Seperti yang Superfriends ketahui, Indonesia berada di kawasan tropis karena melewati garis khatulistiwa. Sehingga membuat Indonesia hanya mengalami dua musim saja, musim panas dan musim hujan. Namun berbeda dari kawasan Indonesia lain, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa melewati tahun tanpa musim panas. Kok bisa?
Wilayah Indonesia yang melewati garis khatulistiwa membuat cuaca di sini selalu panas. Namun berbeda dengan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejak tahun 1815 gunung ini nggak pernah lagi merasakan musim panas. Hal ini dikarenakan letusan Gunung Tambora pada tahun yang sama, memuntahkan 120 juta ton belerang dioksida ke atas langit sejauh empat kilometer.
Letusan gunung berapi memang akan mempengaruhi lingkungan serta kehidupan makhluk hidup disekitarnya. Apalagi letusan Gunung Tambora ini termasuk besar. Sampai sekarang letusan ini masih terasa dampaknya. Inilah kisah Gunung Tambora di Sumbawa yang melewati tahun tanpa musim panas.
1. Dampak Lain dari Letusan Gunung Tambora
Image source: instagram.com/btn_tambora/Yhon W
Bukan hanya nggak merasakan musim panas saja, ternyata lingkungan dan masyarakat Gunung Tambora terkena dampaknya juga lho. Kala itu, banyak tumbuhan dan hewan yang mati. Kemudian petani setempat juga banyak yang gagal panen, sedangkan peternak banyak binatang yang mati. Hal ini akhirnya membuat masyarakat setempat mengalami busung lapar. Minum juga nggak bisa karena air sudah terkontaminasi material beracun dari abu vulkanik.
Pada saat itu masyarakat setempat juga mengalami berbagai penyakit. Bisa dibilang masyarakat Gunung Tambora benar-benar sedang berada di ujung tanduk. Padahal gunung tersebut bukan pertama kalinya meletus karena sebelum tahun 1815 sudah meletus hingga tiga kali. Dari kejadian ini, dikabarkan sekitar 48 ribu orang tewas di Sumbawa sedangkan di Lombok memakan korban hingga 44 ribu korban. Orang yang busung lapar akhirnya terpaksa untuk makan daun kering dan umbi-umbian beracun. Akhirnya puluhan ribu orang selamat mengungsi ke Jawa, Sulawesi Selatan, hingga Bali.
2. Karakteristik Gunung Tambora
Image source: instagram.com/btn_tambora
Gunung Tambora yang terletak di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu ini punya karakteristik tersendiri. Gunung ini tergolong gunung berapi komposit atau stratovolcano. Bentuknya kerucut yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. Letusan Gunung Tambora kala itu disebut-sebut sebagai letusan gunung berapi paling dahsyat. Dimulai dari tanggal 5 April 1815 kemudian berlangsung hingga empat bulan selanjutnya.
Tinggi Gunung Tambora yang awalnya 4.300 mdpl, kemudian berkurang menjadi 2.850 mdpl setelah meletus. Batu apung dan abu bahkan bisa terlihat di langit daerah itu selama berminggu-minggu. Nggak hanya Nusa Tenggara saja, abunya terlihat sampai Kalimantan dan Sumatera Selatan yang jaraknya mencapai 1.300 kilometer. Kemudian partikel abu halus bertahan hingga beberapa tahun.
Hal ini menghasilkan matahari terbenam dan senja berwarna cerah yang terlihat hingga ke London, Inggris. Dampaknya ini juga terlihat di belahan dunia lain seperti Afrika Selatan, Australia, Amerika Utara hingga Eropa. Karena dampak yang luar biasa, pada saat itu ledakkan Gunung Tambora sampai punya julukan sendiri, yaitu A Year Without Summer yang artinya tahun tanpa musim panas.
ARTICLE TERKINI
Article Category : Wilderness
Article Date : 13/11/2021
Source:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211023174016-269-711392/kisah-gunung-tambora-dan-tahun-tanpa-musim-panas
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :