Author :
Article Date : 27/01/2017
Article Category : Super Buzz
Jika ditanya siapa peletak pertama ‘batu’ heavy metal di jagat musik, tentu mayoritas akan setuju dengan nama Black Sabbath. Walaupun Led Zeppelin dan Deep Purple juga turut memengaruhi sound heavy metal kedepannya, Black Sabbath berpengaruh dalam musik dan image sebelum kemudian disempurnakan oleh band-band seperti Judas Priest dan Iron Maiden di penghujung 70-an.
Black Sabbath (saat itu) beranggotakan Ozzy Osbourne (vokal), Tony Iommi (gitar), Geezer Butler (bass), dan Bill Ward (drum). Kuartet itu merilis album perdana berjudul sama dengan nama band pada 1970, disusul kemudian album Paranoid di tahun yang sama. Berbicara tentang musik Black Sabbath, mereka punya keunikan dengan signature sound sendiri, apalagi kalau bukan suara gitar dari Tony Iommi. Berat dan terdengar jahat adalah impresi yang didapat dari raungan gitarnya. Tidak sepiawai Jimmy Page atau Jimi Hendrix, tapi riff-riff Iommi menjadi inspirasi musik heavy metal, bahkan kelak menciptakan subgenre sendiri yakni stoner, sludge, dan doom metal.
Dan album yang membuat mereka meledak adalah album kedua, Paranoid. Jika dilihat sekarang, Paranoid nampak seperti album greatest hits lantaran banyak hit mereka ada di album ini. Tengok saja,: “Paranoid,” “Iron Man,” “War Pigs,” dan “Electric Funeral.” Belum lagu-lagu underrated seperti “Hand of Doom” dan “Fairies Wear Boots.” Dalam album tersebut, Black Sabbath menggabungkan blues dan psychedelic rock yang diramu dengan tema okultisme sehingga terdengar menonjol di zamannya.
Paranoid dikerjakan usai Black Sabbath merampungkan tur album perdana mereka. Saat itu album perdana mereka dicap kurang bagus oleh para kritikus musik (kritikus musik legendaris Lester Bangs menyebutnya “Mirip seperti Cream, tapi lebih buruk”), tapi disambut positif oleh para penggemarnya dan cukup sukses di pasaran.
Dengan sisa-sisa energi pasca tur, materi-materi di album Paranoid direkam secara live di Regent Sound Studios dan Island Studios di London dengan bantuan produser Rodger Bain, dan hanya memakan waktu enam hari, yakni pada 16 sampai 21 Juni.
Semua lirik lagu dalam album Paranoid ditulis oleh bassis Geezer Butler. Dengan tema-tema seperti sosial dan politik, Butler mendapat inspirasinya sebagian besar saat menjalani tur. Seperti lagu “Fairies Wear Boots” yang ditulisnya bersama Ozzy Osbourne, ia mendapat inspirasi saat mengalami insiden dengan sekelompok skinhead. Sedangkan “Electric Funeral” terinspirasi dari perang dingin yang digadang akan berkecamuk pada saat itu.
Awalnya album ini akan diberi judul Walpurgis--yang juga aslinya digunakan untuk judul lagu “War Pigs” sebelum kemudian diganti—yang diambil dari perjamuan para penganut okultisme di zaman kuno, tapi kemudian ditolak oleh label hingga akhirnya terpilih tajuk Paranoid.
Album ini kemudian sukses dan sempat menduduki nomor empat di tangga lagu Inggris. Di luar kesuksesan komersial, album ini jadi salah satu album penting dan berpengaruh dalam sejarah musik. Banyak pula musisi yang terpengaruh album Paranoid. Seperti Slash yang menjelaskan “Ada sesuatu di dalam album tersebut, di mana ketika kamu masih anak-anak dan mendengarkannya, rasanya seperti ada di dunia yang berbeda. Seperti membuka jiwamu ke dimensi lain. Paranoid adalah pengalaman yang sangat (mewakilkan Black) Sabbath.”
Sedangkan gitaris Alice In Chains, Jerry Cantrell, menganggap nomor “Hand of Doom” sebagai sebuah mahakarya. Lalu Scott Ian menyebut “War Pigs” sebagai ‘suara malapetaka’. Mendiang Lemmy Kilmister menyebut “Iron Man” sebagai salah satu riff gitar paling berkesan sepanjang masa.
Please choose one of our links :