Pertemuan kembali dengan mantan rekan satu band melahirkan sebuah karya anyar, itulah yang dilakukan oleh tiga mantan personel Killing Me Inside yaitu Raka Cyril, Sansan Choa, dan Onadio Leonardo. Ketiganya merilis single berjudul Home di channel YouTube Reunion TV Channel pada 2 Februari 2020. Lagu ini disebut-sebut karya yang lebih matang dari ketiga mantan personel Killing Me Inside tersebut.
Sekilas lagu Home terdengar meninggalkan musik keras yang dulunya dibawakan oleh mereka bertiga ketika berada di Killing Me Inside. Di lagu ini mereka memadukan aransemen musik modern elektronik dengan akar musik emo dari Killing Me Inside. Bagian vokal pun dibuat lebih halus agar sesuai dengan tema lagu Home. Namun, Sansan, Raka, dan Onadio tetap menyisipkan unsur emo dan metal melalui suara jeritan dan teriakan di pengujung lagu Home.
Home juga diciptakan dengan menggunakan tema pulang, mengenang, dan kembali ke tempat di mana mereka menghabiskan masa muda bersama. Sebuah representasi dari perjalanan hidup yang akhirnya membawa mereka bersatu kembali untuk bermusik bersama. Para mantan personel Killing Me Inside ini pun menunjukkan sebuah kedewasaan dalam bermusik, terlepas dari sejarah bermusik mereka sebelumnya.
Nothing much to say
Living on the edge
We got it all
From sunsets 'til it rise
Counting back the days
Our pilled out youth
Namun, pada penampilan mereka ini, Sansan, Raka, dan Onadio menggunakan nama RE: UNION di bawah bendera Killing Me Inside. Pertemuan mereka pertama kali terwujud ketika tampil di Synchronize Festival 2019. Saat itu mereka menggunakan nama Killing Me Inside Reunion. Bersatunya kembali para mantan personel itu mendapat respons positif dari para penggemar yang akhirnya berlanjut dengan penampilan Sansan, Raka, dan Onadio dalam satu line-up di Hammersonic Festival.
Diundangan Killing Me Inside (Reunion) di acara Hammersonic diakui Sansan sebagai sebuah kejutan. Namun, akhirnya mereka tidak ragu-ragu untuk menerima tawaran menarik tersebut.
"Kaget banget, sih. Anak-anak semuanya nggak ada yang menyangka. Kita tahu Hammersonic setiap tahun sebegitu besarnya. Cuma itu metalhead festival, begitu dikabari semua anak-anak ramai di grup," ujar Sansan dikutip dari Antara. "Nggak ada pakai perundingan, sih. Begitu dikasih tahu semuanya langsung (bilang), berangkat," jelasnya.
Mereka tampil dengan nama Killing Me Reunion dan akhirnya mampu melepas embel-embel ‘Killing Me’ hingga akhirnya mantap dengan moniker baru, RE:UNION sebagaimana keputusan yang tepat secara esensial dan masa depan band yang potensial ini. Proyek berkumpulnya kembali tiga mantan personel Killing Me Inside ini sudah terdengar gaungnya sejak Juli 2019. Saat itu masing-masing dari Raka, Onadio, dan Sansan mengunggah foto mereka bertiga di akun Instagram mereka.
RE: UNION di Balik Bayang-bayang Killing Me Inside
RE:UNION seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya merupakan band yang berisi 3 mantan personel band emo metal (screamo) Killing Me Inside, yakni Raka Cyril (gitar), Sansan Choa (vokal) dan Onadio Leonardo (bass). Eksistensi kemunculan band ini sudah jelas tidak terlepas dari lahirnya Killing Me Inside pada 2005 di Jakarta. Saat itu, Killing Me Inside beranggotakan Josaphat Klemens (gitar), Onadio Leonardo (bass), Rendy (drum), Raka Cyril (gitar), dan Sansan (vokal).
Pada awal kemunculannya, Killing Me Inside masih bermain di panggung-panggung underground dan berbagai gigs. Mereka pun merilis tiga demo lagu pertama Killing Me Inside, A Letter Of Memories, Suicide Phenomena, dan The Tormented, yang mendapat respons positif. Sebelum merilis album pertama, Raka memutuskan keluar dari Killing Me Inside pada Mei 2008. Killing Me Inside kemudian merilis album pertama dengan tajuk A Fresh Start for Something New pada Januari 2009.
Ketika baru saja memulai sesuatu yang besar, Sansan memutuskan keluar dari Killing Me Inside pada Februari 2009 dan lebih memilih fokus menggarap proyek baru bersama band Pee Wee Gaskins. Hal ini membuat Onadio berpindah posisi menjadi vokalis dan mereka mendapatkan personel baru, Rudye Nugraha Putra. Pada 2010, Killing Me Inside menggebrak pasar permusikan Tanah Air dengan album kedua bertajuk nama band mereka sendiri. Single pertama yang dirilis, Biarlah, mendapat respons positif dan mengantarkan mereka ke berbagai penghargaan seperti Album Rock Terbaik dari Anugerah Musik Indonesia.
Sempat terjadi pergantian personel kembali di tubuh Killing Me Inside setelah Davi Frisya mundur dan digantikan oleh Putra Pra Ramadhan sebagai drummer. Killing Me Inside lantas mengeluarkan album ketiga mereka pada September 2012 dengan tajuk One Reason. Ketika karier tengah di puncak, giliran Onadio yang memutuskan keluar dari Killing me Inside pada 2014. Konflik internal dan masalah yang dialami pada tenggorokannya disebut menjadi alasan hengkangnya Onadio.
Kepergian Onadio membuat Killing Me Inside mengubah konsep yang dimulai dengan merekrut Savira Razak sebagai vokalis. Killing Me Inside pun merilis album kelima mereka dengan tajuk Rebirth: A New Beginning pada 2015. Akan tetapi, perjalanan Killing Me Inside terus mengalami gejolak yang berujung keluarnya satu per satu personel. Masing-masing dari para mantan personel Killing Me Inside pun membentuk band baru dengan genre yang lebih ringan dengan tujuan mencapai pasar yang lebih luas. Raka misalnya yang menggarap proyek bersama Vierratale, kemudian Sansan dengan Pee Wee Gaskins, sementara Onadio membuat proyek baru dengan nama L.Y.O.N.
Setelah hengkang dari dari Killing Me Inside, Raka fokus berkarier di dalam Vierratale. Kelompok musik pop ini didirikan oleh Kevin, Tryan, Raka, dan Widi. Friendster memiliki peran unik dalam pembentukkan band ini. Pasalnya, melalui Friendster, Kevin berhasil menemukan rekan-rekan band tersebut dan membentuk Vierra lalu nama tersebut berubah jadi Vierratale di tahun 2013. Nama Vierra yang jadi rumah baru dari mantan anggota Killing Me Inside ini memiliki arti dalam bahasa Indonesia “empat”. Sedangkan Vierratale merupakan modifikasi nama band terdahulu mereka dengan penggabungan kata fairytale. Bersama Vierratale, mantan gitaris di dalam tubuh Killing Me Inside tersebut berhasil menelurkan tiga buah album. Pertama adalah My First Love di tahun 2009, dilanjutkan dengan album Love, Love, and Love di tahun 2011, dan terakhir merilis album berjudul Evolve di tahun 2016.
Sansan yang sebelumnya jadi frontman di dalam tubuh Killing Me Inside kini sukses bermusik dengan band beraliran pop punk Pee Wee Gaskins. Terbentuk di tahun 2007, hingga saat ini band tersebut masih eksis dengan para anggotanya, yaitu Dochi Sadega, Sansan, Omo, Aldy Kumis, dan Ayi. Nama Pee Wee Gaskins yang tersemat pada band pop punk ini merupakan ide yang datang dari Sansan dan Dochi.
Kala itu, mereka berdua menginginkan untuk memiliki nama band yang diambil dari nama pembunuh berantai. Setelah melakukan riset melalui internet, akhirnya mereka sepakat untuk menggunakan nama panggilan dari Donald Henry Gaskins. Bersama Pee Wee Gaskins, mantan vokalis Killing Me Inside tersebut berhasil menelurkan sebuah EP di tahun 2007 berjudul Stories from Our High School Years. Di tahun 2009 barulah Pee Wee Gaskins berhasil merilis album penuh perdana mereka berjudul The Sophomore. Tren merilis album penuh tersebut dilanjutkan oleh Pee Wee Gaskins dengan merilis album Ad Astra Per Aspera sebagai album kedua mereka di tahun 2010.
Kembali merilis mini album, di tahun 2018 Pee Wee Gaskins mencoba untuk memberikan warna berbeda pada rilisan terbarunya saat itu. Pee Wee Gaskins merilis mini album berjudul Salute To 90's. Mini album tersebut berisi 5 lagu cover dari lagu-lagu hits band Indonesia di tahun 1990-an. Pee Wee Gaskins menggubah aransemen kelima lagu tersebut untuk menyesuaikan dengan citra mereka sebagai band pop punk. Di tahun 2019, Pee Wee Gaskins merilis album penuh ketiga mereka berjudul Mixed Feelings yang didukung oleh Erix Soekamti sebagai produsernya.
Selain menjalankan proses kreatifnya di dalam Killing Me Inside Reunion dan L.Y.O.N., Onadio juga sibuk memulai kariernya di industri hiburan digital sebagai seorang Youtube. Mendirikan kanal The Leonardo’s, konsep awal dari kanal Youtube milik Onadio Leonardo yang dipublikasikan pertama kali 3 tahun lalu ini digunakan sebagai portofolio kreatifnya, terutama dalam bidang musik. Namun, seiring berkembangnya zaman, konten yang diproduksi oleh vokalis dan pemain bass di dalam tubuh Killing Me Inside Reunion ini pun ikut berkembang.
Konten-konten yang diunggah oleh Onadio melalui kanal The Leonardo’s kini mulai menceritakan tentang perjalanan hidupnya sebagai seorang musisi, suami, dan juga seorang ayah. Selain itu, Onadio juga mulai membuat konten dengan format wawancara dalam kanal The Leonardo’s. Onadio melakukan wawancara bersama teman-temannya yang sama-sama berprofesi sebagai seorang entertainer dan juga musisi. Tidak jarang juga Onadio melakukan wawancara di luar lingkaran pertemanannya. Melalui konten wawancara tersebut, Onadio mencoba untuk memuaskan rasa ingin tahu yang dimilikinya berdasarkan sosok-sosok yang dikagumi oleh salah satu anggota Killing Me Inside Reunion tersebut.
ARTICLE TERKINI
1
Demi Collabs Terbaik Tahun Ini, Moonton Sampai Rela Bikin 3 Hero Baru???
2
Debut Cemerlang Kiandra Ramadhipa di European Talent Cup Portugal 2025: Podium Pertama yang Menggaungkan Nama Bangsa!
3
5 Bek Kanan Termahal Premier League 2024/2025, Keren Abis!
4
Kamera Suka Man United! Ruben Amorim Udah Diwawancara 491 Kali
5
5 Pemain Sepak Bola dengan Followers Instagram Terbanyak
Author :
Article Date : 22/10/2020
Article Category : Super Buzz
10 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Ald /
06/05/2025 at 20:45 PM
Panji Nugraha
07/05/2025 at 20:23 PM
Imam Ciptarjo
09/05/2025 at 09:14 AM
Indra Desanri
10/05/2025 at 12:42 PM
Radhitya Rustam
10/05/2025 at 16:39 PM
SEPTIAN DWI NUGROHO
10/05/2025 at 17:49 PM
Angga Rino
10/05/2025 at 18:36 PM
John TSH
10/05/2025 at 22:47 PM
RAHARDJO TEONOVI
11/05/2025 at 21:27 PM
GRACE JELIA PUTRI TADETE
14/05/2025 at 06:14 AM