Penyanyi dan penulis lagu Romantic Echoes melepas single terbarunya berjudul Amerta. Single ini masih bernapaskan musik pop dekade 1980-an. Bedanya, Amerta merupakan single dari Romantic Echoes yang menampilkan aksen tersendiri, terutama lewat hadirnya ritme, irama, dan berbagai elemen khas musik India. Kini single Amerta bisa didengar di sejumlah platform streaming musik.
Dalam wawancaranya bersama NME, Romantic Echoes mengaku bahwa lagunya kali ini memang terinspirasi dari musik India. Musisi bernama asli Jack Alfredo ini mengatakan bahwa musik India memang cukup lekat di kehidupannya saat kecil, karena ibu dan nenek Jack adalah penggemar berat film Bollywood atau film India.
Dari latar belakang itulah lagu ini hadir untuk mengenang masa-masa dalam hidup Jack Alfredo. Sementara untuk lirik lagunya, Amerta ternyata memang tak pergi jauh-jauh dari narasi tentang sosok seorang ibu. Dalam deskripsi untuk video liriknya di YouTube, Jack Alfredo atau Romantic Echoes menyebut bahwa lagu ini adalah persembahan untuk sang ibu dan para ibu di seluruh dunia.
“Amerta adalah pembuka untuk sebuah perjalanan baru dari seorang Romantic Echoes dalam menerjemahkan keadaan sekitar menjadi sebuah alunan nan merdu dan romantis. Persembahan untuk sang ibu dan para ibu diseluruh dunia," jelasnya.
Pada 2021 lalu, Romactic Echoes sempat membocorkan perihal album baru yang tengah dikerjakannya tersebut. Ia menyebut album baru itu akan dirilis pada tahun 2022. Belum diketahui, apakah single eksperimental Amerta ini akan termasuk ke dalam single di album baru tersebut.
Single Amerta sendiri juga membuka era baru untuk Romantic Echoes, yang telah mengungkapkan logo baru di media sosial, yang katanya akan lebih bermakna tahun ini. Perilisan lagu Amerta akan mengikuti pengumuman tentang konser bersama Romantic Echoes dan Oslo Ibrahim. Konser mendatang bertajuk Serenada: Volume 2 akan berlangsung pada 29 Januari di Subrosa Bar, Jakarta Selatan.
Jack Alfredo sendiri sebelumnya dikenal sebagai gitaris dan vokalis Pijar. Tapi kini, dia juga memiliki proyek solo dengan moniker Romantic Echoes. Jack Alfredo juga pernah bercerita mengenai asal mula terbentuknya Romantic Echoes sebagai proyek solo dirinya di luar Pijar. Menurutnya, Romantic Echoes adalah proyek yang ia sembunyikan dari personel bandnya, Pijar. Jack mengaku Romantic Echoes lebih fokus pada lagu-lagu untuk bersantai atau menemani tidur.
"Romantic Echoes sebenarnya, awalnya project yang gue sembunyiin dari anak-anak (personel Pijar) karena itu sebenernya lagu-lagunya, lagu-lagu menye, untuk tidur dan nyantai. Sedangkan Pijar kan lagunya aneh-aneh, ada yang soal fantasi, seks, macam-macam lah. Romantic Echoes gue lebih kayak romansa lah. Nggak cuman tentang antar pasangan, ke tumbuhan, atau ke binatang, atau semacamnya," terang Jack Alfredo.
Soal makna di balik frasa “Romantic Echoes” yang dia gunakan sebagai nama panggungnya, Jack Alfredo mengatakan bahwa ia memang suka dengan frasa tersebut.
"Gue nggak tahu sih, dari dulu gue suka banget nama itu. Gue kayak benar-benar ini suatu saat bakal gue pakai sebagai nama sih. Sampai bisa dibilang gue bikin solo, ya sudah nama ini gue pakai," cerita Jack Alfredo.
Jack Alfredo memulai karier sebagai musisi yang berasal dari kota Medan, Sumatra Utara. Jack Alfredo mengaku sempat menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya adalah sorotan mengenai musik yang cenderung berfokus di Ibu Kota. Namun, dia sudah merasa terbantu dengan metode promosi musik yang lebih luas lagi melalui internet sambil memanfaatkan segala kemudahan di era digital yang membuat hampir semua hal jadi mungkin dilakukan.
"Tantangannya tuh lebih, kayak, ya, secara luas sih. Jadi kalau di daerah, lo punya hal-hal itu, tapi menurut gue, lo memang harus butuh tenaga lebih untuk bisa sampaikan apa yang lo inginkan. Kalau di Jakarta kan bisa langsung. Jadi segala hal tuh direct," kata dia.
Sebelumnya, Romantic Echoes juga sempat merilis sebuah single bersama Oslo Ibrahim yaitu You Made Me Smile dan You Made Me Cry. Romantic Echoes juga merilis single Permataku pada awal 2020 lalu. Single Permataku mengupas sebuah kisah cinta seorang lelaki terhadap wanita yang dikagumi, yang kemudian berujung pahit. Permataku adalah single yang juga membahas pertemuan kembali dua insan di samping mengupas kisah senang dan sedih dalam hubungan secara ringkas.
"Ini merupakan cerita lama yang sudah tertinggal jauh di belakang, hingga suatu saat mereka dipertemukan kembali--peperangan antara logika dan emosi pun terjadi," ungkapnya.
Sejenak merekam jejak sebagai sebuah proyek solo, Romantic Echoes pertama kali hadir ke dalam belantika musik nasional dengan dua single yang digarap bersama Oslo Ibrahim. Melaluinya, kedua karakter musiknya dilebur. Romantic Echoes mengusung musik yang masih berkutat dengan halaman pop--sama seperti PIJAR. Pembedanya hadir dalam unsur psikedelia yang lebih kental. Romantic Echoes meracik warna-warna musik pop psikedelia era 1960-an yang lush, mendayu, dan cukup menawan.
Selain Permataku, karya Romantic Echoes dengan durasi panjang muncul dalam lagu Menutup Mata Untuk Melihat Dunia. Lagu tersebut memiliki durasi lengkap sepanjang 9 menit 19 detik dan merupakan rangkuman apa yang J. Alfredo ingin ungkapkan melalui album perdana Romantic Echoes bertajuk Persembahan Dari Masa Lalu yang rilis di tahun 2020.
Image source: NME
ARTICLE TERKINI
Article Category : Super Buzz
Article Date : 04/02/2022
5 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
DENNY ADHY NUGROHO
17/05/2025 at 15:30 PM
zakief Nazmudin
19/09/2025 at 05:54 AM
Heri Suprapto
19/09/2025 at 09:50 AM
Leli Mustika Krisliani
20/11/2025 at 13:24 PM
Muhamad Saifudin
10/12/2025 at 23:55 PM