Gunung-gunung yang ada di dunia memiliki ketinggian serta tingkat kesulitan masing-masing. Ukuran kesulitan sebuah gunung terkadang sangat relatif untuk bisa ditentukan secara pasti.
Ada banyak faktor yang menjadi ukuran bahwa sebuah gunung memiliki rangking besar jika diurut berdasarkan kesulitannya. Bisa karena cuaca, medan atau kontur gunung, atau hal lainnya yang membuat sebuah gunung dianggap sulit untuk didaki.
Beberapa barometer yang seringkali dijadikan sebagai landasan untuk mengatakannya sulit untuk didaki di antaranya adalah sebagai berikut!
Faktor Ketinggian
Image source: shutterstock.com/Dzmitrock
Ketinggian sebenarnya bukan penentu utama untuk mengatakan sebuah gunung sulit untuk didaki. Seperti halnya Gunung Raung yang dianggap tersulit didaki di Pulau Jawa, sementara dari sisi ketinggian, Raung kalah tinggi dari Semeru, Sumbing, ataupun Slamet di Jawa Tengah.
Namun, ketinggian sangat erat pula dengan perubahan suhu dan cuaca. Semakin tinggi sebuah gunung, semakin keras cuacanya, dan tentu semakin sulit untuk didaki. Hal ini juga penyebab mengapa para pendaki gunung terbaik di dunia terpaksa menggunakan tabung oksigen saat mendaki Everest.
Faktor Medan Pendakian
Image source: shutterstock.com/abrylov
Faktor selanjutnya yang membuat sebuah gunung dianggap sulit untuk didaki adalah karena medan pendakiannya. Hal ini bisa aja karena panjang, jauh, atau secara teknis memang nggak mudah untuk dilakukan.
Hal ini seperti predikat gunung tersulit didaki di Indonesia yang menempatkan Raung sebagai salah satu dalam daftarnya. Itulah mengapa Leuser di Aceh juga termasuk dalam daftar gunung tersulit karena lintasan pendakiannya yang sangat panjang sampai membutuhkan dua minggu waktu pendakian.
Faktor Cuaca
Image source: unsplash.com/@wesnext
Selanjutnya yang seringkali dijadikan ukuran kesulitan sebuah gunung adalah faktor cuaca. Gunung dengan cuaca misterius yang susah ditebak, atau dengan perubahan yang demikian cepat, seringkali menjadi alasan mengapa gunung-gunung yang lebih rendah menempati daftar dengan predikat paling sulit didaki.
Misalnya, Gunung Annapurna yang secara ketinggian berada jauh di bawah Everest, dan secara teknis lebih mudah dibandingkan Eiger North Face. Namun ketika berbicara masalah cuaca, Annapurna dengan dentuman avalanche dan perubahan cuacanya yang sangat cepat, memiliki kesulitan yang lebih kompleks.
Faktor Lokasi
Image source: shutterstock.com/galyna
Lokasi gunung yang terpencil adalah faktor selanjutnya yang menjadikan sebuah gunung layak disebut sulit untuk didaki. Kesulitan menjangkau lokasi gunung yang jauh dan terasing, yang membutuhkan perjalanan berat dan berhari-hari, adalah alasan utama mengapa faktor ini jadi penentu tingkat kesulitan gunung.
Contoh lokasi yang terpencil dan membuatnya dianggap sulit untuk didaki misalnya adalah Gunung Hkakabo Razi di Myanmar yang merupakan puncak tertinggi Asia Tenggara. Untuk mencapai kaki gunung ini setidaknya dibutuhkan satu bulan berjalan kaki membelah hutan belantara yang rapat dan susah ditembus. Belum lagi risiko terpapar penyakit malaria yang juga menghantui setiap pendaki yang mencobanya.
Itulah beberapa faktor penentu tingkat kesulitan dari sebuah gunung untuk didaki. Jadi bukan berarti gunung yang memiliki ketinggian rendah, bisa mudah untuk didaki ya, Superfriends.
ARTICLE TERKINI
1
Inter Milan Mau Nyoba Selamatkan Karir Mason Mount
2
Manchester United Bakal Obral Banyak Pemain Di Bursa Transfer Musim Panas
3
Juara FA Cup Takkan Buat Musim Manchester City Jadi Bagus
4
BRAND OUTDOOR YANG BISA JADI KIBLAT LO DI DUNIA ADVENTURE!
5
Berkat Liga Champions, Keuangan Juventus Meroket Dari Minus ke Profit!
Source:https://akasakaoutdoor.co.id/blogs/aks-journal/ini-dia-daftar-7-gunung-tersulit-didaki-di-dunia
0 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :