Mengenal 5 Teknik Dasar Mountaineering

Kalau lo mulai tertarik dengan aktivitas mendaki gunung, pasti akan bertemu dengan istilah keren “mountaineering”. Yup, istilah ini cukup populer di kalangan penghobi pendakian gunung. Jadi kalau lo tertarik dengan kegiatan tersebut, nggak ada salahnya belajar tentang “mountaineering” dari sekarang.

Mountaineering sendiri bisa diartikan sebagai rangkaian aktivitas pendakian yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok pendaki. Biasanya aktivitas ini mempunyai satu titik tujuan yang ditempuh dengan melewati berbagai kondisi alam di trek pendakiannya.

Lebih dari itu, mountaineering dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan tingkat kesulitan dan juga teknik dasar yang dipakai. Sebab hampir semua gerakan serta aktivitas yang dilakukan selama mountaineering mengacu pada teknik-teknik tertentu dengan menerapkan materi yang sesuai.

Dengan begitu, mountaineering bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan pendaki pemula. Selain itu, setiap pendaki sudah memahami teknik-teknik dasar mountaineering, hal-hal yang nggak diinginkan pun bisa dihindari. Jadi apa saja teknik tersebut? Simak baik-baik ulasannya di bawah.

1. Hill Walking (Hiking)

Image source: elements.envato.com/michelangeloop

Hill walking atau lebih dikenal dengan nama hiking merupakan aktivitas mendaki atau “menjelajah” area perbukitan yang nggak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan kurang dari 45 derajat.

Hiking nggak memerlukan alat bantu khusus, karena pendaki hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Biasanya kalau memang perlu, pendaki memegang tongkat jelajah sebagai alat bantu sederhana. Karena itu, aktivitas ini termasuk yang paling simple dan mudah dilakukan.

2. Scrambling

Image source: elements.envato.com/michelangeloop

Scrambling adalah aktivitas mendaki ke area dataran tinggi pegunungan yang ketinggiannya lebih dari bukit. Selain itu, derajat kemiringannya lebih ekstrim karena berada di atas 45 derajat.

Scrambling umumnya dilakukan di tebing-tebing batu yang nggak terlalu terjal dan masih bisa menggunakan tangan untuk menjaga keseimbangan. Meski begitu, para pemula tetap harus dipasang tali untuk pengaman di jalur lintasannya.

Berbeda dengan hiking, saat scrambling kaki dan tangan sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan badan atau membantu mendaki. Seringkali pendaki harus mencari pegangan karena tingkat kemiringan medan pendakian yang cukup ekstrim. Selain itu, olahraga ini sering memakai tali sebagai alat bantu yang menjamin pergerakan naik serta keseimbangan tubuh dari pendaki.

3. Climbing

Image source: elements.envato.com/westend61

Climbing adalah level mountaineering yang jauh lebih ekstrim dibanding hiking dan scrambling sebab aktivitasnya dilakukan di tebing atau tempat-tempat yang curam. Dalam pelaksanaannya climbing wajib menggunakan alat bantu khusus seperti tali panjat, karabiner, figure of eigt, harness, sling, dan masih banyak lagi. Kebutuhan alat bantu ini harus disesuaikan dengan medan climbing yang akan digunakan.

Selain itu, climbing juga membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi, kekuatan tangan dan kaki yang besar, dan keseimbangan tubuh luar biasa agar pemanjatan diselesaikan secara aman dan menghindari hal-hal yang nggak diinginkan.

4. Rock Climbing

Image source: elements.envato.com/Rawpixe

Seperti namanya, rock climbing merupakan pendakian pada batu dengan alat serta teknik khusus. Olahraga ini berkaitan dengan fisik, mental, kekuatan, kecepatan, keseimbangan, dan stamina yang prima.

Nggak hanya itu, aktivitas rock climbing lebih berbahaya dari climbing biasa dan membutuhkan pengetahuan serta latihan bersama profesional. Olahraga ini wajib memakai alat-alat bantu khusus yang penggunaannya memerlukan teknik dan pengetahuan yang benar.

5. Ice and Snow Climbing

Terakhir ada Ice and snow climbing. Ini adalah pendakian di daerah yang bersalju atau gunung es dan memerlukan peralatan serta teknik khusus. Olahraga ini sangat memerlukan kekuatan, kecepatan, keseimbangan, serta konsentrasi yang tinggi dan didukung kemampuan mental yang terlatih.