7 Cara Biar Lo Terhindar Dari Gangguan Makhluk Halus Saat Mendaki Gunung

Kisah mistis tentang makhluk halus yang ada di gunung jadi pengalaman unik yang dirasakan oleh banyak pendaki. Meskipun kebenarannya masih jadi perdebatan, namun cerita dari pendaki, karya tulis, dan legenda masyarakat nggak bisa diabaikan begitu saja.

Kadang, hal ini membuat pendaki membatalkan rencana mendakinya. Namun sebenarnya ada beberapa cara agar lo bisa mencegah atau menghindar dari gangguan makhluk halus penghuni gunung saat mendaki. Mau tau apa saja caranya? Simak info lengkapnya di bawah ini.

Selalu berdoa sejak berangkat dari rumah

Image source: elements.envato.com/ptashkimenko

Sebagai umat beragama, lo pasti diajarkan untuk berdoa kepada Tuhan saat akan melakukan suatu kegiatan. Karena itu, jangan lupa berdoa mulai dari rumah, di perjalanan, saat akan mulai mendaki, hingga sampai ke puncak.

Berdoa mungkin kelihatan sepele, tapi kalau lo punya keyakinan yang kuat, kegiatan mendaki yang lo lakukan pasti akan aman di bawah naungan-Nya.

Hindari pikiran negatif

Image source: elements.envato.com/westend61

Saat mendaki gunung, sebaiknya lo menjaga pikiran agar tetap positif. Jangan sampai punya pikiran yang “macam-macam” selama pendakian. Soalnya pikiran seperti ini akan mengganggu perjalanan yang lo lakukan.

Di samping itu, pikiran yang positif akan membuat perjalanan jadi menyenangkan dan nggak terasa melelahkan.

Jaga ucapan

Image source: elements.envato.com/Media_photos

Para pendaki gunung punya semacam aturan nggak tertulis. Salah satunya adalah harus selalu menjaga ucapan saat mendaki, jangan ngomong sembarangan atau mengucapkan hal-hal yang kotor.

Lagi pula, kata-kata adalah doa. Artinya, apapun yang lo katakan bisa terjadi kapan saja tanpa lo tahu. Jadi lebih baik menjaga ucapan daripada nanti kena getahnya. Konon katanya, alam punya mata dan telinga sehingga dia bisa mendengar apa yang lo ucapkan dan memberi respon secara langsung atau nggak langsung.

Hormati adat dan budaya setempat

Image source: elements.envato.com/westend61

Seringkali, di masyarakat yang tinggal di sekitar gunung ada adat atau budaya yang sudah dipercaya sejak zaman dulu. Misalnya jangan memakai baju hijau, atau jangan mendaki saat datang bulan, atau yang lainnya. Buat lo, hal ini mungkin terdengar aneh bahkan nggak masuk akal sehingga hanya dianggap mitos.

Meski begitu, sebaiknya jangan mengabaikan mitos-mitos seperti itu. Dengan begitu, lo sudah menghargai adat dan budaya yang dipercaya sejak dulu oleh masyarakat setempat.

Lo juga bisa menanyakan tentang adat dan budaya kepada masyarakat setempat kalau memang belum sempat mencari informasinya di rumah. Tujuannya agar lo dan rombongan bisa mendaki dengan tenang tanpa harus mengusik kepercayaan masyarakat setempat.

Jangan buang air sembarangan

Selama mendaki gunung, seorang pendaki dilarang membuang air (kecil maupun besar) di mana saja. Selain untuk menjaga kebersihan, hal ini juga menunjukkan bahwa lo dan rombongan menghormati alam dan makhluk lain yang ada di sekitarnya.

Kalau mau buang air, sebaiknya cari sumber air yang mengalir, seperti selokan atau sungai. Kalau memang nggak ada, lo bisa menggali tanah sesuai dengan kebutuhan lalu mengubur kembali secara rapi sampai nggak terlihat bekasnya. 

Hindari mendaki seorang diri

Kalau lo belum terlalu berpengalaman atau sedang mendaki gunung yang baru, sebaiknya cari teman mendaki dari rumah atau saat di pos awal pendakian. Tujuannya biar lo nggak mendaki sendirian dan agar lo terhindar dari hal-hal yang nggak terduga. Paling nggak, dengan mendaki bersama, lo dan rekan bisa saling bantu.

Pilih ketua rombongan yang tepat

Memilih ketua rombongan saat mendaki gunung adalah hal penting yang nggak boleh dilewatkan. Pilih lah ketua yang sudah berpengalaman, tenang, dan bertanggung jawab. Dengan begitu lo bisa terhindar dari berbagai hal yang nggak diinginkan, termasuk gangguan makhluk halus.

Dalam beberapa kasus, insiden selama mendaki terjadi karena ketua rombongan nggak bisa tenang sehingga sulit berpikir dan mempengaruhi mental anggota rombongan yang lain.