Superfriends, lo pasti sadar belakangan ini banyak band-band 90-an yang balik lagi ke panggung. Dari yang sekadar bikin reuni, rilis single baru, sampai ada yang nekat bikin tur nasional. Fenomena ini kayak bikin bertanya-tanya: mereka balik cuma buat nostalgia, atau bener-bener mau adaptasi sama zaman sekarang?
Reuni: Obat Rindu Fans Lama
Kalau ngomongin reuni, jelas ini jadi momen manis buat fans lama, selalu jadi obat rindu tiap muncul di festival besar.
Bagi generasi 90-an, reuni band ini priceless. Tapi menariknya, banyak juga Gen Z yang ikut nonton, bahkan hafal liriknya. Jadi, reuni ini kadang bukan cuma buat “menghidupkan masa lalu”, tapi juga ngenalin musik mereka ke penonton baru. Salah satu band yang mau reuni adalah Peterpan, ya walaupun personilnya nggak selengkap sebelumnya.
Nostalgia: Bisnis yang Menguntungkan
Konsep “throwback” udah terbukti ampuh menarik penonton lintas usia. Festival musik sekarang pinter banget nyelipin line-up 90-an di antara band-band kekinian. Hasilnya? Penonton campur aduk dari berbagai generasi, ada yang joget pakai kaos band vintage, ada yang rekam konten buat TikTok.
Bahkan, merchandise lawas yang dulu cuma jadi koleksi di lemari, sekarang bisa laku mahal. Kaos tur jadul atau rilisan kaset original jadi incaran kolektor. Jadi, bisa dibilang “jualan nostalgia” bukan cuma soal musik, tapi juga gaya hidup dan identitas skena.
Adaptasi: Main di Era Streaming dan Sosmed
Nah, ini bagian yang tricky. Ada band yang memilih nggak cuma jualan lagu lama, tapi juga adaptasi sama tren baru. Mereka rilis single di Spotify, aktif bikin konten di social media, sampai kolaborasi sama musisi muda.
Misalnya, ada band 90-an yang mulai eksplor genre, ada juga yang ngulik sound biar lebih “modern” tapi tetap bawa ciri khas lama. Adaptasi ini penting, karena generasi penonton sekarang punya cara konsumsi musik yang beda banget sama era dulu.
Reuni vs. Adaptasi: Harus Pilih Satu?
Nggak selalu. Ada band yang sukses di dua jalur: mereka bisa bikin konser reuni yang pecah, sambil tetap relevan dengan rilisan baru. Kuncinya, mereka nggak kehilangan DNA musiknya, tapi juga nggak takut bereksperimen.
Di skena musik Indonesia sekarang, posisi band 90-an ini unik banget. Mereka jadi penghubung antara generasi yang tumbuh di era radio & MTV, sama generasi yang akrabnya sama YouTube & TikTok.
Kembalinya band-band 90-an bukan berarti mereka mundur ke masa lalu. Justru, ini kayak mereka buka bab baru—entah untuk merayakan sejarah, nyari pendengar baru, atau sekadar menikmati main musik bareng lagi.
ARTICLE TERKINI
Article Category : News
Article Date : 20/08/2025
11 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Lukman Hakim
20/08/2025 at 12:21 PM
Ald /
20/08/2025 at 14:02 PM
Vivi
20/08/2025 at 14:42 PM
GRACE JELIA PUTRI TADETE
21/08/2025 at 04:53 AM
Garindratama Harashta
21/08/2025 at 08:47 AM
pujanadi
21/08/2025 at 09:31 AM
Vicky Nursopyan
23/08/2025 at 00:31 AM
Trisna Oen
23/08/2025 at 23:12 PM
Julia Margaret
23/08/2025 at 23:26 PM
Epul Saepuloh
07/09/2025 at 20:21 PM
Epul Saepuloh
07/09/2025 at 20:21 PM