Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Author :

Article Date : 10/08/2017

Article Category : Super Icon

Jika ada seseorang bertanya, “Siapa musisi paling menjijikan dalam musik rock?,” tentu jawabannya akan mengarah ke sosok bengal nan slebor bernama GG Allin. Bagaimana tidak? Pria berkepala plontos itu terkenal akan kebrutalan dan tingkah laku tak senonohnya, baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun ketika dirinya menyuguhkan aksi panggung yang terkesan sinting!

Allin kerap kali ‘lepas kontrol’ ketika sedang mengimami para penggemarnya saat berada garda depan panggung. Sembari bertelanjang dalam keadaan mabuk tanpa sehelai benang, Allin pun berperilaku seperti layaknya orang gila di tengah keramaian crowd. Mulai dari membuang air seni di atas lantai sampai buang hajat di atas panggung, dan sintingnya (maaf berikut ini sungguh menjijikkan) ia pun pernah memakan kotorannya sendiri dengan lahap di depan khalayak di kala pentas. Aksi pukul-pukulan dengan penonton hingga melukai diri sendiri (memukul mikrofon ke jidatnya) pun tak lagi dapat terhindarkan. Namun tentu namanya takkan jadi selegendaris seperti sekarang kalau ia tak berbuat hal-hal amoral seperti yang disebutkan di atas.

GG Allin dilahirkan pada tanggal 29 Agustus 1956 di Lancaster, New Hampshire, AS. Uniknya sang ayah yang notabene seorang kristian taat memberikan selipan nama Jesus Christ di nama lengkap Allin, hal ini tentu bersebrangan dengan perangai yang nantinya diharapkan oleh si ayah. Nama ‘GG’ sendiri ia dapati dari sang kakak yang seringkali memanggilnya dengan sebutan ‘Jeje’ akronim dari Jesus.

Namun kedua orang tuanya pada akhirnya memutuskan untuk bercerai. Semenjak itu, Allin dan saudaranya tinggal bersama ibu dan ayah barunya. Namun masa kecil yang kurang menyenangkan pun membentuk perlahan kepribadian liar yang masih bersemayam bebas di benaknya. Menurut penuturan sang kakak, Allin kerap jadi bahan bully oleh teman-temannya ketika masih tumbuh remaja.

Awal mula perkenalan Allin dengan musik saat ia baru menyelesaikan sekolah tingkat menengah atas di Concord High School di Vermont. Allin memulai karier sebagai drummer bersama teman-temannya membentuk band bernama Stripsearch, sekaligus menciptakan dan memainkan nomor-nomor kebut khas punk rock seperti “Galileo” dan “Jesus in New York”.  Selang beberapa tahun kemudian, di periode tahun 1977-1984 Allin pun tampil sebagai pentolan untuk unit punk rock bernama The Jabbers di mana dirinya turut didaulat sebagai vokal sekaligus drummer.

Album perdana GG Allin muncul di tahun 1980. Opus berjudul Always Was, Is and Always Shall Be menjadi tonggak penanda karier Allin di industri musik. Nuansa punk rock dan hardcore menggaung bising di rentetan repertoar lagu-lagu yang ia ciptakan. Di tahap ini juga, jiwa seorang GG Allin mulai tumbuh tak terkontrol dan beringas. Penggunaan barang-barang haram mulai sering dilakukannya. Allin mulai adiktif dengan heroin dan alkohol. Terkadang ia sampai menelan pil sembarangan tanpa menanyakan balik pil apa yang sedang dikonsumsinya tersebut.

Selain itu, ritual wajib yang dilakukan oleh Allin adalah menenggak obat pencahar sebelum pentas dimulai. Hal aneh itu dilakukannya agar bisa buang hajat di panggung. Allin pun sempat memproklamirkan dirinya sebagai ‘the last true rock and roller’ yang memiliki makna bahwa musik rock n roll adalah perwujudan kompleks dari anti otoriterisme dan pemberontakan.

Akibat dari dalil ‘sesat’ yang ia tanamkan di pikirannya, ia juga mengaku sering melakukan tindak pidana seperti melanggar serta masuk ke hunian orang tanpa izin, perampokan sampai kekerasan seksual kepada lawan jenis. Di dalam benak sosok GG Allin juga turut terpengaruh jiwa-jiwa maniak seperti yang ada di dalam jiwa seorang Charles Manson. Allin secara terang-terangan mengagumi salah satu pembunuh berantai paling terkenal di dunia itu.

Pertunjukan GG Allin sering mengakibatkan kerusakan yang cukup besar untuk tempat dan peralatan sound-nya. Para aparat kepolisian juga seringkali menghentikan show ketika Allin baru saja memainkan beberapa lagu di atas panggung. Ia didakwa karena telah melakukan serangan dan hal-hal yang tak senonoh dilakukannya saat pentas. Jadwal turnya pun terpaksa berhenti hanya karena ia harus berurusan dengan hukum, patah tulang akibat terlalu agresif di panggung hingga keracunan darah karena mengonsumsi narkoba.

Belum cukup sampai di situ, ia kembali menebar kegilaan dengan ancaman bunuh diri. Di tahun 1988, Allin secara tegas menuliskan surat kepada Maximum RocknRoll bahwa ia berencana akan bunuh diri di atas panggung bertepatan pada Halloween di tahun 1989. Namun, nyatanya ia malah mendekam di penjara ketika hari itu tiba. Ia pun melanjutkan ancamannya di tahun berikutnya tetapi pada akhirnya Allin menghabiskan waktu sebagai tahanan di penjara ketika Halloween tiba.

Nama GG Allin mulai dilirik ketika Reachout International Records (ROIR) mengontraknya serta merilis album penuh berjudul Hated in the Nation (1987) yang berisikan track-track dari katalog Allin bersama The Jabbers, The Scumfucs dan Cedar Street Sluts. Perlahan namun pasti, GG Allin mulai mendapati tempat di kalangan pecinta punk maupun hardcore. Walau nyatanya ia terpaksa harus dilabeli sebagai punk rocker paling menjijikkan di dunia.

Konser terakhir GG Allin diadakan pada 27 Juni 1993 di sebuah klub kecil bernama The Gas Station, sebuah bekas pom bensin tempat berkumpulnya para punk rocker di area Manhattan. Ketika sedang memainkan lagu kedua, Allin kembali melakukan hal-hal menjijikkan yang lumrah ia lakukan. Ia pun mengotori seisi venue lalu keluar dari bar untuk berjalan-jalan sembari telanjang, hanya mengenakan celana pendek yang sudah dilumuri bercak darah dan kotoran manusia di sekujur tubuhnya, Allin berjalan dengan riang mengelilingi sekitaran komplek sambil diikuti para fansnya.

Pasca memuaskan hasrat gilanya itu, Allin kemudian pergi menuju apartemen seorang kerabat bernama John Handley. Mudah ditebak, ia dan beberapa temannya berpesta narkoba. Menjelang sore, Allin tak sadar kalau ia telah mengonsumsi heroin terlalu banyak hingga mengakibatkan overdosis dan sempat sejenak tak sadarkan diri. Allin dan rombongannya sempat berfoto ria dalam keadaan mabuk pada pukul 02.00 dini hari namun kondisi Allin tak terlihat kalau ia sebenarnya telah memasuki tahap awal kerusakan pernafasan. Tak lama berselang, pada 28 Juni 1993, musisi ‘sinting’ itu tewas akibat overdosis heroin dalam usia yang terbilang masih hijau, 36 tahun.

Setelah mati pun, mayat Allin masih diperlakukan secara menjijikkan dan tragis. Jenazah Allin baru dikebumikan pada 3 Juli 1993 di tanah kelahirannya, New Hampshire. Di pemakaman, kondisi Allin sungguh memprihatinkan, perlahan mayatnya sudah mulai membusuk. Sebelum di letakkan di liang kubur, Allin dipakaikan jaket kulit berwarna hitam kesayangannya, sedangkan di bagian bawahannya hanya dipakaikan celana dalam kotor bertuliskan “EAT ME!” tepat di atas bagian vitalnya.

Ketika mengiringi Allin menuju pemakaman, teman-temannya pun menyodorokan sebuah mikrofon ke mulut Allin sambil diajak bernyanyi. Tak lupa sebuah botol minuman keras diletakkan tepat di sampingnya dalam peti, seraya memutarkan tembang “When I Die”.

Sesuai dengan perintah dari saudara kandungnya, ketika dimakamkan, Allin diminta untuk tak mencuci bahkan memandikan jenazah yang kala itu berbau tinja yang sangat menusuk. Dari pihak keluarga juga melarang untuk memakaikan riasan ke wajah jenazah. Dan gilanya, kerabat Allin berdatangan hanya untuk mengabadikan momen berfoto sambil menyelipkan narkoba dan sebuah wiski ke dalam mulutnya yang telah terbujur kaku. Sebagai penghormatan terakhir, sang kakak memakaikan sepasang headphone ke kepala Allin sembari diputarkan lagu “The Suicide Session” di portabel musik miliknya.

 

Baca Juga: ACTIVE Vs PASSIVE PICKUPS: Perbedaan Pickup Aktif dan Pasif

 

Tak seperti kebanyakan mendiang musisi dunia, yang selalu dihormati penggemarnya dengan seikat karangan bunga indah, makam GG Allin hingga kini sering dikencingi, dikotori dengan puntung rokok, alkohol sampai tinja oleh para fans fanatiknya. Hal tersebut semata-mata dilakukan hanya untuk menghormati sang idola. Mereka berpikir kalau itu adalah cara terbaik mengenang sosok GG Allin!

PERSONAL ARTICLE

ARTICLE TERKINI

Tags:

#GG Allin #The Jabbers #The Scumfucs #Charles Manson

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Super Icon

Childish Gambino: Ikon Multitalenta Generasi Milenial

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Icon

Greg Graffin: The Punk Professor

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Icon

Childish Gambino: Ikon Multitalenta Generasi Milenial

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Icon

Kendrick Lamar sebagai King of Today Hip-Hop

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Icon

Yellow Magic Orchestra: Pelopor Musik Elektronik dari Negeri Sakura

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Icon

The Upstairs Membawa Gelombang Musik Baru di Indonesia

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Icon

Tyler, The Creator: Ikon Rapper Nyentrik Masa Kini

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Icon

Mitch Lucker: The Fallen Prince of Deathcore

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Icon

Gerard Way si Frontman Emo Mulitalenta

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Icon

The Weeknd: Starboy yang Terus Meroket

Read to Get 5 Point
image arrow
1 /