Alasan Mendaki Gunung di Indonesia Lebih Menantang

Use your email address, user id, or Phone Number* Please Insert the correct Email Address

Insert Password*

Please Insert the correct Email Address

Keep me Logged In

Forgot Password ?

Or use

Insert Email*

Name* Please Insert the correct Name

Gender* Please Select the gender

Date of Birth*

Phone Number* Please Insert the correct Phone Number

User ID Please Insert the correct User ID

Password*

Contain at least one Uppercase
Contain at least two Numbers
Contain 8 Alphanumeric

Please Insert the correct Email Address

Confirm Password*

Please Insert the correct Email Address

Referral Code

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Go Back Home Check My Profile

Reset Password

Please choose one of our links :

Indonesia punya sederet gunung untuk didaki, mulai dari gunung dengan medan yang mudah hingga menantang. Meski demikian, tak sedikit traveler Indonesia yang kerap penasaran dengan gunung di luar negeri.

Misalnya Pegunungan Himalaya di Nepal, tempat salah satu puncak tertinggi dunia, yaitu Everest. Akan tetapi, ada lho beberapa traveler yang pernah menjelajah ke sana dan berpendapat bahwa gunung di Indonesia jauh lebih menantang. Kira-kira apa alasannya, ya? Untuk mengetahui hal tersebut, mari simak ulasan di bawah ini.

Jalur pendakian gunung di luar negeri terkesan lebih landai

Image source: instagram.com/rbfagundes

Meski terkenal memiliki ketinggian 6600 mdpl, namun rute pendakian Island Peak terbilang cukup landai. Hal ini pun berlaku juga bagi beberapa gunung yang ada di luar negeri. Walau demikian, ungkapan kurang menantang sebenarnya kurang pas untuk mengekspresikan sensasi yang diberikan.

Sebab, landainya jalur pendakian bisa terjadi akibat struktur jalan yang sudah tersusun rapi dan kadang masih melalui pemukiman penduduk. Berbeda dengan jalur track di Indonesia, yang kebanyakan justru benar-benar sudah berbasis alam itu sendiri dengan struktur miring layaknya sebuah gunung.

Kebanyakan jalur pendakian menyediakan tempat menginap

Image source: instagram.com/amien_mf

Untuk bisa disebut jalur pendakian, seharusnya bagian kanan dan kiri sudah gak ditinggali penduduk lagi. Akan tetapi, kebanyakan jalur pendakian di luar negeri justru masih banyak rumah penduduk sehingga para pendaki banyak beristirahat di sana dan bukan menggelar tenda layaknya mendaki gunung di Indonesia.

Bahkan, ada jalur pendakian yang menyediakan tempat menginap seperti hotel atau hostel di sepanjang jalur yang ada. Dengan kondisi tersebut, gak aneh bila banyak pendaki yang gak membawa banyak barang, terutama peralatan mendaki.

ARTICLE TERKINI

Remuk Lebam, Album Terbaru ARC YELLOW

Sesuai Prediksi! Clair Obscur: Expedition 33 Sukses Dominasi Total GOTY 2025! Cek List Lengkap Seluruh Pemenangnya Disini!

Siap Ditinggal Mo Salah, Liverpool Bakal Gas Rekrut Antoine Semenyo

Music Video Down For Life “The Betrayal” Resmi Rilis

Arai Agaska: Senjata Baru Indonesia di WorldSPB 2026 Yang Siap Guncang Panggung Dunia! Eropa Harus Waspada Nih!

Tags:

#Hiking #Wilderness #Beginner #Extreme

Article Category : News

Article Date : 01/12/2022

About Us

Superadventure
Admin Adventure

Penulis artikel petualangan outdoor dan ekstrem yang bawain kisah mendaki tebing, arung jeram, sampai menjelajah jalur off-road. Buat gue, petualangan itu lebih dari sekadar jalan-jalan, ini soal uji mental dan fisik. Tiap cerita gue kemas biar Superfriends kebawa sensasinya. Gue pengen lo yang baca ngerasa termotivasi buat keluar dari zona nyaman. Kalau lo suka tantangan alam, artikel di sini bakal bikin lo pengen langsung berangkat.