Agung Hellfrog: Flamma FM10 Mixing Console, Mixer Andalan Streamer dan Podcaster

Dalam satu dekade terakhir istilah ‘streaming’ menjadi sangat familiar. Bersamaan dengan itu pengguna internet dapat memanfaatkannya untuk memudahkan interaksi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia. 

Tidak terkecuali podcaster dan musisi yang belakangan memanfaatkan video streaming untuk interaksi atau bahkan berbagi informasi musik atau lesson tentang topik-topik yang dianggap menarik. Namun untuk melakukannya, seorang pembuat konten atau penggunanya memerlukan internet dan perangkat penunjnag seperti mixer, kamera, lighting, dan lain sebagainya.

Merespons pergeseran zaman tersebut, Flamma Innovation melengkapi jajaran gear mereka dengan merilis satu portable mixer yang dinamakan FM10. Konsol mixing ini menawarkan fitur fungsi mixing tradisional, sekaligus melengkapinya dengan fitur-fitur terkini seperti koneksi USB Type-C serta satu port USB-OTG untuk terhubung langsung ke perangkat pintar penggunanya. 

Fleksibilitas dari FM10 ini dapat diperoleh dari enam saluran input yang tersedia untuk berbagai instrumen, mikrofon, atau pemutar audio eksternal dalam stereo atau mono. FM10 ini juga memiliki empat output audio, sakelar impedansi instrumen, daya phantom 48v, dan dapat digunakan sebagai soundcard dengan kemudahan pengaturan dan pemutaran langsung dari unitnya. 

Keunikan lain dari FM10 terdapat mencakup fungsi loopback untuk memutar ulang audio saat merekam atau live streaming dan efek instrumen bawaan seperti amp sim, reverb, kompresor, dan sakelar EQ. Kontrol volume master, USB, dan saluran yang terpisah juga disertakan serta jack audio dan headphone out tambahan.

Seperti yang disampaikan di awal tulisan, FM10 seolah-olah ditargetkan untuk streamer dan podcaster. Jadi mari kita ulas saja sejauh mana fitur-fitur FM10 ini dapat melayani berbagai kebutuhan kalian. 

Saluran satu dapat digunakan mendukung sambungan mikrofon kondensor. Uniknya, lo dapat menekan tombol kompresor dan reverb untuk menghasilkan kualitas streaming yang tidak kalah dari kualitas broadcast profesional. Menurut gue, tombol-tombol ini adalah fitur yang sangat berguna selama streaming YouTube. 

Mari kita bicarakan saluran dua. Sesuai dengan saran di situs resminya, gue menyambungkan gitar ke saluran dua. Kedengarannya memang benar-benar dry, tapi tenang, dengan FM10. Lo semua juga dapat memproses suaranya dengan menggunakan ampli simulator bawaan agar latihan lebih semangat. 

Paling tidak unit ini menyediakan beberapa ampli simulator yang mencakup ampli clean, crunch, dist, ampli bass, dan simulasi gitar akustik. Bagi lo yang bermain keyboard, synthesizer, atau instrument dengan setup stereo bisa juga disambungkan ke saluran tiga. 

Secara detail sobat dapat melihat koneksi pada gambar di bawah ini:

Terlepas dari segala kelebihannya, kekhawatiran juga muncul ketika mencoba FM10, terutama ,masalah latensi. Memang setiap efek digital menyebabkan latensi karena proses konversi analog dan analog ke digital. Dalam beberapa kasus, untuk beberapa gear ada yang kecil dan ada juga yang signifikan. Dalam hal ini, gue merasakan sedikit jeda waktu antara tangan dan jari dan suara yang dikeluarkan speaker, dan gue berharap Flamma bisa mengatasi ini di kemudian hari.

Jadi kesimpulannya, gue merekomendasikan gear ini bagi siapa saja yang memerlukan mixer yang berguna untuk segala kebutuhan, termasuk live streaming, atau dipakai untuk manggung dan latihan dengan budget ramah dikantong. Bagi seseorang yang bermain gitar, bass, atau apa pun yang sedang menata kariernya sebagai live streamer atau konten kreatir, maka segera coba Flamma FM10 dan rasakan perbedaanya. 

Selamat mencoba, Superfriends….

Image source: Shutterstock