Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Epiphone

Author : Admin Music

Article Date : 09/07/2023

Article Category : Tips & Gears

Kebanyakan orang sekarang mungkin lebih kenal brand Epiphone sebagai versi ekonomis dari Gibson. Model-modelnya sebagian sama. Misalnya, dua-duanya sama-sama punya tipe Les Paul dan SG yang enggak jarang dipakai gitaris metal. Tapi, harga masing-masing berbeda, Superfriends.

Nah, kalau mengulik sejarahnya, keduanya sebenarnya bukan lahir dari rahim yang sama nih, Superfriends. Bahkan, satu sama lain saingan, musuhan, sampai akhirnya segala sesuatu berubah menjadi "Epiphone di bawah Gibson".

Ada tiga cerita menarik yang bisa kasih gambaran soal dua brand yang akarnya bahkan sudah ada lebih dari 100 tahun lalu ini. Tiga cerita itu bisa dilihat di bawah ini. Cek, Superfriends!

1. Epiphone sudah ada sejak 150 tahun lalu

 

Image source: instagram.com/epiphone

Fakta bahwa Epiphone sudah eksis 150 tahun lalu jelas bertolak belakang dengan statusnya yang kini di bawah Gibson. Kalau dilihat dari usia yang selama itu, artinya pengalamannya sudah super matang. Bahkan kalau bicara akarnya, cerita awal mula Epiphone sudah dimulai sekitar 150 tahun yang lalu di Kastania, Yunani. Tahun 1865, menurut sejarah Ephipone, kakek dari pendiri Epiphone, Kostantinos Stathopoulo, memulai sejarah sebagai pedagang kayu.

Kostantinos waktu itu sering mengajak anaknya, Anastasios, untuk keliling Eropa. Nah, bersamaan dengan itu, keluarga mereka mulai bikin toko servis biola dan alat musik senar lainnya (bukan gitar) tahun 1890. Anastasio yang lantas mulai bikin pabrik instrumen musik kemudian punya anak bernama Epaminondas (1893), Alex, Minnie, Orpheu, dan Frixo. Anak pertamanya itulah yang kemudian dipanggil "Epi", pendiri brand Epiphone.

Usia 40 tahun, Anastasios naik kapal ke Amerika Serikat dan tinggal di daerah Manhattan, rumah bagi banyak imigran Yunani dan Italia. Anastasios melanjutkan perdagangan instrumennya dan mengajukan paten pertama dan satu-satunya pada tanggal 25 Maret 1909 untuk mandolin bergaya Italia.

Sementara itu, Epi sebagai anak tertua kuliah di Universitas Columbia, dan lulus cum laude. Sayangnya ayah Epi meninggal saat dia berusia 22 tahun. Karena harus melanjutkan bisnis keluarga, Epi bikin nama baru "The House of Stathopoulo", lalu mulai mengembangkan bentuk mandolin sampai akhirnya bergerak dengan nama baru "Epiphone", The Epiphone Banjo Company.

Tahun 1928, The Epiphone Banjo Company bikin banjo untuk brand Selmer/Conn, dan itu juga jadi tahun yang penting karena Epiphone akhirnya mulai memperkenalkan gitar akustik pertama mereka dan mulai bersaing dengan Gibson.

2. Epiphone vs Gibson

 

Image source: guitarcher.com

Epiphone Vs Gibson, dua brand ini di awal 1920-an adalah merek yang berbeda. Waktu jazz mulai ramai, mereka sama-sama mulai bikin gitar setelah sebelumnya mulai main di ranah akustik. Waktu itu, Gibson mulai bikin gitar rekaman yang jadi standar baru, namanya "L5". Epiphone sendiri bikin satu model yang enggak biasa dengan nama Archtop Patent The Recording. Bentuknya sebenarnya lebih kecil dan ringan, tapi kalah promosi karena enggak punya pemain gitar terkenal yang bisa jadi duta representatif.

Di tahun 1930-an, Gibson punya "Master Model", dan Epiphone bikin "Masterbilt" yang waktu itu punya tiga varian, De Luxe (dulu harganya $275), Broadway ($175), dan Triumph ($125).

Persaingan terus berlanjut dengan model gitar yang lebih besar dan Epiphone makin dapat pasar plus pengakuan, termasuk ketika kerja sama dengan distributor Handcraft Ltd (London) dan lantas buka showroom di sana.

3. Mengapa Epiphone akhirnya berada di bawah Gibson?

 

Image source: instagram.com/epiphone

Jalan cerita memang tidak bisa diterka. Perang Dunia II bergulir dan banyak bisnis yang jatuh. Langkah Epiphone mulai surut karena Epi meninggal karena leukemia di tahun 1945. Urusan Epiphone kini dilanjutkan ke saudara-saudaranya, Orphie dan Frixo. Perubahan minat binis terasa karena mereka menganggap Epiphone sudah kalah saing soal model, sementara Gibson sudah dibeli oleh Chicago Musical Instruments Company (CMI) tahun 1944.

Gitaris yang sama-sama kenal dua brand ini, Les Paul, tidak lama mengutarakan saran agar CMI membeli Epiphone. Tahun 1957, CMI resmi memiliki Epiphone. Lalu mengingat ada dua brand bernaung di satu rumah, mereka punya kebijakan untuk menempatkan standar baru: “Epiphone di bawah Gibson”. Satu fakta menarik lagi yang sadar atau tidak disadari: setelah lama saingan, Epiphone-Gibson kini malah satu rumah.

Cerita Epiphone dengan standar Gibson pun masih berlanjut sampai sekarang. Bermacam produk gitar dan bass-nya beredar sampai Indonesia. Tertarik juga untuk memiliki gitar Epiphone, Superfriends?

PERSONAL ARTICLE

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Gitar #Gibson #Epiphone

Source:https://review.bukalapak.com/hobbies/3-fakta-unik-gitar-epiphone-yang-dulunya-rival-gibson-55083

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Tips & Gears

Meinl HCS Cymbal: Pilihan Terbaik untuk Pemula dan Profesional

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Tips & Gears

Fender Frontman 10G: Amplifier Kompak untuk Pemula dan Latihan di Rumah

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Tips & Gears

Flamma FX 150: Teknologi Modern yang Tidak Menguras Kantong

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Tips & Gears

Behringer RD-9, Desainer Rhytm Analog Klasik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Tips & Gears

AKAI MPC STUDIO : KOMBINASI KONTROL HARDWARE DENGAN TENAGA SOFTWARE

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Tips & Gears

Hartke HD75: Powerhouse Bass Amplifier untuk Performa Live dan Studio

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Tips & Gears

Fender Jazz PJ Bass: Gabungan Klasik dan Kemajuan

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Tips & Gears

Roland Octapad SPD-20 PRO: Solusi All-in-One untuk Drum Pad

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Tips & Gears

Behringer ULtralink In-Ear Monitor Wireless System: Salah Satu Pilihan untuk Cara Manggung yang Kekinian

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Tips & Gears

Headrush MX5: Inovasi dalam Dunia Perangkat Efek Gitar

Read to Get 5 Point
image arrow
1 /