Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Deafheaven Rilis Single yang Tidak Lagi Terasa Metal

Dalam beberapa karya terbaru yang sempat dirilis oleh Deafheaven sebelumnya, band yang dikenal sebagai salah satu unit black metal ini lambat laun mulai menghilangkan unsur cadas yang jadi pondasi terbentuknya band tersebut. Meskipun begitu, Deafheaven tetap mempertahankan unsur kelam sebagai identitas musik mereka. Identitas kelam yang diusung oleh Deafheaven tersebut semakin santer terasa ketika mereka merilis sebuah single baru berjudul Great Mass of Color. Lagu tersebut merupakan single utama yang dirilis oleh Deafheaven dalam menyambut album barunya berjudul Infinite Granite.

Single utama dari dari album Infinite Granite milik Deafheaven ini rilis pada awal Juni lalu. Kehadiran single Great Mass of Color ini dianggap oleh beberapa pihak di industri musik luar negeri sebagai sebuah momentum dari dinamika yang ada pada Deafheaven. Deafheaven melalui karya-karya sebelumnya memang piawai memadukan unsur black metal dan shoegaze. Bahkan Deafheaven dianggap sebagai salah satu unit yang berhasil mempopulerkan terminologi blackgaze ke dunia musik internasional. Namun pada Great Mass of Color, Deafheaven justru menghilangkan unsur black metal dan malah mantap menggaungkan sisi shoegaze secara menyeluruh. Hal tersebut terdengar melalui komposisi musik penuh distorsi yang membiaskan elemen-elemen lainnya seperti vokal dan dentuman drum. 

Untuk unsur vokalnya sendiri, George Clarke sebagai vokalis Deafheaven pun mulai menghilangkan raungan khasnya. Dalam lagu baru Deafheaven ini, sang vokalis memilih untuk menggunakan teknik falsetto dan teknik vokal lainnya yang menghadirkan harmonisasi mengayun ke dalam musiknya. George Clarke mengakui bahwa ragam vokal yang digunakan untuk lagu Deafheaven tersebut dianggap sebagai sebuah eksplorasi demi memastikan bahwa dirinya memiliki keahlian yang lengkap sebagai seorang vokalis. Dalam sisi melodinya yang dipandu oleh Kerry McCoy sebagai gitaris dan Shiv Mehra di synthesizer, keduanya saling memadukan permainan musik yang digunakan untuk memberi kesan nuansa yang penuh. Meskipun begitu, seksi melodis Deafheaven tetap menggunakan progresi chord yang dianggap tidak lazim yang masih identik dengan karya-karya mereka sebelumnya. 

Beberapa kritikus dan media musik dunia mulai berspekulasi bahwa album Infinite Granite merupakan sebuah karya yang berbeda dan lepas dari bayang-bayang identitas Deafheaven terdahulu. Spekulasi tersebut hadir ketika Deafheaven mengumumkan bahwa mereka menggandeng Justin Meldal-Johnsen sebagai produser. Sosok Justin Meldal-Johnsen sebagai seorang musisi sebelumnya memang dianggap tidak memiliki irisan dengan citra dari Deafheaven. 

Sang produser untuk album baru Deafheaven tersebut lebih dikenal sebagai pemain bass yang sempat membantu banyak proyek musik milik Beck. Selain itu, kiprahnya sebagai seorang produser juga lebih identik dengan karya-karya dari genre pop alternatif dan juga rock. Sebelum menjadi produser untuk Deafheaven, Justin Meldal-Johnsen sebelumnya sempat bertanggung jawab dalam memproduksi karya-karya milik St. Vincent, Nine Inch Nails, M83, Metric, dan juga Paramore. Untuk teknisi audio dan mixing, Deafheaven menggandeng Justin Thorp yang juga pernah bekerja sama dengan Radiohead, Foo Fighters, serta Beck.

Meskipun Great Mass of Color jadi karya orisinil pertama yang dirilis oleh Deafheaven di tahun 2021, beberapa bulan lalu Deafheaven sempat merilis sebuah lagu remix yang merupakan karya dari Deathpact berjudul ID. Proyek single remix ini awalnya merupakan inisiasi Deathpact dalam meningkatkan awareness mengenai proyek barunya. Deathpact pun mengundang Deafheaven menjadi salah satu kolaboratornya. 

Tertarik dengan proyek musik yang ditawarkan Deathpact, akhirnya Deafheaven memutuskan untuk menghadirkan nuansa yang berbeda dari karya-karya mereka. Band post-metal asal Amerika Serikat ini mencoba untuk melakukan interpretasi ulang sekaligus remix dengan menggunakan pendekatan musik klub industrial di tahun 80-an. Deafheaven memberikan ritme yang konstan untuk menghadirkan kesan kelam di pada karya remix yang dipersembahkan untuk proyek musik garapan Deathpact tersebut. Karya remix yang dilakukan oleh Deafheaven ini sudah dirilis secara resmi oleh Deathpact melalui Soundcloud. Di luar Deafheaven, Deathpact juga mengajak Code Orange untuk ikut terlibat dalam proyek remix ini. Di tahun 2020 Deafheaven juga sempat merilis sebuah album spesial sebagai penanda 10 tahun karier bermusiknya. Album spesial tersebut rilis dengan judul 10 Years Gone yang berisi lagu-lagu Deafheaven yang direkam secara live di dalam sebuah studio. Album tersebut hadir sebagai sebuah cara bagi Deafheaven untuk menebus kegagalan tur satu dekade mereka yang akibat pandemi Covid-19. 

Sedikit sejarah, Deafheaven merupakan sebuah band yang dibentuk pada awal tahun 2010 oleh George Clarke (vokal) dan Kerry McCoy (gitar). Keduanya merupakan teman satu band bernama Rise of Caligula yang bernapaskan grindcore. Nama Deafheaven dipilih oleh George Clarke sebagai sebuah penghormatan dari band shoegaze favoritnya, Slowdive. Meskipun begitu, George Clarke juga mengakui bahwa kata “deafheaven” sendiri sempat dirinya temukan di salah satu karya William Shakespeare berjudul Sonnet 29. Kedua pendiri Deafheaven tersebut akhirnya memutuskan untuk mengoperasikan band ini dalam format duo dan langsung merekam sebuah demo di Atomic Garden Studios bersama Jack Shirley sebagai produsernya. 

Diketahui untuk merekam demo pertamanya, Deafheaven harus mengeluarkan uang sebanyak 500 dolar. Selain itu, kendala lainnya juga hadir dalam bentuk kelengkapan instrumen. Baik George Clarke maupun Kerry McCoy diketahui tidak memiliki instrumen elektrik dan juga amplifier gitar. Oleh karena itu, Deafheaven memilih untuk merekam demonya menggunakan gitar akustik dengan sisa perlengkapan yang mereka sewa dari studio tersebut. Demo tanpa judul yang telah direkam oleh Deafheaven pun akhirnya secara terbatas mereka rilis. Rilisan tersebut awalnya hanya bersirkulasi di tengah skena metal yang mereka kenal. Musik-musik yang dihadirkan oleh Deafheaven kala itu merupakan perpaduan genre metal dan juga post-rock. Terdengar unik dan berbeda, ternyata demo perdana karya Deafheaven tersebut mendapatkan apresiasi yang positif, sehingga berhasil mendapatkan tawaran untuk dapat mengisi acara di beberapa panggung.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#deafheaven #Single #great mass of color #Shoegaze #Album #infinite granite #Remix # deathpact # id

Article Category : Super Buzz

Article Date : 09/07/2021

Supermusic
Admin Music
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Super Buzz

The Dare Lepas Single Terbaru yang Berjudul Strangestreetfellows

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Tampil di Jepang, Isyana Sarasvati Akan Kolaborasi Bareng Mantan Gitaris Megadeth

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Milledenials Luncurkan Musik Video untuk Single Precious Me dan Feel Any Pain

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Break Out Day Fest Cirebon Berlangsung Super Seru!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive