Di tahun 1999, Eminem memutuskan untuk membuat label rekaman independen yang fokus untuk mengembangkan potensi musik hip hop secara lebih luas. Kini label tersebut masih mampu bersaing dengan label rekaman raksasa lainnya. Bahkan Shady Records baru saja mengakuisisi talenta baru bernama Grip dari Atlanta, Amerika Serikat. Banyak yang menganggap bahwa terpilihnya Grip sebagai talenta baru di dalam Shady Records ini jadi hal yang cukup mengejutkan.
Aspek kejutan yang datang dari Grip karena rapper asal Atlanta ini baru mendapatkan eksposur besar di tahun 2017 berkat album mixtape-nya yang berjudul Porch. Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan banyak musisi rap pendatang baru, nama Grip masih belum dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Namun, Paul Rosenberg selaku presiden dalam Shady Records dan juga manajer untuk Eminem percaya dengan talenta yang dimiliki oleh Grip. Paul Rosenberg juga yang akhirnya memperkenalkan Grip sebagai talenta baru bagi Shady Records.
Dalam perkenalannya, Paul Rosenberg mengapresiasi secara tinggi potensi bermusik yang dimiliki oleh Grip. Menurut presiden dari Shady Records tersebut, Grip merupakan sosok seniman yang tepat dan berani untuk mengekspresikan dirinya melalui kualitasnya dalam bermusik. Selain itu, Paul Rosenberg juga menyatakan bahwa di tengah tren musisi yang kurang bersinar saat merilis album, Grip jadi salah satu cahaya yang mampu memberikan harapan untuk kembali mempopulerkan album sebagai medium cerita lengkap dari seorang musisi.
Grip juga mengakui bahwa dirinya sangat bersyukur untuk bisa bergabung dan diterima di dalam Shady Records. Menurut Grip, apa yang terjadi pada dirinya saat ini layaknya sebuah mimpi jadi kenyataan. Pasalnya, sejak muda Grip sudah mengidolakan Eminem dan juga karya-karyanya. Sekarang, untuk berada di dalam lingkungan yang sama dengan idolanya jadi hal yang cukup membahagiakan sekaligus jadi pengalaman yang tidak bisa dilupakan dalam sejarah hidupnya secara pribadi maupun secara karier. Dalam merayakan pencapaiannya utnuk bergabung dengan Shady Records, Grip langsung merilis sebuah single baru berjudul Gutter.
Grip mengakui bahwa dirinya sudah belajar untuk menguasai teknik rap secara profesional sejak masih remaja. Secara tekun, Grip menggunakan sebuah komputer lawas untuk belajar memproduksi lagu menggunakan software secara terbatas. Limitasi yang dihadapi oleh Grip tersebut membuat dirinya harus memutar otak agar tetap menjaga kreativitas yang hadir dapat tersalur dengan maksimal. Grip mengakui dengan keterbatasan yang dirinya miliki, sang musisi rap yang baru saja naik daun ini memiliki keleluasaan dalam melahirkan karya sesuai dengan ekspektasinya.
Bukti keberhasilannya dalam membuat musik sesuai keinginan tersebut pun akhirnya diperkenalkan oleh Grip di tahun 2015 dengan merilis sebuah album mixtape berjudul The Leftover Tape. Selain keahlian yang terus dipupuk sejak kecil, gaya rap yang diusung oleh Grip juga berbeda dari beberapa musisi hip hop seangkatan. Grip meminimalisasi beat-nya agar tidak membuatnya mudah untuk mengikuti teknik mumble rap. Dengan kata lain, Grip mencoba untuk tetap menghidupkan tren musik rap yang keras dan realistis, sesuai dengan apa yang dirinya dengar di masa remaja.
Dalam menjaga sisi realitas dalam musiknya, Grip mencoba untuk menulis lagu berdasarkan kehidupan pribadinya. Masa lalu yang dianggap kelam juga jadi salah satu bahan bakar bagi Grip dalam menceritakan tentang kehidupannya dalam sebuah lagu. Berkat kemampuannya dalam bernarasi melalui lagu, Grip dianggap sebagai salah satu rapper yang memiliki talenta untuk jadi storyteller di zaman modern ini. Grip berharap dari apa yang dirinya ceritakan lewat musik bisa jadi pesan positif bagi para musisi muda lainnya.
Image courtesy of Ozy.com
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 23/07/2021
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :