Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Sistem Pendakian Gunung yang Umum Digunakan Pendaki, Apa Aja?

Buat yang suka mendaki, udah tau belum tentang sistem pendakian gunung? Ternyata, masih banyak pendaki yang belum menerapkan sistem pendakian ini, lho. Padahal, sistem ini bisa dibilang seperti kurikulum dalam dunia pendakian. Secara teori umum, ada dua sistem pendakian, yaitu Himalayan System dan Alpine System.

Tapi, kalau di Indonesia sendiri, kedua sistem tersebut nggak dipakai buat diterapkan dalam pendakian, karena emang gunung-gunung di Indonesia berbeda dengan gunung-gunung di luar sana. Sistem pendakian gunung sendiri bisa digunakan tergantung sama kondisi, situasi, dan keberadaan gunung.

Nah, kira-kira ada sistem pendakian gunung apa aja yang umumnya digunakan para pendaki dunia, ya? Berikut ini ulasan selengkapnya.

[readalso url=23519]

Himalayan System

Image source: forevervacation.com   

Sesuai dengan namanya, Himalayan System emang berkembang pada pendakian ke puncak-puncak pegunungan Himalaya. Himalayan System sendiri merupakan sistem pendakian gunung yang digunakan oleh pendaki dunia buat melakukan perjalanan pendakian yang panjang dan memakan waktu sampai berminggu-minggu.

Karena pegunungan Himalaya punya ketinggian menjulang di atas 8.000 mdpl dan gunung tertinggi di dunia yaitu Gunung Everest dengan ketinggian 8.848 mdpl, bukanlah tempat yang bisa dengan gampangnya dikunjungi.

Selain itu, perjalanan yang jauh dan panjang mengharuskan para pendaki untuk membuat beberapa camp buat bisa mencapai satu puncak. Beberapa tempat camp atau peristirahatan ini biasa disebut dengan istilah basecamp dan flycamp.

Pendakian dalam Himalayan System ini bakal dikatakan berhasil walaupun cuma satu anggota aja yang sampai ke puncak dan anggota lain masih berada di tengah perjalanan.

Alpine System

Image source: whistler.com

Selanjutnya ada Alpine System, yang merupakan sistem pendakian yang berkembang di daerah pegunungan Alpen. Sistem pendakian Alpen ini punya tujuan yaitu semua anggotanya bisa mencapai puncak secara bersama-sama.

Sistem ini bisa dibilang lebih cepat daripada Himalayan System karena para pendaki nggak perlu lagi kembali ke basecamp, karena sistem perjalanannya dilakukan secara bersama-sama dengan terus maju membuka flying camp.

Tapi perlu lo pahami, kalau pegunungan yang dimaksud ini adalah pegunungan es Alpen. Jadi perlu persiapan yang benar-benar matang dan kerja sama yang baik dalam sebuah kelompok pendaki.

Menariknya, ternyata sistem ini juga sering digunakan dalam pendakian gunung di Indonesia, di mana para pendaki seluruhnya mencapai puncak gunung. Karena sekarang ini emang banyak yang melakukan pendakian sebagai kegiatan rekreasi, jadi wajar kalau menggunakan Alpine System karena semua anggota kelompok bisa mencapai puncak bersama-sama.

[readalso url=23643]

Indonesian System

Yang terakhir ada Indonesian System, adalah sebuah penggabungan antara Himalayan System dan Alpine System. Sistem pendakian inni pernah dilakukan pada tahun 2005 oleh PAMOR yang melakukan ekspedisi gunung TRIAS (Tambora, Rinjani, Agung, dan Semeru).

Pada waktu itu, para pendaki yang melakukan ekspedisi menamai pendakian tersebut dengan model pendakian marathon. Jadi, buat mengetahui penggabungan antara dua sistem sebelumnya adalah ketika para pendaki sedang melakukan perjalanan dengan kecepatan dan long march menggunakan sistem Alpen.

Selain itu, para pendaki tersebut juga sangat membutuhkan dukungan dari tim support dengan cara membuat basecamp menggunakan sistem Himalaya yang meminimalkan barang dan perlengkapan yang dibawa. Tujuannya sendiri adalah supaya bisa mendaki secepat mungkin dengan beban seringan mungkin, kemudian bisa turun kembali dengan selamat.

Itulah beberapa sistem pendakian yang umum digunakan pendaki lokal maupun dunia. Kira-kira lo udah ngikutin sistem tadi atau punya sistem pendakian sendiri, Superfriends?

 

Source: https://gendaki.com/artikel/sistem_pendakian_gunung_yang_ada_di_indonesia

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Beginner #Extreme #solo-traveling

Article Category : Extreme Action

Article Date : 15/06/2021

Superadventure
Superadventure
Admin Adventure
Penulis artikel petualangan outdoor dan ekstrem yang bawain kisah mendaki tebing, arung jeram, sampai menjelajah jalur off-road. Buat gue, petualangan itu lebih dari sekadar jalan-jalan, ini soal uji mental dan fisik. Tiap cerita gue kemas biar Superfriends kebawa sensasinya. Gue pengen lo yang baca ngerasa termotivasi buat keluar dari zona nyaman. Kalau lo suka tantangan alam, artikel di sini bakal bikin lo pengen langsung berangkat.

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Extreme Action

Tentang Highlining, Olahraga Ekstrem yang Menantang Maut

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Extreme Action

Tantangan Berat Gowes Sepeda dalam Kondisi Hujan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Extreme Action

Atraksi Wisata Ekstrem yang Bisa Dilakukan di Wilayah Perairan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Extreme Action

Tentang Zipline yang Populer di Kalangan Penggemar Olahraga Ekstrem

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive