Daerah terpecil di Kalimantan Selatan yang merupakan tempat tinggal Suku Dayak ini dikenal dengan nama Loksado, sebuah kecamatan yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selayan. Di sinilah Suku Dayak hidup dalam kesederhanaan di alam yang masih cukup asri dan bebas dari kebisingan perkotaan.
Untuk menuju Lokasado, para petualang harus melintasi dan menjelajahi jantung pegunungan Meratus, dari Banjarmasin yang merupakan ibukota provinsi Kalimantan berjarak sekitar 1,5 jam waktu perjalanan. Keindahan panorama hutan tropis yang masih cukup asri dengan dihiasi oleh beberapa air terjun dan aliran sungai pasti akan membuat siapapun yang menyaksikannya menjadi terhanyut dan terkagum-kagun akan pesonanya.
Kawasan pegunungan Meratus adalah rumah bagi suku asli Dayak Meratus yang menempati rumah-rumah tradisional yang dikenal dengan nama Balai. Balai ini adalah rumah yang terdiri dari 10 ruangan yang memiliki ukuran 3-4 meter dan mampu menampung sampai sekitar 10 keluarga. Sampai saat ini, paling tidak masih berdiri sekitar 43 balai yang terdapat di 9 desa di kecamatan Loksado. Di antara balai-balai ini Balai Hambawang Masam, Balai Adat Malaris, Balai Kacang Parang, dan Balai Haratai, adalah balai-balai yang paling terkenal di kecamatan ini.

[bacajuga url=2158]
Saat ini memang sudah cukup banyak Suku Dayak yang sudah tingga di rumah yang lebih modern, namun bukan berarti mereka melupakan balai-balai tersebut. Mereka masih menggunakan balai untuk menggelar beraneka ragam acara dan upacara adat. Tidak berbeda dengan Suku Dayak lainnya, mereka yang tinggal di Meratus juga menganut kepercayaan yang sudah turun temurun, Kaharingan (Kehidupan). Kepercayaan ini menyakini konsep Dewa Agung dan selalu menekankan kehidupan antar manusia yang harmonis, baik dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan.
Suku Dayak Meratus sampai saat ini masih melaksanakan ritual Aruh Ganal yang diselenggarakan besar-besaran. Terdapat 3 tahapan dalam ritual ini, yang pertama Aruh Basambu yang dilaksanakan setelah tanam padi atau di sekitar bulan Februari. Selanjutnya Aruh Bawanang Halin yang dilaksanakan pada musim Panen yang biasanya jatuh pada bulan Juni. Dan yang terakhit Aruh Bawan Hanlin yang dilaksanakan untuk menutup musim panen yang biasanya terjadi di bulan September.

ARTICLE TERKINI
Article Category : Wilderness
Article Date : 10/02/2016
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :