Fakta Mengejutkan Bangsa Mongol

Ada yang sedang mencari informasi untuk mengenal bangsa mongol lebih mendalam? Lo pasti pernah mendengar bangsa Mongolia atau Mongol. Faktanya, bangsa Mongol yang sekarang tinggal di sana, tidak sama dengan yang ada dalam cerita sejarah.

Bangsa Mongolia populer sebagai masyarakat nomaden. Dahulu, nenek moyang mereka senang menjelajahi daratan dengan cara menunggang kuda. Tak jarang mereka pun menjarah dan menaklukkan segala peradaban yang mereka lewati.

Hal itu adalah gambaran populer bangsa Mongol berabad-abad jauh di masa silam. Bangsa Mongol zaman dulu memang sangat terkenal sebagai pejuang kuat dan menakutkan. Walaupun nyatanya, mereka juga merupakan bangsa maju dan berbudaya.

Lo harus mengenal bangsa Mongol lebih dalam. Jangan hanya tahu mereka pejuang dan senang menaklukan peradaban saja. Ikuti pembahasan selengkapnya berikut ini untuk menambah referensi.

Wanita Mongol Sama Kuat dengan Kaum Pria

Image source: shutterstock.com/mehendra

Para sejarawan rata-rata menggambarkan sosok pria Mongol yang kuat dan pandai menaklukan peradaban. Namun, jangan mengabaikan sosok wanita Mongolia yang sejatinya tak beda jauh.

Jangan salah, saat pria Mongol sibuk berjuang, para wanita akan menjaga stabilitas ekonomi. Bahkan memegang posisi tertinggi dalam agama syamanisme yang mereka anut. Beberapa wanita pun ada yang menjadi pemimpin Mongol.

Ada satu ratu terkuat bernama Mandhuhai. Merupakan pejuang yang cakap dengan cara berpikir taktis tajam. Saat berusia 30-an, dirinya sampai berpikir untuk meneruskan nama keluarganya. Akhirnya Mandhuhai menikah dengan pangeran saat berusia 17 tahun. Selama mengandung 8 anaknya, dirinya tetap ikut berlaga di medan perang.

Memiliki Sistem Pos yang Efisien

Image source: elements.envato.com/chuyu2014

Pada dasarnya, bangsa mongol adalah pengembara. Jadi, mereka berusaha menjalin komunikasi yang efisien antara pemimpin dan perwira, walaupun nyatanya masih cukup sulit. Solusinya mereka membuat sistem pos yaitu Yam yang artinya ‘pos pemeriksaan’.

Yam sendiri merupakan kumpulan stasiun pos yang luas lengkap dengan kurir khusus. Ada suatu waktu di mana ada sekitar 1.400 stasiun di Cina. Mereka juga punya para pembawa pesan lengkap dengan 50.000 kuda baru.

Memiliki Taktik Perang yang Menakutkan

Image source: elements.envato.com/Rawpixel

Belum mengenal bangsa mongol jika tak tahu jika mereka memiliki taktik perang menakutkan. Para pejuang mongol mengasah keterampilan dengan pengalaman bertarung. Mereka juga sangat mengandalkan taktik kejutan.

Pejuan Mongol lebih suka mengawali pertempuran dengan jalan menghujani lawan pakai panah-panah penembus baju besi. Saat menyerang target besar, mereka senang maju di medan yang luas menggunakan yam sebagai media komunikasi.

Senjata Bangsa Mongol

Menjadi bangsa pejuang tentu punya senjata andalan dong. Selama hidup nomaden, bangsa mongol suka menghabiskan waktu dengan menunggang kuda. Kekuatan berkuda yang mengesankan tersebut seringkali orang anggap sebagai senjata mereka.

Secara umum, banyak senjata bangsa Mongol yang mereka rancang khusus supaya mudah mereka gunakan saat di atas kuda. Contohnya seperti jenis pedang melengkung, sangat mudah mereka pakai.

Ada juga tombak, gada, dan belati pun sering mereka gunakan untuk bertahan hidup. Bahkan, sebagian orang Mongol masih menggunakan bom, bubuk mesiu, dan granat. Untuk senjata jarak jauh mereka gunakan busur komposit. Selain itu, bangsa Mongol juga pakai panah untuk berperang.

Sebagai Bangsa Toleran

Bangsa Mongol berpikir jika ingin menaklukkan kerajaan, artinya harus menerima kebiasaan masyarakat yang hidup di dalamnya. Mereka sedang mempertahankan rakyat yang mereka jajah untuk memeluk agamanya, melakukan kebiasaannya, dan masih sangat mendukung budayanya.

Sebab bangsa Mongolia memang sangat toleran dan terbuka. Santai pada setiap agama, yang menjadikannya alat berharga demi menjaga persatuan bangsa-bangsa yang sudah mereka taklukkan.

Sudah cukup mengenal bangsa Mongol? Mereka yang rata-rata mendiami gurun Gobi dan danau Baikal. Ada yang tertarik untuk kesana? Siapa tahu bertemu salah satu orang asli Mongol?