Ketika mendaki gunung, para pendaki tentu harus memeriksa suhu dan cuaca di gunung sebelum menjelajah di belantara hutannya. Tapi meski udah mengecek dengan seksama, tetap aja cuaca di gunung bisa berubah kapan aja, bahkan bisa sangat ekstrem. Salah satu kondisi yang bisa muncul secara tiba-tiba adalah hujan es, yang belakangan ini sering dialami oleh para pendaki. Sebenarnya, apa yang menyebabkan fenomena ini dan gimana cara menghindari atau survive di kondisi hujan es?
Nggak Bisa Diprediksi
Image source: shutterstock.com/iVangelos
Berbeda sama hujan biasa yang bisa diukur atau diperkirakan kapan aja turunnya, hujan es cenderung misterius karena bisa muncul kapan aja, dan berhenti kapan aja. Beberapa kasus pendaki yang mengalami kondisi ini mengaku, bahwa hujan es hanya terjadi dalam rentang waktu yang cukup singkat, yakni hanya 5-15 menit aja, dan hanya terjadi di satu hari aja, nggak muncul di hari-hari lainnya. Meski terbilang langka, tapi fenomena hujan es di Indonesia bukanlah hal yang baru, dan sering terjadi nggak hanya di gunung aja, tapi juga di tengah kota.
Terus, apa yang menyebabkan hujan es ini? Menurut BMKG, hujan es terjadi akibat terbentuknya awan konvektif yang besar, terutama cumulonimbus. Awan konvektif ini sendiri terbentuk karena pemanasan permukaan yang intens di pagi dan siang siang hari, yang menyebabkan penguapan besar. Saat awan tersebut melewati “freezing level”, partikel dalam awan berubah menjadi es, dan turun menjadi hujan es. Biasanya, fenomena ini terjadi di kondisi puncak musim hujan, dimana cuaca sedang sangat ekstrem yakni di bulan Januari dan Februari. Itu kenapa banyak pihak pengelola gunung yang secara sengaja menutup jalur pendakian di awal tahun, karena khawatir cuaca ekstrem yang menyebabkan badai, hingga hujan es mendadak muncul.
Terus, Gimana Cara Menghadapinya?
Image source: elements.envato.com/olegbreslavtsev
Beberapa gunung di pulau Jawa seperti Gunung Semeru, Slamet dan Merbabu pernah dihujani es, dan bahkan para pendaki melihat langsung bagaimana es-es tersebut turun mengenai mereka. Meski nggak ada dampak khusus yang membahayakan, tapi lo harus tetap berhati-hati ya ketika hujan es ini turun ya, Superfriends! Apalagi kalau es yang turun memiliki ukuran yang cukup besar. Bisa-bisa malah melukai loh! Tapi dari yang selama ini bisa dilihat, ukuran es yang jatuh berkisar antara 5-50 milimeter.
Ketika hujan es terjadi, sebaiknya lo tetap berada di tenda, karena ukuran es yang relatif cukup besar bisa membuat lo terluka. Selain itu, lo juga harus tetap waspada akan terjadinya badai dan munculnya angin puting beliung, karena biasanya, hujan es yang muncul datang bersamaan dengan badai dan angin puting beliung punya daya rusak yang cukup besar. Di satu kasus, ketika hujan es terjadi di Gunung Slamet, dua pendaki cedera karena tergelincir dan satu lagi mengalami gejala hipotermia akibat cuaca ekstrem saat di camp pendakian.
Sebagai antisipasi, lo harus waspada jika melihat awan cumulonimbus yang gelap dan tinggi menjulang. Karena semakin besar dan tinggi awan yang terbentuk, semakin besar pula es yang bisa terbentuk. Tetap waspada ya, Superfriends!
ARTICLE TERKINI
Source:https://www.mongabay.co.id/2020/11/29/hujan-es-bisa-kembali-terjadi-di-puncak-gunung-slamet-ini-penjelasannya/
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :