Setuju nggak kalau ideologi dan gaya hidup "hipster" itu udah mati? Teori tuntasnya era "Hipster" ini menarik, karena berakhirnya Hipster justru jadi ironi besar yang selama ini jadi identitas mereka! Kalau lo nggak ngerti apa itu Hipster dan kenapa Hipster itu dianggap udah usang, lo harus baca artikel ini sampai selesai, Superfriends!
Memasuki dekade 2010-an, ada style yang secara universal dianggap keren tapi juga cringe di saat yang bersamaan. Kumis vintage, flanel, brewok, pomade, pashmina, manbun, dan kacamata bulat, lo tau lah ya gambarannya kayak gimana. Mereka ini yang sering disebut sebagai "Hipster". Meskipun banyak dihantam kritik baik id internet maupun di dunia nyata, tampilan ala North American Lumberjack ini masih laku keras di pasaran. Bahkan sekarang jejak-jejak tren Hipster masih bertebaran di gaya berpakaian anak-anak outdoor senja, dan design contoh gaya rambut trendy di barbershop langganan lo. Sekarang makin jelas kan kayak gimana yang dimaksud gaya “hipster” ini?
Meskipun “Hipster” jadi populer lewat tampilan, subkultur ini sebenarnya punya makna yang lebih dalam, bro. Hipster itu bukan sekadar pakaian dan aksesoris, melainkan gaya hidup yang berlandaskan ideologi. Ideologi dasar dari Hipster adalah menghindari hal-hal yang mainstream, dan membangun lifestyle mereka di sekitar hal-hal yang nggak populer. Yang paling sering dibanggakan oleh para Hipster adalah bagaimana mereka mengetahui, melakukan, atau menyukai sesuatu “before it was cool” atau sebelum hal itu jadi keren. Menyukai hal yang berbeda dan belum ngetren ini ngaruh ke pilihan mereka dalam berbagai hal termasuk selera musik, film, dan sebagainya. Dengan kata lain, mereka ini anak "edgy" yang sebenarnya, Superfriends!
Hipster juga dikenal dengan penampilan yang ironis, baik secara langsung lewat pernyataan dan T-Shirt tipografi yang menyampaikan ironi, atau secara nggak langsung yang mana menjadi kegagalan terbesar ideologi Hipster itu sendiri. Tampilan unik mereka justru menarik banyak orang untuk mengikuti tren tersebut. Ironisnya, gaya mereka jadi populer dan mainstream. Karena "Hipster" nggak boleh melakukan hal-hal mainstream, akhirnya para "Hipster" betulan meninggalkan gaya "Hipster". Dengan begitu, tamatlah riwayat sang "Hipster" yang kini kehilangan identitas.
Tapi, ada juga yang berpandangan kalau ideologi "Hipster" masih hidup, cuma tampilannya udah beda karena ideologi mereka bukan mengejar tren, tapi menciptakan tren baru sebelum tren itu dianggap keren. Bisa jadi, para Hipster sekarang lagi menggodog style baru yang sebentar lagi bakal booming dan jadi mainstream. Nantinya pas udah mainstream, bakal mereka tinggalin lagi untuk menyiapkan tren baru lagi. Begitu terus siklusnya, Superfriends!
ARTICLE TERKINI
Article Category : Urban Sport
Article Date : 17/07/2022
Source:https://www.birchbox.com/magazine/article/yuccies-the-hipster-is-dead
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :