda dan Quiddo, yang pada era kejayaan THOS di masa SMA dulu sempat menjual 500 kopi kaset berisi dua lagu orisinal. Kembalinya mereka pun–dengan mengajak Rendi, teman seangkatan mereka di PL, untuk melengkapi formasinya–pada awalnya sekadar untuk tampil di reuni akbar sekaligus ulang tahun ke-50 almamater," tambah Yuka.
Selain menghadirkan musik baru lagi, kembali berkumpulnya dan aktifnya The Hours of Silence setelah vakum selama 23 tahun, merupakan wadah untuk menuangkan pengalaman tak ternilai yang mereka dapatkan dari perjalanan dan karier bermusik masing-masing.
Seperti yang diketahui, masing-masing dari personel The Hours of Silence telah menjelma sebagai sosok-sosok yang berbeda selama mereka berpisah. Yuka sebagai produser beragam artis seperti Sketsa dan Voice of Baceprot, Anda sebagai gitaris dan vokalis grup Bunga yang kemudian berkarier solo dan membentuk duo Matajiwa, Rendi sebagai anggota kuartet pop rock Bragi.
Adapun, lagu Headlong Journey (Quarantine) ini merupakan karya kedua dari The Hours of Silence sejak memutuskan untuk menghidupkan lagi band yang pertama kali dibentuk di tahun 1990 ketika mereka masih menjadi siswa SMA Pangudi Luhur, Jakarta.
Para penikmat musik boleh saja melihat The Hours of Silence sebagai band baru dengan single Silence Remain. Meski kenyataannya band ini sudah eksis dan mencapai status cult sejak tiga dekade lalu terutama lewat lagu Silence Remain yang ternyata sudah tercipta dan dimainkan sejak 1991.
"Formasinya saat itu adalah gue (vokal dan gitar), Anda (gitar), Quiddo (drums), Therry (keyboard) dan Gandhi (bass)," kata Yuka, dikutip Kureta pada Rabu, 30 Maret 2022.
"Nama The Hours Of Silence datang beberapa minggu kemudian. Gue yang mengusulkan ke teman-teman. Idenya sih lupa dari mana, tapi sejak lama gue selalu kepingin punya nama band yang panjang," tutur dia.
Mengawali panggung pertama di PL Fair ’90, selanjutnya THOS wara-wiri di berbagai pensi sekolah di era itu. Mereka juga sempat mengikuti Jubantara 91, sebuah kejuaraan bergengsi untuk band antar-SMA yang acaranya diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta. Akhir Februari 1991, THOS masuk studio rekaman dan merekam dua buah lagu yang kemudian mereka edarkan dalam format kaset.
Pada Desember 1991, THOS masuk studio rekaman lagi untuk merekam tiga lagu, yakni Silence Remain, Stand Up dan White Song. Sayangnya, ketiga lagu tersebut tidak pernah sempat rilis. Hilang begitu saja sebagai demo. Seiring perjalanan, nama THOS sendiri pun mulai redup usai mereka lulus SMA.
Pada tahun 2015, The Hours of Silence kembali reuni dalam rangka reuni akbar ke-50 dari SMA mereka. Karena aspirasi dari teman-teman seangkatannya, mereka akhirnya muncul kembali untuk manggung di reuni tersebut dan menjadi cikal bakal lahirnya lagi mereka melalui single-single baru.
Image source: https://www.instagram.com/p/Cjr9dj9rdCt/
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 11/12/2022
10 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
O Heni
25/12/2024 at 23:27 PM
Andriyan Yan
12/02/2025 at 15:14 PM
AKHMAT KHUDDORI
19/02/2025 at 14:02 PM
Desy Osmon
01/03/2025 at 23:03 PM
Muhamad Saifudin
02/04/2025 at 20:51 PM
Agus Sungkawa
23/05/2025 at 12:38 PM
zakief Nazmudin
24/05/2025 at 11:01 AM
GUGUS INDRA WICAKSONO
18/06/2025 at 13:30 PM
Heri Suprapto
04/07/2025 at 09:06 AM
Trisna Oen
22/07/2025 at 00:04 AM