Helmproyek menjadi salah satu band synth-rock/industrial rock veteran di belantika permusikan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan eksisnya band asal Bandung tersebut berkarier di sirkuit musik independen sejak 1996.
Helmproyek punya ciri khas memainkan synth-rock dan industrial rock, dengan sound abrasif, deruan distorsi, serta dentum dingin drum machine. Mereka menggambarkan musik Helmproyek sebagai “Soundtrack film, untuk film yang tidak ada (A soundtrack for a movie that doesn't exist)".
Helmproyek terbentuk ketika para personilnya masih duduk di bangku SMA dengan rujukan musik dari Ministry, Nine Inch Nails, hingga KMFDM. Mereka begitu tenar pada masa awal kemunculan pada pentas underground di akhir 90-an.
Pada perjalanan awal karier, Helmproyek fase pertama sempat mengeksekusi visi musik mereka lewat beberapa panggung di Bandung dan Jakarta. Selama lebih dari dua dekade berkarya, Helmproyek telah mengalami pasang surut di industri musik.
Perjalanan mereka bahkan sempat terhenti pada tahun 2003 lantaran vokalis pertama Helmproyek meninggal karena penyakit paru-paru. Helmproyek lantas kembali muncul pada 2010.
Untuk menandai kembali aksi mereka di permusikan Tanah Air, Helmproyek merilis beberapa single seperti “City of Lost Children” (MAMANEH Project Compilation, 2012), “Atas Nama Bapa” (YesNoWave, 2013) sebagai materi split bersama Serigala Jahanam dan Matius III:II, “Vendetta” (Music Alliance Pact, 2013).
Kabar menyenangkan kemudian hadir di April 2017 ketika Helmproyek merilis mini album (EP) bertajuk Premature. Premature berisikan single-single Helmproyek versi remaster yang sebelumnya sudah pernah dirilis, ditambah lagu-lagu baru.
EP tersebut dirilis dalam dua format, digital dan analog. Premature versi digital dilepas lewat label asal Bandung, Orange Cliff Records. Sementara +KROW+ Records dan Neverstop Records merilis kaset Premature milik Helmproyek dengan jumlah terbatas.
Salah satu single terbaru di dalam EP Helmproyek tersebut berjudul Kanibal Kapitalis. Suara drum langsung menghentak sejak awal lagu dengan nada yang begitu bersemangat.
Dengan vokal yang terdistorsi dan diproses masuk bersama petikan gitar listrik. Dengan susuanan macam itu Kanibal Kapitalis mewujudkan suara musik khas Helmproyek. Namun, seiring perkembangan lagu, instrumen musik Helmproyek di lagu ini menjadi lebih keras dan lebih berisik.
Secara lirik, Kanibal Kapitalis mengandung unsur sarkasme dan hantaman langsung terhadap kondisi politik dan sosial di Indonesia. Sebagai band yang dulunya sangat vokal menyuarakan ketidakadilan dan kaum tertindas, Helmproyek menyebut bahwa lagu ini mungkin masih relevan dengan kondisi Tanah Air kiwari.
Secara keseluruhan, EP Helmproyek Premature terdiri dari lima lagu yaitu Vendetta, Kanibal Kapitalis, Atas Nama Bapa, Celestial, dan City of Lost Children. Meski kebanyakan adalah lagu lawas, Helmproyek memberi sentuh-sentuhan baru yang ciamik.

Helmproyek sekarang digawangi oleh Rathomi Trinugraha (vokal, synth), Vira Yudhanto (gitar), Adhitya Wibisana (bass), dan Indra Nugraha (synth, programming). Belakangan, mereka juga dibantu oleh additional players yaitu Tengku Irfansyah (sampling, synth) dan Harry Pangabdian (drum, perkusi).
Nama Helmproyek kembali terdengar di 2020. Pada akhir Agustus unit industrial veteran asal Bandung ini merilis single berjudul Insulin. Helmproyek menyebut lagu “Insulin” dilatarbelakangi oleh kisah kehilangan salah satu anggota keluarga yang akhirnya berpulang setelah melalui proses perawatan intensif yang lama melawan komplikasi penyakit.
Melihat secara langsung orang yang disayangi tersiksa setiap hari bukanlah hal yang menyenangkan, menurut gambaran mereka. Suntikan demi suntikan, butiran obat yang selalu bertambah jumlahnya, suara dan erangan yang menahan sakit, serta selang-selang yang tertancap di tubuh adalah pemandangan buruk yang mesti dilihat berulang-ulang.
Proses pembuatan lagu ini terbilang cukup lama. Musik dan lirik lagu “Insulin” digarap oleh Rathomi Trinugraha, sementara aransemen dasarnya dikerjakan oleh Adhitya Wibisana. Lagu ini direkam di lokasi terpisah dalam rentang tahun 2015-2016. Proses mixing dilakukan di Reds Studio (Bandung) oleh Indra Adhikusuma, sedangkan sesi mastering dituntaskan oleh Adhit Android di Infinite Labs (Bandung).
Lagu “Insulin” dirilis resmi oleh label rekaman Orange Cliff Records sejak tanggal 28 Agustus 2020 dan beredar di berbagai platform musik digital. Sedangkan untuk artwork sampulnya menggunakan karya ilustrasi kolase garapan Much. RIfqi (@destroyxstairs). Lagu ini juga akan dibarengi dengan peluncuran video live performance di kanal Youtube Helmproyek.
Dalam sebuah sesi wawancara dengan podcast DCDC Insight baru-baru ini, Helmproyek menjelaskan tentang proses pembuatan single Insulin yang ternyata sudah dilakukan pada saat mereka mengerjakan album mini pada 2017.
Namun, karena proses pembuatan lagu Insulin terus mengalami berbagai kendala dan memaksa memundurkan waktu, Helmproyek lantas baru bisa merilisnya pada tahun 2020.
Dijelaskan bahwa alasan merilis lagu ini di saat masa pandemi COVID-19 adalah sebuah kebetulan. Namun, mereka menyebut lagu Insulin memiliki makna dan penggambaran yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan dunia saat ini yang tengah dilanda pandemi.
"Sebetulnya ini lagu lama bareng bersama mini album yang dulu. Prosesnya bareng, namun karena satu lain hal prosesnya ditunda dan terus mundur. Dirilis di saat ini karena kebetulan tema sama, tentang kesedihan, karena penyakit," kata Adhitya.
"Jadi sebetulnya lagunya tahun lalu sudah siap, tapi baru bisa dirilis tahun ini. Kebetulan juga karena temanya penyakit, pandemi, kehilangan cocok banget sama suasana sekarang.
"Kalau bicara tentang lagunya, tentang seseorang yang terkena penyakit pasti ingin sembuh. tapi terkadang saat menunggu itu pasrah, kalau pun sudah waktunya sudah ikhlas."
Di acara tersebut, Adhit juga menjelaskan ada beberapa perbedaan antara lagu-lagu Helmproyek saat ini dengan lagu-lagu mereka terdahulu.
"Kalau dibanding yang dulu pasti berbeda jauh karena personil juga sudah berganti dari yang lama. Kalau di mini album itu hampir semua lagu diciptakan satu orang saja, tapi di lagu Insulin dan lagu-lagu selanjutnya hampir semua berasal dari semua personil."
Adhit sendiri merupakan satu-satunya personil Helmproyek yang bertahan sejak awal band ini didirikan. Meski sempat berganti-ganti personil, Adhit tetap berupaya untuk mempertahankan identitas musik dari Helmproyek.
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 11/10/2020
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :