Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Motörhead - Ace of Spades (1980)

Motörhead adalah salah satu harta karun terbesar di jagat rock. Tentu pernyataan ini tak main-main, dilihat dari reputasi yang mereka bangun sebagai elit metal dunia. Kedigdayaan sosok mendiang Lemmy Kilmister selaku revolusioner metal pun tak dapat disangkal keberadaannya oleh segala insan musik.

Ya, figur Lemmy teramat sakral. Sang frontman sekaligus bassis tersebut layaknya dianggap bak nabi besar bagi kaum maniak metal di seantero dunia. Bersama Motörhead, Lemmy dkk menghantarkan jauh ‘kurikulum’ heavy metal yang mereka usung ke tahap yang bahkan mungkin takkan pernah dibayangkan sebelumnya.

[bacajuga]

Fusi berlawanan antara elemen heavy metal dan punk rock berpadu dengan sangat baik. Saling berpacu sahut-menyahut picu adrenalin di dalamnya. Di antara keseluruhan album penuh yang sudah ditelurkan, Ace of Spades (1980) merupakan tonggak hegemoni Motörhead diperaduan heavy metal, sekaligus jadi salah satu yang paling ikonis dari sekian banyak album yang mereka lahirkan. Tampak di luar sampul album, Motörhead bergaya angkuh bak koboi barat yang sedang mengarungi perjalanan jauh bermil-mil.

Pasca menebar Overkill dan Bomber yang dirilis bersamaan di tahun 1979, Motörhead kian produktif dan ‘liar’ dalam menetaskan karya. Seketika Ace of Spades mencuat di orbit musik rock dunia. Dirilis serentak pada 8 November tepatnya tiga puluh enam tahun silam, di tahun yang sama itu juga jagat rock sedang bersenandung duka, pasalnya kehilangan sosok dua maestro garda terdepan rock, Bon Scott dan John Bonham. Para metalhead pun ikut menangisi kepergian mereka.

Namun kelahiran Ace of Spades di tahun yang sama, ternyata membuka babak baru di jazirah rock. Di kala itu, formasi Motörhead masih diperkuat oleh trio Lemmy Kilmister – ‘Fast’ Eddie Clarke – Phil ‘Philthy Animal’ Taylor. Bagi penggila Motörhead, tentu anatomi line-up di atas adalah yang terbaik, tanpa mengesampingkan deretan personel lainnya yang sempat menggawangi jabatan gitar dan drum di kubu band.

Mendengar keseluruhan opus Ace of Spades selayaknya melaju kencang bersama motor Harley-Davidson gagah di tengah perjalanan menembus jalanan aspal tak berpenghujung. Tak ubah-ubahnya tensi meluap di tiap sajian repertoar berkelas. Tiap naik kilometer selalu dijejali raungan gitar kencang dengan riff-riff  kebut serta ketukan drum ‘mesin’ ala Philty. Geraman Lemmy yang terkesan rough saat bernyanyi juga melengkapi kesinambungan ketiganya dalam memamerkan kurikulum heavy metal ala mereka. Injak pedal gas, kebut!

Mendedah satu-persatu barisan repertoar di dalamnya, rasanya takkan ada habisnya. Anthem “Ace of Spades” dan “Shoot You in the Back” adalah track ugal-ugalan sekaligus akar dan pengaruh kuat bagi pembentuk sound thrash metal primitif seperti pada era-era awal Metallica muncul. “Love Me Like a Reptile” dan “Live to Win” hadirkan pencampuran kord bluesy dan southern rock yang menghasilkan muatan yang cukup menarik di dalamnya.

Maju ke beberapa track, nuansa hard rock kian terasa seperti pada lagu “(We Are) The Road Crew”, “Bite the Bullet”, “Jailbait” dan “The Hammer”. Di nomor-nomor lainnya, “Fire, Fire”, “Dance” dan “The Chase is Better Than the Catch” berintegrasi baik dengan blues yang masuk ke dalam lapisan riff gitar milik “Fast” Eddie Clarke. Untuk track “Dance” sendiri barangkali merupakan lagu paling unik di antara ketiganya. Riff-nya mengingatkan kita kembali akan masa kejayaan rock n roll purba di dekade 1950-an.

Untuk departemen lirik, bukan Motörhead namanya jika tak jauh-jauh dari aktivitas sex, drugs dan rock n roll. Di beberapa lagu semacam “Fast and Loose” dan “Love Me Like a Reptile” secara eksplisit Lemmy menyuntikkan pengalaman seksualnya ke dalam larik. Namun untuk lirik “(We Are) The Road Crew” berbeda hal. Ia menceritakan pengalaman pribadinya bekerja sebagai roadie band Jimi Hendrix di kala itu.

Tiga hal yang patut diketahui: Agresif, provokatif, dan bernyali tinggi adalah representasi sempurna di balik nama besar Motörhead di kancah rock. Ace of Spades tak ubah-ubahnya adalah warisan. Maka tak heran, veteran metal manapun bakal sedia bertekuk lutut dan menaruh hormat setinggi-tingginya pada Lemmy dkk.

 

ARTICLE TERKINI

Tags:

#motorhead #Ace of Spades #lemmy kilmister #Classic Album #Heavy Metal

Article Category : Super Buzz

Article Date : 06/06/2017

Supermusic
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

3 Comments

Comment
DEVI TRI HANDOKO

DEVI TRI HANDOKO

27/05/2025 at 19:27 PM

Motörhead - Ace of Spades (1980)
AyuRL Ningtyas

AyuRL Ningtyas

17/06/2025 at 18:08 PM

Ald /

Ald /

15/10/2025 at 18:57 PM

Nice info
Other Related Article
1 / 10

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive