Tanah Indonesia timur mempunyai hasil sendiri untuk dijadikan hidangan pokok, lho. Tidak pada umumnya yang mengkonsumsi nasi, tanah Papua mempunyai olahan sagu yang beragam rasa. Dari manis sampai gurih, penasaran dengan olahan sagu dari Papua?
Pohon sagu merupakan pohon kehidupan bagi masyarakat Papua. Dulu, pohon sagu hampir memenuhi seluruh wilayah Kabupaten Jayapura dan beberapa wilayah lainnya. Namun, sekarang ini pohon sagu sudah mulai punah dengan seiring dibukanya berbagai pembangunan.
[readalso url=18353]
Sagu merupakan makanan asli khas masyarakat Papua. Jadi, untuk lo yang akan berpetualang ke sini, jangan harap bertemu dengan nasi, ya. Ada, sih – namun ciri khas masyarakat Papua dalam menyajikan hidangan, adalah turut mensertakan olahan sagu sebagai hidangan utama.
Dari Manis Sampai Gurih, Berikut Olahan Sagu Khas Papua! credit photo: reportaserepublik.com
Namun, tidak semua masyarakat Papua mempunyai cara yang sama dalam mengolah sagu. Setidaknya, lebih dari 250-an suku di Papua memiliki cara tersendiri dalam mengolah bahan utama hidangan mereka, yaitu sagu.
Sebagai contoh, Suku Marin di Kabupaten Merauke, menyebut olahan sagu dengan nama Safu Sef. Pembuatan yang masih tradisional dan cukup unik, Sagu Sef merupakan olahan sagu dengan proses memasak dengan cara bakar batu.
Mempunyai cita rasa tersendiri, sagu yang langsung diambil dari dusun, biasanya dicampur dengan parutan kelapa muda dan daging buah kelapa muda. Kemudian, campuran itu ditambahkan dengan berbagai rempah lainnya seperti bawang merah dan putih, ketumbar, lada dan garam secukupnya.
Dari Manis Sampai Gurih, Berikut Olahan Sagu Khas Papua! credit photo: kabarpapua.co
Semua bahan tersebut dicampur rata, lalu dibungkus dengan daun pisang. Setelah rapi dibungkus, biasanya mereka langsung menyiapkan tempat bakarannya. Bebatuan berbagai bentuk disusun, sebelumnya, batuan tersebut sudah dipanaskan terlebih dahulu, dan bungkusan sagu tadi dipanggang di atas tumpukan batunya.
Salah satu warga Kampung Wasur Merauke menyebutkan, jika tidak ada panggangan batu, Bomi, atau rumah semut juga bisa menjadi pengganti tempat bakaran tersebut. Dengan cara yang sama, Bomi dipanaskan terlebih dahulu, kemudian baru olahan sagu tersebut ditaruh di atasnya.
Perlu lo ketahui nih bro – kalau Sagu Sef awalnya hanya dihidangkan dan disajikan hanya saat upacara adat Suku Marin. Sagu Sef tahan sampai berminggu-minggu, lho. Ketika semakin sering dipanaskan, rasanya akan semakin bertambah legit.
Sekarang ini, para petualang tidak perlu menunggu sampai ada upacara adat Suku Marin untuk mencoba bagaimana cita rasa dari Sagu Sef. Kini, Sagu Sef dapat dan mudah ditemukan di sejumlah pusat perbelanjaan di Merauke.
Terlebih, yang membuat atau mengolah Sagu Sef tidak hanya warga dari Suku Marin saja, lho. Beberapa suku lainnya juga bisa ikut mengola Sagu Sef, sehingga makanan tersebut mempunyai cita rasa yang lebih beragam dan tentunya lebih modern.
Sagu Ouw Sentani
Dari Manis Sampai Gurih, Berikut Olahan Sagu Khas Papua! credit photo: kumparan.com
Mempunyai ciri khas rasa yang manis, gurih dana sin, olahan sagu ini cocok sekali dikombinasikan dengan sayur pakis dan ikan mujair, lho. Diolah oleh Suku Sentani, Kabupaten Jayapura – sagu olahan yang dikenal dengan nama Ouw ini mempunyai pengolahan yang sama dengan Sagu Sef.
Ouw, biasanya dicampurkan dengan ikan ataupun kelapa parut dan gula merah. Ada juga sajikan Ouw Kempeng yang dicampur dengan kelapa, jamur dan sayuran pakis. Ouw biasanya dipanggang di atas tempurung kelapa.
Sagu dari Suku Sentai juga dikenal dengan papeda bungkus, yaitu sagu dingin yang dibungkus daun. Papeda bungkus biasa disajikan pada acara-acara adat atau keramaian, misalnya pernikahan, ulang tahun, pembayaran mas kawin, dan sampai pada acara festival budaya.
Sagu dan Ulat Sagu Suku Korowai
Dari Manis Sampai Gurih, Berikut Olahan Sagu Khas Papua! credit photo: kumparan.com
Suku Korowai di Kabupaten Boven Digul biasanya menambah panganan olahan sagu dengan ulat sagunya. Sagu dan ulat sagu yang telah dicampur, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dibakar di atas batu yang sudah dipanaskan sebelumnya.
Ulat sagu banyak ditemukan di batang pohon sagu yang sudah membusuk. Kandungan protein ulat sagu tersebut bahkan dinilai setara dengan satu butir telur ayam. Wah, bagaimana bro? Berani coba makan sagu yang dicampur dengan ulat sagunya?
Produksi Panganan Lokal
Dari Manis Sampai Gurih, Berikut Olahan Sagu Khas Papua! credit photo: liputan6.com
Pemerintah setempat terus mendorong panganan lokal Papua untuk dikembangkan secara home industri atau dengan cara modern lainnya. Hal ini berkaitan dengan minatnya para petualang yang datang ke sini untuk mencoba bahkan menjadikan olahan sagu sebagai buah tangan.
Oleh karena itu, tidak heran di beberapa kawasan yang tadinya penuh dengan pohon sagu, kini sedikit demi sedikit terkikis karena kebutuhan pengelolahan tersebut, dan kebutuhan membuka jalan, pembangunan dan lainnya.
Dengan begitu, pemerintah setempat juga menyarankan untuk masyarakat untuk segera menanam kembali pohon sagu tersebut. Perlu lo ketahui bro – bahwa hutan sagu Papua adalah salah satu identitas budaya dan pohon kehidupan bagi masyarakat setempat.
Bahkan tadinya, hutan sagu di Papua dapat mencapai 4,7 hektar, dengan jumlah pohon setidaknya ada 11.770 pohon yang tersebar merata di Kabupaten Jayapura. Oleh karena itu, penanaman kembali adalah hal yang penting bagi mereka para penikmat sagu.
[readalso url=18386]
Wah bagaimana nih bro? Semakin penasaran bagaimana olahan sagu itu?Untuk lo yang sudah siap berpetualang ke Indonesia timur, berarti lo juga sudah siap dengan berbagai kearifan lokal di sana.
Feature Image - wonepapua.com
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 15/07/2018
Article Category : Wilderness
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :