Julukan Jogja Istimewa memang patut disematkan ke daerah istimewa yang satu ini. Selain memiliki banyak lanskap alam yang mempesona, Yogyakarta juga menjadi tempat berkumpulnya banyak suku dan budaya di Indonesia, yang melebur menjadi satu. Salah satu buktinya adalah adanya sebuah kampung pecinan peranakan yang menunjukkan akulturasi budaya di wilayah ini, bernama Kampung Ketandan. Kalau lo jalan-jalan santai di Jalan Malioboro, jangan lupa berkunjung kesini, Superfriends!
Akulturasi Banyak Budaya
Image source:
Nggak hanya Tionghoa, tapi bangunan dengan arsitektur Eropa juga terlihat jelas di Kampung Ketandan. Ini terjadi karena memang kampung ini merupakan pusat permukiman penduduk Tionghoa di jaman Belanda sejak abad ke-19, yang pada akhirnya memperkuat aktivitas perdagangan dan perekonomian masyarakat Jogja, dari 200 tahun yang lalu hingga kini. Kebanyakan rumah di kawasan ini pun berukuran cukup besar, karena sekaligus dijadikan toko, seperti toko kelontong, toko emas, toko herbal dan juga restoran.
Jalan masuk ke Kampung Ketandan berada di sisi timur Jalan Malioboro, yang ditandai dengan adanya sebuah gapura berwarna merah khas ornamen Tionghoa bertuliskan “Kampoeng Ketandan.” Meski kampung ini resmi dijadikan sebagai kawasan pecinan, namun masyarakat yang tinggal di dalamnya lebih menyebutnya sebagai pecinan peranakan karena ada lebih dari satu etnis di kampung tersebut. Yang uniknya, sejak tahun 2006, di kawasan ini digelar Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY), dan menampilkan panggung hiburan, seni barongsai, pasar kuliner dan Pawai Budaya Tionghoa di sepanjang Jalan Malioboro. Wah, pasti seru banget ya, Superfriends!
Jangan Lupa Kulineran!
Image source:
Belum lengkap kalau mengunjungi Jogja tanpa berburu kuliner nikmatnya. Jangan hanya mencicipi gudegnya, lo juga wajib mencoba kuliner khas di Kampung Ketandan yang tentunya sama melegendanya. Pertama, lo bisa cobain Bakmie Ketandan, salah satu restoran yang paling hits di kampung ini, dan antriannya super panjang, Superfriends! Restoran ini nggak hanya menyajikan beragam pilihan bakmi, tapi juga paklay, capcay, bihun dan juga nasi goreng. Lengkap! Restoran bakmi lainnya yang nggak kalah terkenal adalah Yammie Ketandan. Di sini lo bisa mencicipi banyak banget jenis bakmi, dengan harga yang sangat terjangkau.
Ketiga, mampir ke kedai jadul yang udah berdiri sejak tahun 1935, Roti Djoen. Alih-alih pakai mesin canggih, roti-roti disini masih dibuat dengan menggunakan tungku. Salah satu yang menjadi primadona adalah Onbitjkoek, yaitu roti rempah khas Belanda. Satu lagi yang juga terkenal dan udah berdiri selama 30 tahun, yakni Sate Babi dan Bakmoy Babi Ketandan. Kuliner non halal ini punya cita rasa yang sedap, yang tentunya bikin pelanggannya selalu balik lagi. Pokoknya kalau ke Kampung Ketandan, wajib cobain empat kuliner ini, Superfriends!
Menuju Kampung Ketandan
Image source:
Tentunya untuk sampai ke sini, lo harus melakukan perjalanan dulu ke Kota Yogyakarta, bisa dengan kereta api, atau juga dengan bis. Sesampainya di pusat kota, lo bisa langsung ke kawasan Malioboro, karena kampung wisata ini berada di perempatan yang menghubungkan Jalan Margo Mulyo, Jalan Beskalan dan Jalan Ketandan. Lokasinya nggak sampai 1 kilometer dari Titik Nol Kilometer Yogyakarta, dan bisa dijangkau dengan jalan kaki. Kampung ini berada di kiri jalan, sebelum Pasar Beringharjo.
ARTICLE TERKINI
Source:https://warta.jogjakota.go.id/detail/index/3197
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :