Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

God City Studio: Studio Rekaman hingga Efek Gitar Garapan Kurt Ballou

Selain vokalis Converge, Jacob Bannon, yang punya bisnis mengelola label rekaman Deathwish Inc, ada personel lain dari band hardcore punk tersebut yang punya bisnis di industri musik. Ia adalah sang gitaris, Kurt Ballou.

Sosok yang kini berusia 47 tahun itu mengelola sebuah studio rekaman bernama God City Studio. Kurt Ballou mendirikan God City Studio pada 2003 di Witch City, Salem Massachusetts, Amerika Serikat. Namun, cikal bakal berdirinya studio rekaman ini sudah hadir bertahun-tahun sebelumnya.

Kisah ini dimulai pada 1990 di mana Kurt Ballou sebelum bergabung dengan Converge adalah seorang pegawai biomedical engineer. Ballou memilih untuk mendapatkan paket pesangon yang digunakan untuk membangun studio rekaman sendiri.

"Saya adalah seorang insinyur biomedis selama sekitar 6 tahun dan kemudian proyek yang saya kerjakan dibatalkan dan saya memiliki pilihan untuk mencari pekerjaan lain di dalam perusahaan atau mengambil paket pesangon yang cukup bagus yang membayar saya untuk tidak bekerja selama delapan bulan," kata Kurt Ballou kepada Lambagoat pada 2005 silam.

"Sambil bersama Converge, saya mendapatkan pekerjaan harian dengan bayaran yang tinggi dan kemudian menggunakan uang itu untuk mendanai studio rekaman saya," kenangnya.

Pengalamannya bekerja di bidang teknik memberi Kurt Ballou keuntungan dalam menjalankan studio rekamannya. Kepiawaian Kurt Ballou sebagai seorang produser pun diakui oleh Jacob Bannon yang terinspirasi atas etos kerja rekan bandnya itu.

"Kurt adalah produser yang luar biasa sehingga sulit dipercaya bahwa dia mulai merekam berbagai hal di ruang bawah tanah rumah milik orang tuanya. Sangat menginspirasi ketika melihatnya melakukan sesuatu," ujar Bannon kepada Decibel Magazine pada 2010 silam.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kurt Ballou (@godcitymusic)

God City Studio mulai beroperasi pada 1998 di kediaman orang tua Kurt Ballou di Massachusetts. Salah satu rekaman paling awal dari studio milik Kurt Ballou ini adalah album debut dari band metalcore Amerika, Cave In, bertajuk Until Your Heart Stops.

Di album tersebut, Kurt Ballou menggarap semua pengerjaan produksi dari segi teknik hingga mastering. Di dalam album ini, Kurt Ballou juga ikut berperan memberikan suara gitar, perkusi hingga vokal bersama Jacob Bannon.

Banyak karya-karya Converge yang menjadi proyek dari God City Studio garapan Kurt Ballou di awal-awal berdiri seperti album keempat, Jane Doe, album You Fail Me (2004), hingga No Heroes (2006). Dia juga memproduseri sejumlah band metal dan hardcore independen, termasuk Board Up the House Genghis Tron, Torche Meanderthal, Disfear Live the Storm, dan Darkest Hour Godless Prophets & the Migrant Flora.

“Melakukan rekaman bagi saya selalu tentang mendokumentasikan musik saya sendiri sehingga saya akan meminjam empat trek dan merekam diri saya sendiri, atau band teman. Dan kemudian ketika Converge mulai masuk ke lebih banyak, studio rekaman "resmi" yang semakin menarik minat saya,” ujar Kurt Ballou soal ketertarikannya dengan dunia rekaman.

“Jadi ketika saya pertama kali mulai bekerja di pekerjaan biomedis, saya menabung uang secepat mungkin dan membeli track delapan setengah inci, kompilasi kecil dan beberapa mikrofon untuk memulai melakukan rekaman musik. 

“Orang tua saya berbaik hati mengizinkan saya mengambil alih ruang bawah tanah selama musim panas dan merekam beberapa band. Saya dulu berada di band bernama The Hugonaughts dan saya merekamnya, dan saya merekam band lama Nate [Newton, bassis Converge], Jesuit. Saya membuat rekaman 7 inci untuk mereka.”

“Itu hanya merekam band teman dan mereka semua memulai rekaman dengan gratis. Akhirnya saya mulai menghasilkan sekitar sepuluh dolar per jam dengan melakukannya, dan ketika saya menjadi lebih baik, lebih banyak orang ingin datang kepada saya dan saya menghasilkan lebih banyak uang, membeli lebih banyak peralatan dan bola salju itu menggelinding,” kisah Kurt Ballou.

Selain mendirikan studio rekaman, Kurt Ballou juga membuat effect pedal di bawah nama God City Instruments (GCI) pada 2011. Latar belakang Kurt membuat perusahaan ini cukup unik. Ketika ia sedang tidak banyak kerjaan di studio, Kurt "iseng" membuat gitar dan snare untuk dirinya dan teman-temannya.

Dalam perjalanannya, Kurt Ballou sudah berupaya untuk menjadikan God City Instruments sebagai badan usaha komersial, namun jadwal pada di studio rekamannya bikin hal itu sulit dilakukan. Akhirnya pada 2016, God City Instruments merilis produk pertama mereka yaitu Brutalist Jr. PCB (Printed Circuit Board). Penjualan produk ini ramai hingga terjual ribuan di tahun pertama.

Kurt, dengan bimbingan teman-teman seperti Nick Williams dari Dunwich Amps, Scot DeBockler dari S&K Pedals, dan John Snyder dari Electronic Audio Experiments, mulai merancang pedal gitar sendiri. Pertama God City Instruments merilis pedal bernama SBD Fuzz lalu Medicine Boost, dan Riffchild.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#genre; punk # converge # kurt ballou # punk # hardcore punk # god city studio # pedal gitar

Article Category : Super Buzz

Article Date : 10/04/2021

Supermusic
Admin Music
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

3 Comments

Comment
Imam Wahyudi Hidayatullah

Imam Wahyudi Hidayatullah

31/01/2025 at 04:06 AM

Artikel yang sangat bermanfaat
ERYANA OKTAVIA

ERYANA OKTAVIA

31/01/2025 at 04:06 AM

Artikel yang sangat bermanfaat
Imam Wahyudi Hidayatullah

Imam Wahyudi Hidayatullah

31/01/2025 at 04:06 AM

Gua suka isi beritanya
Other Related Article
image article
Super Buzz

The Dare Lepas Single Terbaru yang Berjudul Strangestreetfellows

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Tampil di Jepang, Isyana Sarasvati Akan Kolaborasi Bareng Mantan Gitaris Megadeth

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Milledenials Luncurkan Musik Video untuk Single Precious Me dan Feel Any Pain

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Break Out Day Fest Cirebon Berlangsung Super Seru!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive