Planetarium merupakan sebuah album dari Jirapah yang pernah mereka rilis di tahun 2019 lalu dan di tahun ini, band yang beranggotakan Ken Jenie, Mar Galo, Yudhis Tira, dan Nico Gozali ini baru saja merilis kembali album tersebut namun dalam versi yang berbeda. Jirapah merilis Re: Planetarium pada akhir November lalu. Melalui rilisan terakhirnya ini, Jirapah ingin menggubah, sekaligus memaknai ulang lagi dari lagu-lagu yang telah mereka ciptakan sebelumnya yang bercerita tentang terbentuknya hingga berakhirnya alam semesta.
Dalam menggubah dan memaknai ulang lagu-lagu yang sempat masuk ke dalam album Planetarium di tahun lalu, Jirapah menghadirkan konsep kolaborasi untuk diaplikasikan ke dalam proyek Re: Planetarium ini. Untuk proyek Re: Planetarium, Jirapah melakukan kolaborasi bersama Cholil Mahmud dari Efek Rumah Kaca dan Tomy Herseta. Dalam proyek ini, Jirapah juga mengajak Natasha Gabriella Tontey dan beberapa penulis musik lainnya untuk merepresentasikan kembali makna yang mereka dapat dari kumpulan lagu di dalam album Planetarium. Representasi ulang ini hadir baik dalam aspek musikal dan visual.
Jirapah menyatakan bahwa ide kolaborasi mereka bersama Cholil Mahmud berawal dari pertemuan mereka di panggung Joyland Festival 2019. Di panggung tersebut, Jirapah mengajak Cholil Mahmud dari Efek Rumah Kaca untuk menyanyikan lagu Planetarium di atas panggung tersebut. Jirapah menganggap penampilan Cholil Mahmud kala itu menawarkan emosi yang cocok dengan karakteristik vokal yang dimiliki oleh vokalis dan gitaris di dalam tubuh Efek Rumah Kaca tersebut. Cholil Mahmud mengakui bahwa dirinya menikmati untuk menyanyikan serta ikut serta dalam proyek Re: Planetarium.
Konsep kolaborasi keduanya tersebut akhirnya berkembang menjadi proyek kolaborasi antar disiplin dari musik dan seni visual. Demi memuluskan perjalanan proyek tersebut, Jirapah melanjutkan proses Re: Planetarium dengan mengundang beberapa penulis musik tambahan, sekaligus Tomy Herseta selaku produser musik dan Natasha Gabriella Tontey yang berprofesi sebagai seniman visual. Jirapah mengakui kolaborasi antara mereka bersama Cholil Mahmud dan Tomy Herseta berhasil melahirkan dua buah karya yang dapat mengundang siapa saja untuk memandang dan membayangkan tentang masa depan alam semesta yang dingin dan kelam. Nuansa tersebut hadir berkat ramuan pengalaman audio yang unik.
Proses awal penggubahan lagu di proyek Re: Planetarium ini lebih dulu dikerjakan secara mandiri oleh Jirapah dan Cholil Mahmud berperan untuk mengisi vokal. Jirapah awalnya hanya ingin memiliki niat untuk mengubah sisi atmosfer dan latar musiknya saja. Namun, ketika perombakan dasar yang dibuat Jirapah tersebut diteruskan ke Cholil Mahmud, ternyata mereka harus kembali menyesuaikan nada dasarnya. Jirapah akhirnya melakukan proses transpose dengan meningkatkan tangga nada secara digital demi mengakomodasi karakteristik vokal yang dimiliki oleh Cholil Mahmud. Jirapah juga menyatakan bahwa proses konversi nada secara digital tersebut juga membuat nuansa lain yang sebelumnya dirancang untuk terdengar atmosferik dan hasilnya jadi terdengar glitchy. Namun aspek glitch yang terlahir dari proses digitalisasi tersebut menambah nuansa dingin dari ambient yang dibangun dalam proyek Re: Planetarium yang akhirnya mengoptimalisasi karakteristik dari vokal yang ditawarkan oleh Cholil Mahmud.
Sedangkan kolaborasi bersama Tomy Herseta,Jirapah mempersilakan produser musik muda tersebut untuk merombak total Planetarium. Hasil penggubahan yang dilakukan oleh Tomy Herseta ini akhirnya terdengar layaknya sebuah skoring film dengan tema apokaliptik. Kedua nuansa yang hadir dari kolaborasi antara kedua musisi dan Jirapah tersebut akhirnya berhasil mengubah gambaran tentang masa depan alam semesta yang kemungkinan menjadi kelam. Tema tersebut seakan jadi sebuah respon terhadap kondisi dunia di tengah pandemi seperti yang terjadi di Indonesia dan dunia saat ini.
Selain berperan sebagai diskografi anyar bagi Jirapah, Re: Planetarium juga punya misi tersendiri dalam menjalin hubungan antar sesama manusia. Rilis dalam format fisik eksklusif seharga Rp 35.000 melalui Kolibri Records, Jirapah akan mendonasikan seluruh hasil penjualan proyek Re: Planetarium untuk didistribusikan kepada para pekerja yang terkena dampak negatif secara ekonomi akibat pandemi Covid-19 di Indonesia. Donasi yang dilakukan oleh Jirapah ini akan disalurkan melalui platform Kitabisa.
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 28/12/2020
5 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Agus Sungkawa
12/11/2024 at 19:47 PM
Tiurnatalia Manalu
31/01/2025 at 15:17 PM
DENNY ADHY NUGROHO
07/03/2025 at 10:06 AM
Andyyy y
16/05/2025 at 23:35 PM
A. Kun n
26/08/2025 at 15:46 PM