Salah satu yang sangat kental akan hal tersebut adalah Gunung Kawi yang terletak di Malang, Jawa Timur. Mungkin sudah sering terdengar bahwa Gunung Kawi digunakan sebagai lokasi wisata spiritual dan juga lokasi mencari ‘pesugihan’. Mungkin yang terlintas dalam pikiran adalah betapa mistisnya lokasi ini ya, bro.
Nah, yang juga terkenal dari Gunung Kawi adalah keberadaan Keraton Gunung Kawi yang konon merupakan tempat pertapaan para raja di tanah Jawa. Bahkan lokasi ini juga disebut sebagai lokasi bertapanya presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno untuk menenangkan hati. Wah, pasti lokasi ini memang terpercaya untuk menenangkan jiwa ya, bro!
Memang sebenarnya apa saja ya sejarah dibalik Keraton Gunung Kawi yang sangat terkenal dengan energi spiritualnya ini? Simak beberapa penjelasan ini, bro!
[readalso url=21342]
Sejarah Awal
Image source: @nyandunyandi
Keraton Gunung Kawi ini awalnya adalah sebuah padepokan yang didirikan oleh seorang raja yang berasal dari Kerajaan Dhoho (Kerajaan Kediri) Prabu Kameswara II. Nah, beliau meninggalkan pesan kepada rakyatnya yang menyatakan beliau akan pergi ‘mukso’ atau menyatu dengan alam ke Gunung Kawi. Tepat pada tahun 1112, di lokasi inilah Prabu Kameswara II membuat sebuah padepokan sebagai tempat tinggal bersama sang istri.
Hanya tinggal selama 3 tahun, Prabu Kameswara II bersama istrinya meninggal pada tahun 1115. Di Padepokan tersebut Prabu Kameswara II memiliki 3 pengikut yaitu, Eyang Hamid, Eyang Joyo, dan Eyang Broto.
Masih Belum Mengenal Agama
Selama Prabu Kameswara II dan istrinya tinggal di padepokan tersebut, ternyata keduanya masih belum mengenal agama nih, bro. Konon dulu mereka masih mempercayai ajaran animisme seperti menyembah batu, pohon, dan sebagainya. Datanglah Mpu Sendok II yang akhirnya memberikan pengaruh agama Hindu dan diajarkan di daerah lereng Kawi.
Mempunyai Tempat Ibadah dari Masing-masing Agama
Setelah perkembangan zaman yang sangat pesat pada masa itu, akhirnya banyak masuk berbagai agama di wilayah ini. Agama yang masuk seperti Islam, Kristen, Budha, Konghucu, dan lainnya. Hal ini ternyata menggerakkan masyarakat sekitar untuk membangun tempat ibadah di sekitaran Kraton tersebut. Pada akhirnya Keraton Gunung Kawi merangkul 5 agama.
Oleh sebab itu, sekarang terdapat tempat ibadah yang tersedia yaitu Masjid, Gereja, Pura Giri Kawijayan, dan Vihara Dewi Kwan Im. Jadi, pengunjung juga bisa sekaligus berwisata religi di sini.
[readalso url=21337]
Sempat Ditutup pada Tahun 1965
Seperti yang sudah diketahui, kondisi Indonesia pada tahun 1965 memang kurang stabil saat itu bahkan imbasnya Keraton ini sempat ditutup karena kabar yang beredar. Tapi nggak berlangsung lama, akhirnya Keraton pun kembali dibuka pada tahun 1974, bro.
Pada tahun 1965 tersebut tempat pertapaan ini juga masuk ke dalam pengelolaan PT. Perhutani. Akhirnya melalui RPH Gendogo, Keraton Gunung Kawi sejak tahun 2013 dibuka untuk wisata bagi masyarakat umum.
Pohon Dewandaru
Bagi pengunjung yang datang, selain bertujuan untuk berziarah pengunjung juga akan menyambangi tanaman buah ini. Pohon Dewandaru ini juga disebut sebagai shian-to atau pohon dewa oleh orang Tionghoa.
Walaupun yang terlihat adalah sebuah pohon buah, konon masyarakat percaya bahwa ketika membawa bagian pohon seperti dahan, buah, atau daun yang jatuh akan mendapat keberuntungan. Oleh karena itu, para peziarah yang datang rela untuk menunggu bagian dari pohon ini jatuh dan diambil untuk dibawa pulang. Mau mencoba juga, bro?
Peninggalan sejarah dari masa lampau memang selalu membuat kagum penikmatnya di zaman sekarang ini. Dan nggak lupa juga untuk saling menghormati setiap kepercayaan dari masing-masing orang. Tertarik untuk mendatangi Keraton Gunung Kawi ini, bro?
Source: surabaya.liputan6.com
kompasiana.com
genpi.co
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 06/04/2020
Article Category : Urban Places
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :