Budaya setempat mengharuskan para kerbau tersebut berlama-lama bahkan menginap di sekitar arena aduan. Hal itu dengan maksud agar kerbau-kerbau atau dalam bahasa lokal lazim dipanggil tedong terbiasa dengan bau tanah di arena tarung. Tujuannya, agar mereka mengira arena adalah rumah mereka. Tak jarang kerbau bertarung sampai berlumuran darah, karena ingin mempertahankan daerah teritorialnya.
[readalso url=21240]
Menghibur Keluarga yang Berduka
Image source: Instagram:@torajatripadventure
Sebelum mendiang jasad benar-benar dimakamkan, ia akan diberi persembahan berupa beberapa ekor kerbau berbadan besar. Masyarakat Toraja percaya, kerbau bisa menjadi teman perjalanan bagi mereka yang dipanggil Tuhan. Tedong Silaga akan selalu hadir pada tiap upacara kematian di Toraja, Sulawesi Selatan. Upacara ini bagian tak terpisahkan dari Rambu Solo, upacara kematian orang Toraja.
Kerbau yang dipersembahkan akan menjadi kendaraan suci sang mendiang untuk menuju surga atau yang biasa disebut 'puya' oleh masyarakat Toraja. Rambu Solo adalah tradisi pemakaman yang di dalamnya terdapat banyak rangkaian proses ritual. Salah satunya yang paling unik dan terkenal adalah Mapasilaga Tedong atau lebih populer disebut dengan istilah Tedong Silaga.
Tradisi ini berupa adu kerbau dengan maksud menghibur keluarga yang sedang berduka. Sebelum pertarungan dimulai, kerbau-kerbau petarung tersebut akan dibacakan mantra dan diarak keliling arena pertarungan. Lapangan yang digunakan sebagai medan tempur biasanya dalam kondisi basah dan berlumpur. Kerbau yang lari meninggalkan lawannya dianggap kalah.
Kerbau yang kalah adalah kerbau yang mati, jadi setiap pertarungan dilakukan hingga jatuh kerbau sebagai korban. Massa akan berkumpul mengitari arena pertarungan. Keluarga mendiang berkumpul, hanyut dalam euphoria seraya menyoraki setiap hentakan dalam pertarungan. Pertarungan semakin seru, dua hewan besar omnivora itu terus bertarung hingga terlihat darah dari kedua kerbau jatuh ke tanah yang berlumpur.
[readalso url=21222]
Arena Pertandingan yang Seru
Image source: Instagram:@torajatripadventure
Arena dibuat khusus, bambu-bambu disusun berbentuk pagar dengan pintu di setiap sudut. Ketika ketika kerbau dilepas, pertarungan berlangsung seru, kerbau beradu tanduk memacu adrenalin setiap penontonnya. Layaknya koloseum, sorak sorai penonton mewarnai jalannya pertempuran menjadikan arena begitu gaduh.
Penuh Makna
Image source: Instagram:@torajatripadventure
Menang jadi arang, kalah jadi abu. Kata tersebut cukup untuk menggambarkan situasi yang dihadapi kedua kerbau petarung ini. Ya, pada akhirnya, yang menang dan yang kalah sama-sama berakhir jadi santapan untuk teman-teman dan sanak keluarga yang berduka. Setiap pertikaian sudah pasti memakan korban, dan yang menang pun tidak mendapat keuntungan atas pertikaian tersebut.
Sampai saat ini, Tedong Silaga jadi hiburan paripurna di Tana Toraja. Penontonnya berasal dari beragam kalangan. Tak hanya wisatawan lokal, Turis asing pun senang dengan budaya adu kerbau ini. Nah, kalo lo ke Tana Toraja, lo harus merasakan langsung segala keseruannya, Bro.
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 10/03/2020
Article Category : In Depth
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :