Beruang terbakar, sepasang pria dan wanita dalam keadaan depresi, serta tempat tidur bayi. Hal-hal barusan jadi sentral utama metafora yang Lamb of God tampilkan dalam video klip terbaru untuk lagu “Embers”. Penonton bisa menginterpretasikan kisah yang Lamb of God coba sampaikan lewat video klip ini, namun ternyata gitaris Mark Morton punya pesan utama yang ia sisipkan. Baik lagu maupun video klip ini merupakan kenangan pahit yang pernah ia lalui bersama kekasih yang kini menjadi istrinya. Tidak, ini bukan tentang kisah asmara, jelas Lamb of God punya hal lebih penting untuk diangkat ke dalam sebuah lirik.
Ketika merilis video klip “Embers” untuk pertama kalinya, mereka melontarkan pernyataan kurang jelas soal cerita personal di balik video klip ini. Ketidakjelasan ini akhirnya diluruskan dengan sebuah essay yang Morton tulis dan dirilis oleh Noisey. Selama menulis album VII: Sturm und Drang, Morton baru saja pulih dari masa-masa sulit dengan keluarganya. Sebelumnya ia melalui masa berkabung dan kehilangan yang cukup panjang karena kehilangan anak pertamanya, Madalyn Grace Morton.
“Seseorang tidak bisa ‘sembuh’ dari kehilangan seorang anak. Kita tidak bisa berhenti memikirkannya, tapi waktu berlalu. Pengalaman baru membuat jarak antara apa yang terjadi sekarang dan apa yang telah terjadi. Tapi tetap, trauma kehilangan anak meninggalkan luka dalam,” cetus Morton dalam essay. “Orang yang kita harap tetap ada untuk kita menghilang. Orang yang tidak begitu kita kenal mengekang kita. Hubungan akan retak di bawah tekanan seperti ini. Masa berkabung mengubah seseorang. Setahun setelah Madalyn meninggal, saya dan istri saya dikaruniai bayi perempuan yang sehat. Ia cahaya untuk hidup kami”.
Merasa bersyukur bisa sembuh dari luka yang telah lama ia miliki, Morton akhirnya membuat lagu yang kini berjudul “Embers”. Ia ambil andil dalam penulisan verse dan chorus pada lagu ini, sementara bagian outro ditulis oleh Randy Blythe. “Untuk saya, ‘Embers’ adalah lagu tentang harapan. Ini tentang bergantung pada serpihan cahaya terakhir yang ada dalam hidup kita dan tidak menyerah. Ini tentang mempercayai bahwa cinta memunculkan keputusasaan. Di atas semua itu, ini semua tentang memaafkan diri sendiri”.
Foto: metalinjection.net
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 11/08/2016
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :