Siapa pecinta adventure yang nggak tahu brand The North Face di dunia ini? Rasanya nggak berlebihan kalau bilang brand pakaian dan peralatan outdoor ini dikenal semua pecinta adventure di seluruh dunia.
Soalnya selama 57 tahun usianya, The North Face memproduksi banyak pakaian dan peralatan outdoor berkualitas. Mulai dari tenda, ransel, kantong tidur, hingga berbagai jenis pakaian outdoor.
Mereka juga ikut menorehkan sejarah dalam banyak ekspedisi spektakuler, seperti pendakian pertama Gunung Everest sampai penjelajahan pertama di benua Antartika. Namun, bagaimana sejarah brand The North Face dari awal berdiri hingga mencapai kesuksesannya sekarang? Yuk simak uraiannya di bawah ini.
Dibuat oleh pasangan suami istri
Image source: de.wikipedia.org
The North Face pertama kali dimulai oleh Douglas Tompkins dan Susie Tompkins. Pada tahun 1966, pasangan suami istri ini mendirikan sebuah toko kecil di sudut sebuah kota yang menjual peralatan outdoor bagi para backpacker dan pendaki.
Sejak itu, mereka mulai membuat pakaian outdoor dengan brand mereka sendiri. Lambat laun, The North Face semakin terkenal di kalangan pendaki gunung hingga toko Douglas yang dulu berukuran kecil berubah menjadi grosir, lalu manufaktur.
Menginjak awal tahun 1980-an, The North Face mulai memproduksi pakaian ski ekstrim hingga membuat brand ini terkenal sebagai produsen pakaian penunjang olahraga ski. 8 tahun kemudian, tepatnya tahun 1988, mereka melebarkan sayapnya untuk membuat peralatan ekspedisi.
Di tahun yang sama, Odyssey Holdings (OHI) mengakuisisi The North Face untuk bergabung bersama lebih dari 30 perusahaan pakaian outdoor mereka. Kemudian pada tahun 1994, The North Face dibeli oleh J. H. Whitney & Co., William S. Mcfarlane, dan Cason di pelelangan umum dengan harga $62 juta.
Cason kemudian diangkat menjadi CEO dan mengganti nama brand-nya menjadi “The North Face Inc.” Di awal tahun 2000-an, VF Corporation mengeluarkan uang seharga $25,4 juta untuk membeli The North Face.
Pada bulan Desember 2008, The North Face sempat menuntut James A. Winkelmann Jr., selaku pendiri brand The South Butt dan juga perusahaan yang menangani produksi dan pemasarannya.
Dalam tuntutan ini, The North Face menuduh bahwa The South Butt melakukan pelanggaran merek dagang. Pengadilan pun memerintahkan keduanya untuk melakukan mediasi.
Dari mediasi ini dihasilkan kesepakatan damai pada tanggal 1 April 2010. Akan tetapi sekitar bulan Oktober 2012, Winkelmann akhirnya mengakui bahwa dia melanggar kesepakatan damai dengan The North Face dan harus membayar denda sebesar $65.000.
Sejarah nama dan logo The North Face
Image source: shutterstock.com/AnkaFedorovich
Nama “The North Face” diambil dari bagian utara setiap gunung yang ada di belahan bumi utara. Di kalangan pendaki, bagian utara adalah bagian yang paling berbahaya dari sebuah gunung.
Para pendaki juga mengerti bahwa rute yang paling sulit untuk mendaki gunung merupakan rute yang ada di bagian gunung yang menghadap ke utara. Maka dari itu, The North Face melambangkan tantangan, daya tahan, dan juga ketekunan.
Sementara logo The North Face yang identik itu terinspirasi dari siluet gunung Half Dome yang berada di Taman Nasional Yosemite. David Alcorn, seorang desainer grafis mengambil inspirasi dari gunung tersebut pada tahun 1971.
David pun menggunakan warna merah yang merupakan simbol dari keberanian dan hasrat serta warna hitam yang menunjukkan dominasi, keanggunan serta supremasi. Selain itu, David juga menggunakan font Helvetica Bold agar memberikan kesan tegas pada kata “The North Face” dalam logonya.
Source:https://www.glngirwn.com/blog/sejarah-brand-the-north-face/
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :