Gunung Batur adalah gunung berapi aktif yang terletak di Bali, Indonesia. Di sekitar kaki Gunung Batur terdapat pemukiman penduduk serta daerah pertanian yang subur. Upacara tradisional di Gunung Batur mencerminkan kehidupan spiritual dan kepercayaan masyarakat Bali yang kental dengan nilai-nilai budaya dan agama.
Salah satu upacara yang selalu dilaksanakan di Gunung Batur adalah Nyepi Karya Desa Adat Batur atau Karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Melabuh Gentuh, Mepedanan Icaka dan upacara Caru Balik Sumpah.
Upacara tradisional di Gunung Batur ini dilaksanakan dalam rangka pembersihan Gunung Batur dan menjaga kesucian Danau Batur. FYI, Gunung Batur termasuk gunung purba yang memiliki arti sangat penting dalam kehidupan religi masyarakat Bali. Begitu pula dengan Danau Batur yang menjadi sarana mencari mata pencaharian hingga tempat ibadah bagi masyarakat sekitar.
Seperti apa sih perbedaan kedua upacara tradisional di Gunung Batur ini dan kaitannya dengan kepercayaan lokal? Yuk, kita bahas!
1. Upacara Danu Kreti
Upacara yang biasanya terlaksana setiap 5 tahun sekali ini dinamai dengan Karya Agung Danu Kreti, Tawur Agung Melabuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung Bakti Pakelem ring Segara lan Puncak Gunung Batur, Mapeselang lan Mapadanan. Dilansir dari denpost.id, ritual upacara ini dikemas dan digelar seperti 104 tahun silam, tepatnya pada tahun 1919 Masehi.
Pada pergelaran upacara Danu Kreti, akan ada 3 ekor kerbau dan seekor babi hitam yang dikurbankan. Menurut Pamucuk Pura Ulun Danu Batur, upacara Danu Kreti ini telah diamanatkan oleh leluhur Batur sejak zaman dahulu sebagai upaya menjaga kesucian Danau Batur.
So, tujuan utama dari upacara ini adalah untuk memuliakan danau sebagai salah satu sumber mata air yang memberikan penghidupan pada masyarakat sekitar. Sejarah tentang upacara Danu Kreti ini pun sudah tercatat di dalam Rajapurana Pura Ulun Danu Batur yang disucikan. Selain itu, ada pula pada lontar-lontar lain di Bali. Hal inilah yang menjadi kepercayaan serta dianggap sebagai tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Bali, terutama para pemimpin Bali.
Seperti upacara pada tahun 1919 silam, upacara Danu Kreti di zaman modern ini juga masih menggunakan 3 ekor kerbau dan seekor babi hitam yang dikurbankan di Danau Batur. Rangkaian upacara ini biasanya akan dilaksanakan dalam beberapa hari. Saat upacara dilangsungkan, pendakian ke Gunung Batur akan ditutup sementara waktu untuk memastikan kelancaran upacara.
2. Upacara Caru Balik Sumpah
Selanjutnya ada upacara Caru Balik Sumpah. Upacara yang satu dilaksanakan oleh krama adat Batur sebagai upaya pembersihan Gunung Batur secara sekala dan niskala. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, upacara ini dilaksanakan dalam rangka penyucian kembali Gunung Batur. Sebab, sempat terjadi musibah pendaki meninggal dunia di kawasan Gunung Batur. Maka dari itu, dipandang perlu dilaksanakan penyucian ini.
Dalam upacara ini diingatkan bahwa orang yang sedang berhalangan atau sedang cuntaka (keadaan tidak suci) tidak diperbolehkan ikut mendaki. Hal ini penting agar kesucian gunung tetap terjaga dan kejadian yang telah berlalu tidak terulang lagi.
Upacara Balik Sumpah menggunakan sarana upacara seperti sapi, angsa, kambing, kucit butuhan, dan sebagainya. Jero Gede Gunung Batur pun selalu mengingatkan wisatawan untuk bersama-sama menjaga kesucian dan kelestarian Gunung Batur.
Itulah tadi dua upacara tradisional yang kerap dilakukan di Gunung Batur. Setiap upacara tersebut mengandung nilai budaya dan agama yang kental di masyarakat Bali. Sebagai wisatawan atau masyarakat Indonesia pada umumnya, kita wajib untuk menghargai dan ikut menjaga kelestarian Gunung Batur. Gimana, jadi penasaran mau berkunjung ke Gunung Batur?
ARTICLE TERKINI
Article Category : News
Article Date : 04/03/2024
Source:Superadventure
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :