Sudah lama Lemo menjadi daya tarik utama Tana Toraja. Walaupun sedikit menyeramkan, pekuburan batu ini menjadi salah satu pemandangan yang menarik dan mempesona berpadu dengan hamparan sawah di sekitarnya yang sangat menakjubkan indahnya. Anda bisa menemui Lemo di Desa Panden, Kabupaten Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan.
Lemo adalah kuburan yang dipahat pada dinding bukit dan dahulu dibuat khusus untuk para bangsawan dari Suku Toraja. Sampai saat ini ada sekitar 70 buah lubang batu kuno yang terlihat menempel di dindingnya dan dilengkapi dengan tao-tao (patung kayu) yang merupakan representasi mereka yang sudah meninggal.
Tidak semua orang Suku Toraja bisa dibuatkan patung kayu ini karena hanya mereka para bangsawan yang bisa dan berhak dibuatkan tao-tao dan itu pun setelah mereka bisa memenuhi beberapa persyaratan adat Toraja.
Pada lubang kuburan yang berkuran 3 x 5 meter itu tidak hanya berisi satu jenazah tapi bisa sampai satu keluarga. Di beberapa lokasi terlihat peti-peti mati yang ditumpuk dan sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan garis keluarga atau keturunannya. Pada bagian depan lubang untuk memasukkan jenazah, beberapa yang ditutupi dengan bambu dan ada juga ditutupi dengan kayu berukir.

Dengan adanya Lemo, Tana Toraja semakin terkenal dan menjadi tujuan utama para petualang dan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Mereka biasanya menyusuri satu persatu lubang-lubang yang ada di tebing. Pada lubang-lubang yang tidak berpintu, tulang belulang yang sebagian berlumut bisa disaksikan dari luar.
Untuk mendapat cerita menarik, saat berkunjung ke Lemo, sebaiknya Anda ditemani oleh pemandu dari masyarakat Toraja asli atau pemandu yang sudah berpengalaman. Cerita Lemo memang bisa dengan mudah didapat di internet atau media lainnya, tapi mendengar langsung dari orang yang benar-benar tahu tentu akan berbeda dan lebih menarik.
Patung kayu Tao-Tao yang ada di Lemo memiliki filosofi, yaitu tangan kanan menghadap ke atas dan tangan kiri menghadap ke bawah yang berarti memberkati dan meminta, posisi tangan patung tersebut adalah cerminan posisi antara yang hidup dan yang sudah mati.
Manusia yang sudah meninggal butuh bantuan dari keturunannya (yang masih hidup) untuk bisa mencapai puya (surga) dengan melalui sebuah upaca adat. Sedangkan yang masih hidup berharap berkah dari yang sudah mati untuk tetap menyertai kehidupan keturunannya. Pengalaman mengunjungi Lemo pasti akan sangat berkesan dan menjadi pengalaman yang tidak bisa Anda lupakan seumur hidup.

ARTICLE TERKINI
Article Category : Wilderness
Article Date : 04/02/2016
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :