Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Jejak Armada Padewakang, Leluhur Suku Bugis di Benua Australia

Apa yang terlintas di pikiran lo saat mendengar nama negara Australia? Sydney Opera House, kanguru atau tim nasional sepakbola negaranya? Yup, beberapa hal tersebut memang sesuatu yang sangat identik dari benua terkecil di dunia ini. Benua mungil yang berbatasan langsung di selatan Indonesia ini ternyata memiliki hubungan yang sangat erat dengan suku Bugis di Makasar lho, bro.

Pelaut di pesisir Makassar saat itu berlayar dari Sulawesi ke pesisir utara Australia menggunakan Padewakang, jenis perahu kayu kuno yang diklaim punah sejak seabad silam. Padewakang kemudian berevolusi menjadi perahu Pinisi seperti yang dikenal sekarang ini.

Perahu Padewakang bergerak menggunakan tenaga angin yang ditangkap oleh layar-layar raksasanya. Pelayaran pada saat itu pun sangat bergantung pada pergerakan angin musim barat dan timur.

Dilansir laman National Geographic Indonesia, sekitar 70 tahun sebelum James Cook menginjakan kakinya di Australia, para pelaut dari pesisir Makassar ternyata sudah lebih dulu berlabuh di benua mungil tersebut, bro.

Bahkan, mereka diduga telah lama menjalin hubungan spesial dengan  warga asli benua Australia, Suku Aborigin. Pendapat ini didasarkan kajian ilmiah dari Horst Hubertus Liebner, seorang antropolog maritim asal Jerman yang telah tinggal selama tiga dekade di Indonesia.

[readalso url=21685]

Meniti Jejak Sejarah dari Sulawesi ke Marege

Image source: nationalgeographic.grid.id

Horst Hubertus Liebner merupakan koordinator pelayaran Nur Al Marege untuk menapak tilas jejak rute pelaut Sulawesi ke Marege, sebutan para pelaut Makassar untuk daerah pesisir utara Australia.

Beliau dan beberapa awaknya terpaksa menghabiskan beberapa hari di pesisir Larantuka, Flores, untuk membuat kemudi kapal yang baru karena badai telah mematahkan kemudi lamanya. Meski begitu, mereka tetap bertekad untuk tetap melanjutkan perjalanan ke pesisir utara Australia.

Nama Nur Al Marege diadaptasi dari bahasa arab yang mempunyai makna “Cahaya Marege”. Tujuan ekspedisi ini untuk meniti sejarah dan hubungan budaya yang sempat hilang antara pelaut Makassar dengan warga asli Australia, Suku Aborigin.

Jauh sebelum kedatangan penjelajah samudera asal Eropa, para pelaut Nusantara ternyata sudah lebih dulu membangun permukiman dan budaya baru di pesisir utara Australia, bro.

Horst berguru tradisi maritim hingga ke Sulawesi. Beliau telah bermukim di Sulawesi Selatan selama kurang lebih tiga dekade belakangan ini. Orang-orang Makassar memberinya gelar Daeng Kulle, sementara orang-orang Mandar memberinya nama Aco Lenggo.

Jejak Armada Padewakang

Image source: makassar.tribunnews.com

Pada zaman dahulu, setiap tahun ketika tiba musim angin barat, puluhan armada Padewakang dari Makassar berlabuh di Marege, pesisir utara Australia. Mereka mereka mencari teripang di laut dangkal sekitar Arnhem Land yang kini berada dalam kawasan Northern Territory di Australia.

Jaraknya kurang lebih sekitar 500 kilometer dari Ibukota Darwin. Memiliki populasi teripang yang sangat melimpah, perairan itu pun menjadi kawasan yang menjadi magnet para pelaut Nusantara.

Para pelaut dari Makassar itu biasanya akan tinggal selama berbulan-bulan untuk menunggu musim angin timur yang membawa mereka kembali ke Sulawesi. Dalam jangka waktu yang sangat lama itu biasanya mereka mencari teripang di laut dan mengolahnya di darat bersama penduduk lokal, Suku Aborigin.

Beberapa dari mereka bahkan membangun pemukiman di pesisir pantai. Mereka mengawetkan teripang-teripang di sekitar pemukiman itu, sebelum dibawa kembali ke Makassar untuk diperdagangkan.

Terkadang, ada juga beberapa orang dari Suku Aborigin yang turut serta dalam perjalanan pulang ke Makassar. Sayangnya, pelayaran legendaris para pelaut Makassar ini harus berakhir pada tahun 1907.

Pasalnya, hal tersebut sangat dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda yang saat itu menguasai sebagian besar wilayah nusantara. Meski demikian, hubungan ratusan tahun antara orang-orang Makassar dan Suku Aborigin telah menimbulkan kesan mendalam bagi kedua belah pihak.

 

Referensi : https://nationalgeographic.grid.id/read/132151972/selidik-pelayaran-marege-meniti-jejak-leluhur-makassar-ke-australia?page=all

ARTICLE TERKINI

Author :

Article Date : 16/06/2020

Article Category : In Depth

Tags:

#Beginner #Extreme #solo-traveling

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
In Depth

Jack Wolfskin, Sukses Jadi Merek Outdoor Ramah Lingkungan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Reinhold Messner, Pendaki yang Usulkan Carstensz Masuk Seven Summits

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Kenalan Sama Para Daredevil dari Berbagai Negara di Dunia

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Madu Ternyata Punya Manfaat Buat Kesehatan Para Pendaki

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Chicama, Ombak Pertama yang Dilindungi Secara Hukum di Dunia

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Mengenal Bunga Daisy yang Terhampar di Puncak Gunung Prau

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Mengenal Sistem Pulley Pada Vertical Rescue, Seperti Apa?

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Bukan Sungai, Arung Gelombang Justru Dilakukan di Laut

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Penyebab Utama Seorang Pendaki Gunung Sering Hilang

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
In Depth

Tentang Sejarah dan Tujuan Mountain Climbing yang Perlu Lo Tahu!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive