Konser demi konser terus bermunculan di Inggris. Kenyataan ini adalah sesuatu yang spesial dan bikin pusing para pemburu konser di Inggris di saat yang bersamaan. Pasalnya, jadwal pertunjukan tiba-tiba jadi super padat. Tetapi yang menarik, selalu ada ruang untuk Liam Gallagher, salah seorang penyanyi terbesar yang dimiliki Inggris dalam tiga dekade terakhir.
Belum lama ini, Liam Gallagher telah merilis C’mon You Know, album solo ketiganya pada 27 Mei 2022. Kemunculan album itu memang sudah diantisipasi orang banyak. Berbagai media yang sudah mendapatkan early access untuk kepentingan review pun memuji album baru tersebut. Banyak yang menyebut bahwa C’mon You Know merupakan album terbaik Liam Gallagher di jalur solonya.
Di lapangan, pilihan venue turnya pun berbeda. Pasca dirilisnya album C’mon You Know, Liam Gallagher memilih jadwal tur dengan jumlah tanggal yang lebih sedikit ketimbang sebelumnya. Tetapi ia ingin kapasitas yang lebih besar. Karena itu, Liam dan timnya memilih stadion atau festival besar, sesuatu yang ia lakukan terakhir kali bersama Oasis sebelum resmi bubar.
Di Eropa, sirkus tur memang dirancang dengan beberapa skala. Mulai dari klub kecil serta slot band pembuka untuk band yang baru mulai, gedung pertunjukan kecil untuk kapasitas 2.000-4.000, arena untuk kapasitas 6.000-10.000, dan stadion untuk kapasitas lebih banyak lagi, dengan jumlah penonton di angka 10.000 hingga bahkan 100.000 per pertunjukan.
Di balik itu, reputasi artis dan perjalanan albumnya—apakah diterima dengan baik oleh publik atau tidak dari segi penjualan—menentukan skala tur yang bakal dijalani. Liam Gallagher sendiri naik kelas dengan pilihan venue semenjak mulai mengumumkan bahwa ia akan merilis C’mon You Know. Album ini sendiri, diumumkan berbulan-bulan sebelum tanggal rilisnya. Begitu pula dengan tur yang menyertainya. Ini juga merupakan strategi tambahan untuk membuat orang-orang siap mengisi jadwal mereka dengan memilih pertunjukan yang bakal ia mainkan.
(Doc. Supermusic)
Mengisi kapasitas kelas stadion tentu saja bukan persoalan yang mudah. Apalagi di periode ini, musim festival sudah dimulai dan berbagai jadwal baru akibat reschedule pasca pandemi mulai berjalan juga. Kini publik harus memilih mau nonton konser apa. Otomatis persaingan jadi lebih keras untuk mendapatkan perhatian dan pilihan orang.
Tapi, Liam Gallagher adalah orang penting yang perlu dibela.
Ia memulai tur pasca C’mon You Know dengan memainkan pertunjukan di Etihad Stadium, kandang Manchester City, tim sepak bola yang ia dukung sedari kecil. Sejak era Oasis, bendera klub Manchester City pun sering terpasang secara terbuka di perabotan panggung mereka. Kini, Liam maupun Noel Gallagher pun masih kerap melakukannya.
Jadi juara Inggris atau tidak, pertunjukan yang dilakukan pada 1 Juni 2022 lalu menjadi ajang syukuran untuk musim hebat yang dijalani oleh Manchester City. Konser ini juga merupakan treat spesial darinya untuk kota asalnya yang selalu mendukung kariernya. Istilahnya: Homecoming Concert.
Tidak semua orang bisa mengisi kursi Etihad Stadium yang kapasitasnya bisa lebih dari 60.000 penonton itu. Orang-orang datang dari berbagai sudut negeri. Pusat kota yang ukurannya tidak terlalu besar, sudah ramai oleh pengikut-pengikut setia Liam Gallagher. Para pengikutnya bisa dicirikan dengan mudah: jaket parka bermerk Pretty Green atau Stone Island, sepatu Adidas Originals, celana kargo, serta beberapa punya potongan ala-ala Liam Gallagher.
Etihad Stadium sendiri berlokasi tidak terlalu jauh dari pusat kota. Stadion kebanggaan Kota Manchester ini bisa ditempuh dengan menggunakan Tram Metrolink—Manchester adalah salah satu dari delapan kota di Inggris yang masih memiliki tram sebagai moda transportasinya—atau berjalan kaki sekitar 40 menit. Buat orang Inggris, jalan kaki 40 menit bukan hal yang sulit dilakukan karena mereka telah membiasakan diri untuk jalan kaki sehari-hari.
Sejak beberapa jam sebelum pertunjukan dimulai oleh Goat Girl dan The Charlatans, orang sudah mengantri. “Posisi menentukan prestasi,” mungkin inilah pikiran kebanyakan orang. Terutama untuk mereka yang ada di pit tengah. Semakin depan, semakin baik. Padahal, Liam Gallagher baru naik panggung pukul sembilan malam.
Kebanyakan orang sudah mengisi amunisi dengan beraneka ragam minuman bir yang disediakan oleh bar stadion yang dikelola oleh Manchester City dan beberapa rekanan mereka. Setelah itu, semua orang mendadak jadi nggak santai ketika intro lama Oasis, Fuckin’ in the Bushes, mengumandang dari panggung.
Tak lama kemudian, pertunjukan dimulai. Liam Gallagher memulainya dengan video pengantar yang ikonik. Liam Gallagher punya setelan baru untuk tur kali ini. Tentunya, ia memasukkan beberapa lagu baru dari album C’mon You Know. Tapi, secara umum, porsi lagunya setengah dari album-album solonya dan setengah dari berbagai pilihan lagu Oasis. Plus, ia lebih banyak ngomong selama pertunjukan. Karena masih fresh, salah satu yang menjadi bahasan utama dan diulang-ulang adalah keberhasilan Manchester City menjuarai English Premier League dan secara dramatis mengalahkan Aston Villa untuk menggagalkan ambisi Liverpool merebut gelar tersebut.
(Doc. Supermusic)
Selagi manggung, Liam Gallagher pun tampil dengan band yang jumlah personelnya lumayan banyak. Termasuk gitaris pengganti yang menggantikan Bonehead, gitaris lama Oasis yang beberapa tahun ini jadi wingman-nya di panggung. Bonehead didiagnosis kanker dan sekarang sedang fokus melakukan kemoterapi untuk menanggulangi penyakit tersebut.
Di sebuah babak, Liam bahkan membawa choir beranggotakan lebih dari sepuluh orang untuk mengiringinya memainkan Roll It Out, salah satu lagu Oasis dari album Standing on the Shoulder of Giants yang bahkan belum pernah dimainkan secara live oleh bekas bandnya itu.
Berada di tengah-tengah penonton sejumlah itu, merupakan perjuangan yang berat sekaligus sangat menyenangkan. Beraneka umur penonton teriak, yang tua dan yang muda. Yang mabuk dan yang segar. Semuanya jadi satu.
(Doc. Supermusic)
Sebagai sebuah pertunjukan kick off, yang dimainkan oleh Liam Gallagher di Etihad Stadium adalah awalan yang sangat baik. Pertunjukan ini menjadi homecoming yang indah dan memorable. Beberapa hari kemudian, ia melanjutkan magicnya dengan dua pertunjukan berisi ratusan ribu orang di Knebworth, Stevenage.
ARTICLE TERKINI
1
Final Regional Jakarta Selesai: CISC Bekasi Balik ke Grand Final, Perbanas Juara Lagi
2
Ballon d’Or 2025: Ousmane Dembele vs Lamine Yamal, Siapa yang Menang?
3
Day Two Euro Futsal Championship 2025 Final Regional Purwokerto: Dramanya Juara!
4
Velcro Hearts Rilis Single Perdana “Not That Kid”, Unit Post-Punk Asal Bali
5
Day One Euro Futsal Championship 2025 Final Regional Purwokerto: Juara Bertahan Kandas!
Article Category : Super Buzz
Article Date : 08/06/2022
13 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Agung Sutrisno
04/03/2025 at 18:05 PM
SEPTIAN DWI NUGROHO
06/03/2025 at 17:22 PM
DEVI TRI HANDOKO
06/03/2025 at 18:02 PM
DENNY ADHY NUGROHO
11/03/2025 at 09:55 AM
Andyyy y
26/04/2025 at 22:45 PM
Heri Suprapto
14/05/2025 at 08:48 AM
ERLAN SAPUTRA PRIADY
18/05/2025 at 22:05 PM
Panji Nugraha
08/06/2025 at 20:16 PM
DIAH TITI SARI YANURWATI
10/06/2025 at 13:37 PM
ANGGIT SANTO PURNOMO
10/06/2025 at 15:46 PM
HENDRI PRATAMA
25/06/2025 at 22:18 PM
Budi Nurcahyo
17/09/2025 at 09:17 AM
Muhamad Saifudin
17/09/2025 at 22:54 PM