Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

koplowave-koplo millennial

Musik dangdut koplo itu sudah lama hidup dalam masyarakat Indonesia. Namun, dangdut koplo kerap memiliki stigma negatif di telinga pecinta musik, terutama bagi mereka yang muda. Dewasa ini, kedudukannya sudah cukup berubah. Koplo tak lagi di-“anak-haramkan” sebagaimana jadinya dulu. Sekarang ia telah menjadi sebuah alternatif yang diminati banyak orang, yang muda sekalipun.

Kenapa bisa begitu? Mungkin karena beberapa sosok yang mengemas ulang musik, kultur, dan budaya koplo terhadap apa yang menjadi asupan sehari-hari pegiat musik era sekarang. Embel-embel “versi koplo” dalam sebuah judul lagu jadi sering nampak, padahal—sama seperti koplo sendiri—hal tersebut pun sudah lama ada di Indonesia. Namun, “versi koplo” untuk lagu-lagu indie kenamaan, top 40, atau apapun itu; semuanya baru.

Darinya, tumbuh kecintaan terhadap budaya lokal yang dulunya dihindari ini. Sekarang, muda-mudi tak lagi memandang musik tersebut dengan stigma negatif yang dulunya sempat melekat. Jauh dari itu, aksi-aksi musisi “koplo zaman sekarang” bahkan selalu ramai menjaring massa. Mainnya pun bisa di mana saja; di klab malam, bar/cafe, hingga panggung festival.

Lantas, siapa saja sih sosok-sosok yang mengibari bendera koplo sekarang ini? Dalam tulisan ini, SUPERMUSIC akan membahas tuntas tiga nama yang ikut membesarkan koplo ke anak muda, sembari membesarkan nama mereka darinya. Selengkapnya, baca di bawah!

***

1. Feel Koplo

Yang satu ini tentu kalian pernah dengar. Jangankan sebatas dengar, pasti banyak dari kalian yang sudah pernah menyimak penampilan seru mereka, bukan? Sebagai salah satu pelopor kembalinya koplo menjadi tren, Feel Koplo adalah duo Maulfi Ikhsan dan Tendi Ahmad yang maju sebagai “pemandu lagu”, menyugguhkan musik-musik favorit dengan twist mereka sendiri. Ya, rendisi versi koplo adalah spesialisasi mereka, dan yang kena tritmen spesial dari Feel Koplo adalah lagu-lagu indie favorit kalian.

Mengemas ulang lagu-lagu indie menjadi versi koplo terbukti merupakan resep yang pas. Terbukti, mereka seperti mengepalai sebuah pesta bermodel baru. Remaja-remaja, dengan segala setelan “indie” berjoget lepas dengan jempol yang mengacung—dimana lagi kalian bisa melihat pemandangan seperti ini selain di aksi-aksi Feel Koplo?

Berbekal DJ set, keduanya bak menjajah selera musik para pendengarnya, menyebarkan virus koplo yanng infectious, lalu membuat semua berjoget. Tak ada yang aman dari sentuhan mereka. Waspadalah, lengah sedikit, maka kalian akan joget!2. Club Dangdut Racun

Sama dengan Feel Koplo, Club Dangdut Racun juga berasal dari Bandung. Apa yang mereka tawarkan pun tak jauh berbeda: Menggarap lagu-lagu kenamaan menjadi ala dangdut. Meski begitu, perbedaan mungkin nampak dalam pilihan lagu yang mereka lepaskan.

Jika Feel Koplo menggubah versi dangdut dari musik-musik indie, Club Dangdut Racun memilih yang lebih populer—Top 40, sebut saja. Lagu-lagu barat juga lebih disorot. Jorja Smith dengan “On My Mind” yang diubah menjadi “Di Dalam Pikiranku”, atau “Best Part”-nya Daniel Caesar, hingga “A Whole New World” milik Aladin—tangan dingin Heri dan Ronie menggarap semua itu menjadi dangdut yang joget-worthy!

Coba kulik akun Soundcloud mereka dan cicipi sederet edit dangdut yang mereka tawarkan melaluinya. Cek juga beberapa cover art-nya yang jenaka.3. Prontaxan

Kalau dua sebelumnya dangdut koplo, ketika membahas Prontaxan maka kita harus naik satu langkah lebih “kencang.” Sebenarnya, formatnya pun sama, mereka bermain dengan lagu-lagu yang sudah biasa ada, beredar, dan didengar banyak orang. Yang membedakan justru subgenre-nya.

Tidak lagi sebatas koplo, Prontaxan menyugguhkan tritmen yang lebih galak ketimbang dangdut koplo. Apa itu? Funkot alias funky kota. Kuartet yang diisi oleh Uji Hahan, Yahya Dwi Kurniawan, Egha, dan Lana Pranaya hadir untuk memerangi stigma negatif yang hadir kepada musik funkot—stigma yang tidak jauh berbeda dengan koplo, pada dasarnya. Guna menjembatani dan merajut jarak nyata yang hadir antara para pecinta musik indie (atau elektronik) dengan funkot; Prontaxan membelot, meramu ulang komposisi-komposisi kesayangan rakyat indie dengan format funkot yang lebih menggoda jogetan.

Suka atau tidak suka? Rakyat indie bisa apa? Mengutip wawancaranya denganVice Indonesia, Prontaxan menyatakan, “Kami melihat di beberapa gig, musik itu seperti ada kelas sosialnya. Kayak techno itu orang-orang kaya, sementara funkot sama dangdut pinggiran. Musik Prontaxan itu [agendanya] gimana caranya biar status sosial itu dikaburkan, menghapus eksklusivitas di lantai dansa.”

***

Mana grup-grup "koplowave" yang kalian gemari? Adakah yang tidak masuk ke dalam daftar ini? Coba suarakan pendapat kalian di kolom komentar yang tersedia, ya! Selebihnya, jogetin aja—jangan dilawan!

ARTICLE TERKINI

Tags:

#koplo #dangdut #funkot #musik indie #indie #feel koplo #club dangdut racun #prontaxan

Article Category : Super Buzz

Article Date : 16/12/2019

Supermusic
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

11 Comments

Comment
Ericka Adelia

Ericka Adelia

23/02/2025 at 16:42 PM

Nice
pujanadi

pujanadi

01/03/2025 at 21:33 PM

Funkot alias funky kota
Panji Nugraha

Panji Nugraha

04/03/2025 at 16:10 PM

#INIRASANYASUPER
Alriz .

Alriz .

07/05/2025 at 19:46 PM

Keren abis
INTAN FINDIA ANGGRAINI

INTAN FINDIA ANGGRAINI

29/06/2025 at 00:23 AM

Koplowave: Fenomena Musik Masa Kini Dibungkus 'Koplo'
Brawijaya Hutabarat

Brawijaya Hutabarat

15/07/2025 at 12:21 PM

Coll
Trisna Oen

Trisna Oen

17/07/2025 at 23:56 PM

lagu-lagu indie
Nicolas Filbert Tandun

Nicolas Filbert Tandun

20/07/2025 at 11:03 AM

.
Julia Margaret

Julia Margaret

20/07/2025 at 15:33 PM

.
Asrofi A. Munandar

Asrofi A. Munandar

21/07/2025 at 23:10 PM

Noted
AyuRL Ningtyas

AyuRL Ningtyas

23/09/2025 at 14:00 PM

Other Related Article
image article
Super Buzz

The Dare Lepas Single Terbaru yang Berjudul Strangestreetfellows

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Tampil di Jepang, Isyana Sarasvati Akan Kolaborasi Bareng Mantan Gitaris Megadeth

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Milledenials Luncurkan Musik Video untuk Single Precious Me dan Feel Any Pain

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Break Out Day Fest Cirebon Berlangsung Super Seru!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive