Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Intan Aprilli: Melewati Badai Salju di Annapurna Base Camp

Jumat 21 Desember 2018 dini hari kami pergi meninggalkan Jakarta menuju negeri dengan pegunungan tertinggi di dunia. Ya, kali ini perjalanan ini membawa kami ke Nepal. Setelah delapan jam penerbangan dan satu kali transit di Kuala Lumpur akahirnya kami tiba di bandara international Tribuvan Nepal.

Sesampainya di Tribuvan Airport kami harus mengurus Visa terlebih dahulu. Visa ke Nepal adalah Visa On Arrival. Selanjutnya kami bergegas ke daerah Thamel memesan tiket bus menuju kota Pokhara dan tentunya untuk melalukan penukaran uang.

Sebaiknya memang untuk menukar uang Dollar kita ke NPR adalah di Thamel, karena jika menukar di bandara harganya akan sangat turun :( Perjalanan ke Pokhara dari Thamel memakan waktu hampir 7 jam di malam hari.

Untuk melakukan pendakian ke Annapurna Base Camp ada beberapa izin yang perlu di persiapkan diantaranya ACAP (Annapurna Conservation Area Permit) dan kartu TIMS (Trekkers’ Information Management Systems). Kedua izin tersebut bisa di dapatkan di Nepal Tourism Board di kota Kathmandu ataupun di kota Pokhara dan izin ini hukumnya wajib yah. Setelah kedua izin diatas kami kantongi, kini kami siap untuk melakukan pendakian.

Transportasi yang kami gunakan dari Pokhara menuju Kimche, salah satu desa di kaki gunung Annapurna adalah menggunakan bus local. Ticketnya hanya sekitar 500 NPR per kepala dan masih bisa di nego.

Perjalanan yang ditempuh dari Pokhara menuju Kimche memakan waktu 4 jam lebih perjalanan. Setibanya di Kimche, kami memulai perjalan kami yang sesungguhnya menuju desa pertama yaitu Ghandruk.

Tiba di Desa Ghandruk. credit photo: Intan Aprilli's Doc

Beberapa saat kemuadian kami tiba di gerbang desa Ghandruk, suasana yang sunyi terasa kental di desa ini karena memang kami datang ketika winter. Winter di Nepal itu artinya low season. Hembusan udara malam yang dingin mulai menusuk tulang kami ketika kami akhirnya tiba di Sherpa Homestay.

Keesokan harinya setelah menyantap habis sarapan ala desa Ghandruk. Kami siap untuk melanjutkan perjalanan menuju desa ketiga Jhinu Danda. Di desa Ghandruk kalian bisa menitipkan tas yang tidak perlu di bawa tracking pada pemilik homestay, ratenya berbeda di setiap homestay nya. Kami cukup membayar 800 NPR untuk menitipkan salah satu tas kami di Sherpa Homestay.

Setelah dua jam perjalanan dari Ghandruk akhirnya akhirnya tiba di sebuah suspension bridge yang bernama Modi Khola river New Suspension Bridge. Jembatan dengan panjang 287 meter dengan ketinggian 135 meteri ini menjadi jembatan gantung tertinggi dan juga terpanjang di distrik Kaski.

Perasaan menegangkan kami rasakan saat mulai menyebrangi jembatan yang terlihat megah ini, namun seiring kami berjalan melewatinya menjadi semakin menyenangkan sensasi yang kami rasakan.

Mendekati tengah hari, kami tiba di desa Jhinu Danda kami singgah sebentar untuk makan siang dan kembali melanjutkan perjalanan ke desa Chhomrong sebuah desa terakhir sebelum memasuki trek Annapurna Base Camp.

Tanjakan yang terjal kami lalui dari Jhinu hingga ke Chhomrong, sepanjang jalan dengan jelas kami dapat melihat puncak Machhapuchare "Fish Tail" yang merupakan gunung suci. Puncaknya tidak pernah sekalipun di daki oleh manusia karena memang dilarang oleh adat di wilayah itu.

Hari itu kami memutuskan untuk menginap di Chhomrong. Di desa ini adalah awal pengecekan izin pendakian dan melakukan regritasi. Keesokan harinya setelah bersarapan dengan Dhal Bat Power.

Sambil menikmati indahnya pegununggan Himalaya yang mendominasi langit nepal di hari itu kami bercengkrams oleh warga lokal Nepal dan oleh mereka kami disarankan untuk memakan Dhal Bat karena dengan memakan Dhal Bat maka energi kita akan pulih, namun apa daya makanan tersebut kurang cocok dengan lidah kami.

Breakfast at International Guest House Chhomrong. credit photo: Intan Aprilli's Doc

Desa selanjutnya adalah Bamboo Base Camp. Dengan trek yang turun naik akhirnya kami melewati Lower Sinua dan Upper Sinua Base Camp dengan mulus. Panjangnya perjalanan menuju Bamboo membuat kami sedikit terlambat tiba di Base Camp itu. Disarankan oleh orang yang berpapasan dengan kami di track menuju Bamboo sebaiknya sebelum gelap sudah tiba di desa Bamboo, karena masih ada Beruang dan Harimau yang suka tiba tiba muncul.

Solusi lain jika sudah terlanjur terjebak gelap adalah memainkan musik keras-keras. Dari sini kami memahami mengapa banyak porter yang kami temui sering menyuarakan speaker mereka keras-keras. Karena selain bisa menghibur dapat juga menjauhkan dari binatang liar yang berbahaya.

Track dari Chhomrong To Bamboo. credit photo: Intan Aprilli's Doc

Keesokan harinya dari desa Bamboo kami lanjutkan perjalanan menuju Himalaya, sebuah base camp dengan ketinggian hampir 3000 meter diatas permukaan laut. Jalur mulai berubah dengan banyaknya batu-batu besar yang kami temui.

Puncak-puncak pegunungan sudah semakin dekat dengan pandangan. Setelah 5 jam perjalanan kami lalui dari Bamboo akhirnya kami tiba dan bermalam di Himalaya Base Camp.

Bamboo. credit photo: Intan Aprilli's Doc

Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan menuju Machapuchare Base Camp melalui desa Dovan dan tentunya lembah indah Deurali. Jalur yang membuat kami terkagum-kagum dengan megahnya pegunungan Himalaya. Namun bukan hanya indah, jalur itu juga sangat rawan dengan longsoran es.

Langkah demi langkah kami lewati di terjalnya jalur sampai akhirnya kami tiba di Machapuchare Base Camp, kini kami ada di ketinggian 3700 meter dari permukaan laut. Hari itu kami bermalam di  Matchhaputchere Base Camp untuk melakukan aklimatisasi sebelum memasuki ketinggian 4000 mdpl, untuk menghindari terjadnyai Acute Mountain Sickness (AMS).

Malam itu semakin dingin tentunya dari malam-malam sebelumnya. Malam itu langit beserta bintang yang bertaburan terlihat  lebih dekat. Sangat Indah.

Machapuchare Base Camp. credit photo: Intan Aprilli's Doc

Keesokan harinya kami lanjutkan pendakian ke titik terakhir yaitu Annapurna Base Camp. Jalur bersalju dan angin yang kencang terasa seperti mendorong kami untuk kembali kebawah. Disini puncak-puncak Annapurna South, Annapurna 1, Annapurna 3, Ganggapurna, dan Matchhaputchhre terasa semakin megah hingga membuat kami merasa terlalu kecil berada diantara pegunungan tersebut.

Angin kencang dan awan gelap tiba-tiba mnyelimuti jalur pendakian, matahari seakan menjauh dari bumi dan suhu udara tiba-tiba drop ke titik yang cukup ekstrim. Kami percepat langkah kami menuju Annapurna Base Camp karena kami tahu hanya di tempat itu kami bisa singgah dengan aman.

Salju mulai turun dan kamipun tiba di Annapurna Base Camp, belum sempat menikmati indahnya Annapurna Base Camp kami langsung masuk kedalam base camp karena badai semakin kuat, salju turun sangat cepat dan angin berputar dengan kecepatan tinggi.

Saat menjelang badai. credit photo: Intan Aprilli's Doc

Malam itu menjadi malam yang panjang untuk kami lalui. Suhu perlahan demi perlahan turun ke angka yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya – 22 drajat! Seluruh pendaki dari berbagai negara berkumpul di dining room untuk berbagi cerita di ruangan untuk mengalihkan suhu yang sangat dingin malam itu.

Jam demi jam berlalu akhirnya matahari kembali bersinar dan badai salju sudah berhenti. Pagi itu kami keluar menuju titik pendakian tertinggi di Annapurna Base Camp. Salju dengan ketebalah sekitar 20cm menutupi jalur yang kami lewati namun indahnya sunrise menjadi puncak dari perjalanan kami ke Annapurna Base Camp.

Pagi itu juga di pukul 08.00 kami putuskan untuk turun dari ketinggian 4150 meter setelah mengabadikan momen-momen indah di Annapurna Base Camp.

credit photo: Intan Aprilli's Doc

Setelah dua hari kami turun dari Annapurna Base Camp, kami pun tiba di desa Ghandruk dan kami kembali ke Pokhara menggunakan mobil Jip yang sudah menunggu kami. Hari itu kami mengucapkan selamat tinggal kepada pengunungan Annapurna, Ganggapurna, dan Matchhapuchhre. Sebuah life changing experience yang membuat kami akan kembali lagi ke Nepal suatu hari nanti.

A couple who loves to drive their car on a long roadtrip. Spend their weekend to blend in with nature and traditional culture of Indonesia.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Beginner #Climbing #Hiking #solo-backpacker #solo-traveling

Article Category : Wilderness

Article Date : 14/01/2019

Superadventure
Superadventure
Admin Adventure
Penulis artikel petualangan outdoor dan ekstrem yang bawain kisah mendaki tebing, arung jeram, sampai menjelajah jalur off-road. Buat gue, petualangan itu lebih dari sekadar jalan-jalan, ini soal uji mental dan fisik. Tiap cerita gue kemas biar Superfriends kebawa sensasinya. Gue pengen lo yang baca ngerasa termotivasi buat keluar dari zona nyaman. Kalau lo suka tantangan alam, artikel di sini bakal bikin lo pengen langsung berangkat.

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Wilderness

5 Gunung Terbesar di Pulau Jawa yang Mencengangkan, Penuh Misteri!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

4 Misteri Gunung Semeru Paling Terkenal dan Tidak Terpecahkan Hingga Sekarang

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

Keindahan Gunung Kawi yang Akrab dengan Pesona Mistis

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Wilderness

Arjuno, Gunung di Tiga Wilayah yang Punya Cerita Menarik

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive