Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda tahun 2021 ini, Supermusic Playlist kembali hadir menyuguhkan playlist setiap bulannya dari berbagai band Tanah Air. Playlist ini dibuat tentu untuk menambah referensi musik Superfriends.
Supermusic Playlist Oktober 2021 ini muncul dengan beberapa musisi Indonesia yang diulas oleh penyanyi dan penulis lagu, Gangga Kusuma. Ulasan beberapa musisi untuk playlist kali ini akan disajikan dengan ringkas dan lengkap, berikut karya-karya musik mereka yang seru.
Pada edisi ketiga kali ini, Gangga Kusuma mengulas kreativitas band-band atau penyanyi dalam bermusik. Hal ini karena, menurut Gangga, semua orang pasti memiliki playlist-nya masing-masing yang biasanya didengarkan untuk berbagai macam hal seperti memberi motivasi atau juga menemani momen-momen tertentu. Apalagi di tengah kondisi pandemi yang tak kunjung selesai saat ini.
Gangga pun membuat playlist yang berisi 20 lagu pilihannya dan karya-karya dari empat band lokal yang dipilih sekaligus untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun ini. Yuk, simak daftarnya.
FORLYFE
FORLYFE adalah sebuah band yang berbasis di Bogor, Jawa Barat. Band ini terbentuk pada tahun 2018 dengan latar belakang pertemanan di SMAN 2 Bogor. Anggota FORLYFE adalah Adit (vokal/gitar), Ajay (vokal/gitar), Tio (bass), dan Ido (drum). Nama FORLYFE berasal dari tujuan masing-masing personel untuk membuat sebuah lagu yang dapat berhubungan dengan suasana hati dalam hidup dan dapat dinikmati oleh semua orang yang mendengarkan lagu-lagu FORLYFE.
FORLYFE telah merilis tiga buah single, di antaranya Wonder Town (2018), Tuesday Fantasy (2019), dan One of Two (2021). FORLYFE juga telah merilis album EP mereka yang berjudul Summer Bummer yang bercerita tentang remaja yang memiliki masalah dengan kehidupan mereka. Dalam EP tersebut, FORLYFE menuliskan sebuah keresahan masa remaja yang berhubungan erat dengan kehidupan para personelnya.
Will Mara
Musisi sekaligus produser musik Indonesia yang satu ini dibesarkan di Australia. Ia adalah William Maranusin Putra atau yang lebih dikenal sebagai Will Mara. Sejak kembali ke Indonesia dan berkomitmen untuk fokus di industri musik, Will Mara tidak pernah main-main dengan konsistensi karyanya.
Ia memulai kariernya secara independen di Indonesia. Ia telah melahirkan karya karya musik yang khas membuat nama Will Mara semakin diperhitungkan sebagai salah satu musisi muda berbakat Tanah Air. Will Mara telah melahirkan album EP bertajuk The Melting Love, sebagai wujud utuh karyanya sebagai musisi.
Sebelumnya, Will Mara telah merilis single seperti Chocolate dan Detox sebagai pembuka album EP-nya tersebut. Will juga turut memasukkan lagu-lagu bertema musim panas seperti Summer Dream, Ice Cream, Fun & Games, dan Neverland. Musik-musiknya ia kerjakan bersama Daniella Kharishma.
Will Mara berharap karya-karya musiknya ini semakin banyak diterima oleh para pendengar. Apalagi, produser musik ini juga telah melewati beberapa pengalaman bermusik bersama beberapa musisi Tanah Air seperti dalam lagu Blue Jeans bersama Gangga, It’s Okay To Not Be Okay bersama Mahen, Fairytale bersama Kevin Hugo, hingga beberapa karya musik lainnya bersama Diastika dan Raissa Anggiani.
Lebih jauh, Will Mara juga aktif menciptakan kolaborasi musik dengan sejumlah musisi yang masih dirahasiakan. Hal ini tak lepas dari harapannya agar musik-musik garapannya bisa diterima pendengar di Indonesia dengan melihat dinamika musik Indonesia yang semakin luas dan audiens yang kian beragam.
Noni
Noni adalah penyanyi pencipta lagu berusia 20 tahun yang tinggal di Jakarta. Noni membekali dirinya dengan suara yang lembut dan bisa menembus batasan berbagai genre musik. Menulis lagu sejak Noni berumur 12 tahun, terobosan kariernya adalah ketika dia berkolaborasi dengan Andre & dari PonYourTone untuk lagu berjudul Toxic Ovr Ya.
Setelah itu, dia berkolaborasi dengan banyak produser dan musisi seperti Dexfa, Clevt, Kenny Gabriel, dan CVX. Noni memulai semuanya di Soundcloud dengan lagu musisi lain yang dibawakan ulang dan beberapa lagu yang ditulis sendiri. Lagu berjudul Linger adalah hasil kolaborasi dengan produser bernama Zehan, adalah lagu pertama yang membuatnya ditampilkan di Spotify.
Noni percaya bahwa musik datang ke kehidupannya secara alami. Musik bukanlah seseorang yang mengetuk pintu, tetapi dialah yang membukanya. Jadi, ketika inspirasi datang dalam bentuk kata-kata tentang cinta dan semua jazz itu, dia segera mengambil pena dan gitarnya, merasa pusing dan bersemangat melalui seluruh proses pembuatan lagu.
Inspirasinya untuk bermusik datang dari banyak musisi seperti Corrine Bailey Rae, Alex Turner, John Mayer, Childish Gambino, hingga musisi Korea seperti Yerin Baek, SUMIN, DEAN, dan Colde. Secara pribadi, Noni ingin lebih fokus pada genre R&B untuk lagu-lagunya.
Hursa
“Hursa” sendiri artinya ucapan ‘penyemangat’ penunggang kuda untuk memacu kudanya agar berlari lebih cepat. Band ini dibentuk oleh Pandji dan Irvan yang sejak awal mereka berkeinginan untuk membuat kreasi musik yang berbeda dari kebanyakan beredar saat ini. Sebuah musik yang tidak umum, tapi tetap bersahabat dengan telinga pendengar orang Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka bertemu Gala dan Goldy, sehingga keduanya bergabung. Hursa pun akhirnya memiliki formasi Gala pada vokal dan keyboard, Pandji pada gitar, Goldy pada drum, dan Irvan pada synth merangkap synth bass. Konsep formasi ini jarang digunakan oleh band-band Indonesia saat ini. Tanpa ‘pemain bass’ dan vokalis yang memainkan chord manis di keyboard.
Sejauh bermusik, Hursa sudah mengeluarkan dua single yaitu Ruai dan Makna Masa. Kemudian, satu buah album penuh berjudul Harap dan Tuah dirilis pada tahun 2019. Hursa juga melepas sebuah EP Live Session berjudul Stripped Down Series pada Maret 2020 lalu.
Image source: https://www.instagram.com/forlyfe___/
ARTICLE TERKINI
1 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Ani i
16/10/2024 at 13:48 PM