Mendaki gunung menjadi aktivitas outdoor yang banyak digemari para petualang. Selain menambah pengalaman, aktivitas ini juga menjadi alternatif dalam melepas rasa penat. Walaupun kegiatan ini terbilang nggak mudah, alias nggak semua orang bisa melewati medan serta rintangan yang sulit. Perlu kondisi fisik yang prima serta beberapa keterampilan khusus.
Namun, sebenarnya apa yang menjadikan kegiatan ini digemari banyak orang? Tujuan apa yang ingin dicapai oleh para pendaki saat berhasil mencapai puncak gunung? Apapun tujuan yang ingin dicapai, tentu harus menjadi manusia bijak yang tetap melestarikan alam tanpa merusaknya.
Oleh karena itu, para pendaki gunung wajib memperhatikan beberapa pelajaran berikut ini.
[readalso url=22216]
Mendaki untuk Pulang

Image source: unsplash.com/@toomastartes
Tujuan mendaki adalah untuk pulang kembali. Kalimat tersebut sepertinya sudah sering didengar oleh para pendaki. Buat sebagian orang yang kurang paham dengan makna kalimat tersebut, mungkin mereka akan terus memaksakan diri untuk sampai di puncak nggak peduli bagaimana kondisi mereka. Karena bagi mereka, pantang untuk pulang sebelum menjamah puncak.
Padahal maksud dari kalimat tersebut, hakikatnya bahwa pulang dengan selamat adalah satu-satunya tujuan yang benar. Hal ini dilakukan demi faktor keselamatan para pendaki. Jika memang ada yang nggak bisa melanjutkan sampai ke puncak, sebaiknya jangan memaksakan diri. Jangan sampai mengedepankan ego tanpa memikirkan risiko.
Mengenal Diri atau Menjunjung Ego yang Tinggi?

Image source: unsplash.com/@guernseyphotographer
Sebagian orang merasa bangga karena sudah bisa mencapai banyak puncak gunung di negeri ini. Tapi, nggak banyak yang ingat, bahwa mendaki bukanlah untuk menyombongkan apa yang sudah diraih.
Yang terpenting adalah mampu mengenali jati diri dan memahami sesuatu dari diri sendiri, itulah yang seharusnya dipelajari setelah mendaki.
Nggak ada yang salah dengan foto-foto saat melakukan pendakian yang ditunjukkan pada khalayak, tapi justru dalam diri sendirilah sebenarnya kebenaran itu bersemayam. Apakah hanya sekadar ingin menjunjung ego yang tinggi agar dipandang, atau lebih memahami jati diri sendiri.
[readalso url=22215]
Menjadi Pencinta atau Perusak?

Image source: unsplash.com/@breakyourboundaries4
Yang perlu diperhatikan lagi adalah akan jadi apa pendaki bagi alam? Pencinta atau malah perusak? Jika tujuan mendaki hanya ingin terlihat keren, yang terjadi adalah banyaknya sampah, rusaknya vegetasi, dan sarana pendakian di gunung.
Sudah nggak terelakkan bahwa masih banyak gunung yang dipenuhi dengan sampah-sampah dari para pendaki yang nggak bertanggung jawab. Hal ini membuat proses pembersihan dan pemulihan vegetasi akibat kerusakan yang disebabkan oleh pendaki.
Cukup gambar yang menjadi kenangan sewaktu mendaki, bukan corat-coret nama di pohon, bukan memetik edelweiss, bukan juga dengan sampah yang ditinggalkan di sana.
Mendekatkan atau Menjauhkan?

Image source: unsplash.com/@greg_rosenke
Saat menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan di puncak sana, Tuhan seolah ingin menunjukkan, bahwa betapa besar karunia yang dianugerahkan kepada kita.
Mungkin perlu diperhatikan kembali setelah mendaki, apakah justru semakin jauh atau dekat dengan Tuhan. Itulah pentingnya bersyukur saat bisa melakukan pendakian.
Menaklukkan ego yang tinggi, belajar memahami makna hidup dari proses perjalanan menuju puncak, belajar mengerti bagaimana mencintai alam ciptaan Tuhan, dan yang terpenting belajar untuk mengilhami makna “pulang”.
Nah, beberapa hal tersebut perlu banget diperhatikan para pendaki biar nggak sekadar mencapai puncak gunung, tapi juga memberi pelajaran lain yang bisa diambil dari kegiatan mendaki gunung.
Source: phinemo.com
ARTICLE TERKINI
Article Category : Extreme Action
Article Date : 10/09/2020
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :