Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Drain, Sebuah Bentuk Protes Krisis Iklim dari Softcult

Makin banyak elemen publik yang melayangkan protes untuk merespons krisis iklim yang kian memburuk. Tentunya, kemasan dari protes itu kian beragam. Ada yang melakukan demonstrasi, ada yang melakukan kampanye di sosial media, ada yang menciptakan satu dokumenter. Dan, yang Softcult lakukan adalah menyanyikan Drain.

Drain merupakan single teranyar dari Softcult, band asal Kanada yang terdiri dari dua perempuan kembar, Mercedes Arn-Horn dan Phoenix Arn-Horn. Softcult merilis Drain di awal November 2022, dan lagu tersebut akan masuk ke EP mereka, see you in the dark, yang akan segera dirilis pada Maret 2023 mendatang.

Nah, lewat Drain, Softcult melayangkan protes keras terhadap korporasi dan orang-orang yang punya kekuatan di atas sana. Menurut Softcult, orang-orang dan perusahaan-perusahaan itu terus menerus mengeruk uang meski mereka tahu bahwa ulah mereka merusak planet ini. Tak hanya itu, Arn-Horn bersaudara juga meyakini bahwa ‘aksi sosial’ orang-orang itu hanyalah performatif belaka, tanpa ada substansi yang nyata.

“Menjijikkan rasanya melihat perusahaan-perusahaan dan orang-orang yang punya kekuatan itu. Prioritas mereka hanyalah mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya. Tak pernah sekalipun mereka memikirkan keberlangsungan lingkungan hidup kita,” ucap Mercedes Arn-Horn, dikutip dari Kerrang.

“Aku semakin jijik melihat aksi-aksi sosial mereka. Itu semua performatif saja, tak ada solusi nyata yang mereka hadirkan. Kita semua dimanipulasi dan dibohongi dengan cara yang luar biasa buruk,” tambahnya.

Kemarahan Softcult bisa dirasakan tak hanya dari lirik yang mereka tuliskan di Drain saja, tetapi juga lewat musik yang mereka ciptakan. Ya, di Drain kalian akan mendengar musik a la punk yang terasa lebih gelap. Yang menarik, vokal yang dilantunkan Mercedes Arn-Horn tak menggebu-gebu, tetapi emosi yang ia ingin sampaikan dapat kita rasakan.

Bicara soal gelap, video musik Drain juga menghadirkan visual seperti itu. Tak ada warna di video musik Drain, hanya hitam-putih saja, Superfriends.

Sudah pasti bahwa Softcult mengemas Drain dengan sedemikian rupa untuk satu alasan: Mengingatkan perusahaaan dan orang-orang yang berkuasa untuk segera berubah. Pasalnya, jika tak ada perubahan nyata yang mereka lakukan, Bumi ini bisa segera musnah dalam waktu yang singkat.

“Ada banyak orang di luar sana yang sebenarnya bisa memecahkan masalah kelaparan di dunia ini hanya dengan menyumbangkan 10% harta yang mereka punya. Ada banyak orang berkuasa yang bisa menciptakan aturan untuk menanggulangi krisis iklim demi mencegah Bumi ini mati lebih cepat dan menyelamatkan generasi yang akan datang, kata Mercedes Arn-Horn.

“Namun, yang mereka lakukan hanyalah menimbun uang mereka sebanyak-banyaknya ketimbang menyisihkan sedikit apa yang mereka punya untuk menyelamatkan dunia ini. Bodoh rasanya berpikir para milyuner itu mau menyelamatkan Bumi ini. Mereka hanya satu persen di dunia ini, tapi keserakahan mereka bisa menghancurkan kita semua,” tukas Mercedes Arn-Horn.

Bagi Softcult, musik adalah medium untuk melontarkan keresahan mereka atas isu-isu yang berdampak besar di masyarakat, mulai dari kekerasan seksual, feminisme, hingga kesehatan mental. Menurut last.fm, Softcult memang terinspirasi dari band-band seperti Bikini Kill dan riot grrrl yang juga menggunakan musik untuk aktivisme.

“Kami menggunakan nama Softcult karena band kami ini memang bertujuan untuk mengomentari isu sosial. Sebuah ‘kultus yang lembut’, yang mungkin bisa diterjemahkan ke pemerintahan, keluarga, dan tentunya band,” ucap Mercedes Arn-Horn kepada last.fm.

“Kita semua tak pernah bertanya jika berada di satu kelompok tertentu. Kita semua berada di sebuah ‘soft cult’ yang mungkin kita tak sadar,” tambahnya.

Satu contoh lagu Softcult yang membahas kekerasan terhadap perempuan adalah Uzumaki. Diambil dari nama manga terkenal Jepang, Naruto, Uzumaki menjadi cara Softcult untuk mengajak pendengar mereka lebih sadar akan banyaknya kasus kekerasan yang terjadi kepada perempuan di dunia.

“35% perempuan di dunia ini pernah mengalami kekerasan. Ini adalah masalah besar yang mungkin tabu bagi orang. Aku sendiri pernah mengalami ini, dan aku menolak untuk diam di tengah permasalahan yang besar ini. Penting bagiku untuk mengingatkan orang-orang bahwa mereka yang melakukan kekerasan seksual harus dihukum dan mereka yang bicara akan hal ini harus didukung,” kata Mercedes Arn-Horn kepada DIY Magazine.

Image source: https://www.instagram.com/p/CeowJheJgzF/?hl=en

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Rock #Sofcult #Drain #Naruto #Uzumaki #Arn-Horn #glam rock

Article Category : Super Buzz

Article Date : 30/11/2022

Supermusic
Admin Music
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

9 Comments

Comment
Riani El

Riani El

13/11/2024 at 09:36 AM

35% perempuan di dunia ini pernah mengalami kekerasan.
Yohanes Hariono

Yohanes Hariono

21/01/2025 at 14:44 PM

Excellent!👍
SAWI TRI

SAWI TRI

07/03/2025 at 16:15 PM

Drain, Sebuah Bentuk Protes Krisis Iklim dari Softcult
Muhamad Saifudin

Muhamad Saifudin

09/04/2025 at 20:33 PM

Nice news!
YUSIA KRISTANTO

YUSIA KRISTANTO

29/04/2025 at 18:15 PM

Drain, Sebuah Bentuk Protes Krisis Iklim dari Softcult
Yanti a

Yanti a

30/04/2025 at 20:21 PM

bagus
FITA RUSMAWATI

FITA RUSMAWATI

29/05/2025 at 09:47 AM

Drain, Sebuah Bentuk Protes Krisis Iklim dari Softcult
ANDI WITONO

ANDI WITONO

24/06/2025 at 11:40 AM

Drain, Sebuah Bentuk Protes Krisis Iklim dari Softcult
MA Roz

MA Roz

30/08/2025 at 23:02 PM

.
Other Related Article
image article
Super Buzz

The Dare Lepas Single Terbaru yang Berjudul Strangestreetfellows

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Tampil di Jepang, Isyana Sarasvati Akan Kolaborasi Bareng Mantan Gitaris Megadeth

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Milledenials Luncurkan Musik Video untuk Single Precious Me dan Feel Any Pain

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Break Out Day Fest Cirebon Berlangsung Super Seru!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive