Billy Howerdel Rilis Single Baru, Selfish Hearts

Billy Howerdel dari A Perfect Circle telah merilis single yang terbaru lagi dari album solonya yang akan datang What Normal Was. Album ini dirilis pada 10 Juni yang laluu melalui Alchemy Recordings / Rise Records / BMG. Album ini sekaligus menandai album solo keduanya dan pertama dengan namanya sendiri, setelah debutnya tahun 2008 dengan nama Ashes Divide.

Billy Howerdel bercerita mengenai single barunya, yang berjudul Selfish Hearts. Menurutnya tidak peduli berapa banyak daftar lagu yang sudah ia coba, Selfish Hearts ini selalu dirasakannya menjadi lagu yang tepat untuk menyambut pendengar What Normal Was.

Single terbaru Billy Howerdel mengikuti perilisan single sebelumnya Beautiful Mistake, Poison Flowers dan Free And Weightless. Billy Howerdel juga sebelumnya mengonfirmasi bahwa dia akan merilis satu lagu per minggu hingga What Normal Was tiba pada 10 Juni yang lalu.

Berikut tracklist yang hadir dalam What Normal Was:

• Selfish Heart
• Free And Weightless
• Ani
• Beautiful Mistake
• The Same Again
• Poison Flowers
• Follower
• Bring Honor Back Home
• EXP
• Stars

Billy Howerdel adalah seorang musisi Amerika yang lahir pada lahir 18 Mei 1970. Musisi ini paling dikenal sebagai anggota pendiri, gitaris, backing vocal, penulis lagu, dan produser untuk band A Perfect Circle dan Ashes Divide. Billy Howerdel telah merekam empat album studio terkenal dengan A Perfect Circle dan pada 2008 bersama Ashes Divide merilis album debut mereka, Keep Telling Myself It's Alright.

Billy Howerdel bersekolah di SMA di West Milford High School di West Milford, New Jersey. Dia bermain beberapa olahraga tetapi tertarik pada kelas produksi televisi dan sangat aktif dalam program audio ekstrakurikuler. Program ini memberi masa kecil Billy Howerdel dasar untuk pengejaran teknisi audio pasca sekolah menengahnya dan akhirnya mengarah ke posisi teknisi gitar profil tinggi. Stephen Porcello, guru sekolah menengah yang menjadi penasihat program ini membawa Billy Howerdel ke New York City dan membantunya memilih gitar listrik pertamanya.

Billy Howerdel mengutip menghadiri konser Pink Floyd sebagai anak muda sebagai katalis untuk ingin terlibat dalam musik. Sebelum membentuk A Perfect Circle, dia menghabiskan beberapa tahun sebagai sound engineering untuk band-band New Jersey dan selanjutnya bekerja sebagai teknisi gitar untuk banyak musisi seperti Faith No More, Fishbone, David Bowie, The Smashing Pumpkins, Nine Inch Nails, Guns N' Roses, dan Tool.

Semasa Billy Howerdel bekerja sebagai teknisi gitar untuk Tool selama tur dan rekaman album mereka yang bertajuk Ænima, Billy Howerdel bekerja dengan Maynard James Keenan, yang dia temui pada tahun 1992. Selama masa ini, Billy Howerdel membantu Maynard James Keenan beberapa lagunya, dan menawarkan vokalnya jika Billy Howerdel memutuskan untuk membentuk sebuah band. Meskipun awalnya mempertimbangkan penyanyi wanita, Billy Howerdel akhirnya menerima tawaran Maynard Keenan. Hingga pada tahun 1999 A Perfect Circle kemudian terbentuk.

Musisi berusia 52 tahun ini, juga aktif terlibat dalam proyek solo barunya, Ashes Divide. Musisi ini menangani hampir semua instrumen di studio untuk perilisan setiap materi, kecuali drum yang dimana ia mendapatkan bantuan dari musisi Josh Freese. Single pertama, The Stone, sempat banyak dimainkan di beberapa radio dan melakukan tur untuk album sepanjang tahun 2008.

Kadang-kadang Billy Howerdel tampak bermain live dengan band Abandoned Pools. Pada tahun 2005, ia menulis dan merekam musik untuk video game Jak X: Combat Racing, yang juga menampilkan remix dari lagu-lagu miliknya oleh Danny Lohner dan Dean Menta, dan musisi Josh Freese dan Troy Van Leeuwen dari Queens of the Stone Age, Atom Willard dari Angels And Airwaves, Joey Castillo dari Queens of the Stone Age, mantan bassis A Perfect Circle Paz Lenchantin dan Wes Borland dari Limp Bizkit. Billy Howerdel juga mengerjakan album Guns N' Roses Chinese Democracy, khususnya lagu There Was a Time.

Dalam sebuah wawancara tahun 2008 Howerdel mengatakan dia tidak menggunakan narkoba, hanya minum sesekali dan berlatih Meditasi Transendental.

Image source: Kerrang