Membahas seputar musik new wave lokal, rasanya agak mustahil jika tidak langsung terbesit nama The Upstairs, grup musik yang mulanya dibentuk oleh Jimi Multhazam dan Kubil Idris pada tahun 2001.
Bukan tanpa alasan. Pasalnya, pada masa-masa awal musik The Upstairs mulai menyebar, new wave sendiri bukanlah hidangan wajar dalam meja makan musik alternatif/arus samping, lebih-lebih di kancah mainstream atau yang biasa mengudara di radio-radio besar. Menyebut The Upstairs sebagai sebuah trailblazer itu bukanlah sebuah overstatement; Jimi Multhazam cs. berhasil mengemas sesuatu yang tidak lazim, menyulapnya dengan sentuhan berkarakter, lalu melemparnya kembali ke telinga-telinga publik.
Berbekal debut EP Antahberantah (2002) dan album perdana Matraman (2004), mereka berhasil merakit sebuah trend bomb, dan kalanya meledak, tak ada yang bisa menahannya. Musiknya menggoda kaki dan badan untuk berdansa, dan lirik-liriknya ditulis secara apik, menjadikan Jimi sebagai salah satu lyricist paling pakem di kelasnya.
Hasilnya? Cukup mengejutkan. Ratusan, bahkan ribuan “Modern Darlings”--nama dari fanbase mereka--nampak mulai beredar di Jakarta kala itu, yang kemudian meluas ke kota-kota besasr lainnya. Berangkat dari skena musik (rock) sebuah institusi kesenian di Jakarta, The Upstairs berani tampil berbeda dan out-of-the-box, lalu meraup sukses darinya.
Puncak kejayaan The Upstairs pun hadir saat album Matraman rilis dan menjadi sensasi. Kala itu formasinya diisi oleh Jimi, Kubil, Beni, dan Alfi. Semenjak itu, gerombolan Modern Darlings kerap menjadi sosok-sosok mencolok dengan fesyen nyentrik ala Jimi, yang hadir di banyak gelaran event musik. Wajar saja, karena The Upstairs pun terhitung aktif manggung--“Raja pensi”, begitu kata orang-orang tentang grup yang memadu new wave dengan penjiwaan punk rock ini.
Panggung pensi ataupun lintas kampus, semua dijajal. Dengan musik se-infectious repertoar Matraman, The Upstairs tidak bisa dihentikan, dibantu juga oleh keunikan musik mereka yang terbilang baru di banyak telinga lokal pada masanya.
Sejauh ini, The Upstairs pun sudah banyak mengalamai perombakan personil. Diskografi pun sudah cukup terisi, sudah ada empat album, yakni Matraman, Energy (2006), Magnet! Magnet! (2009), dan Katalika (2012). Adapula EP seperti Antahberantah, Kunobatkan Jadi Fantasi (2008), Menaralara (2010), Kubilism: Relax (2013), dan Semburat Silang Warna (2018) yang menambahkan warna dari rilisan-rilisan mereka.
Hingga sekarang, karya-karya dari The Upstairs masih terus terdengar, menjadi bukti bahwa apa yang mereka hasilkan itu tidak sekedar tren murahan belakan, namun sesuatu yang disertai penjiwaan dan karakter yang unik--karya yang hadir dengan warna yang segar.
Berbicara seputar warna segar, The Upstairs pun akan mengemas ulang beberapa lagu classic mereka dengan sentuhan baru yang tentunya tidak boleh dilewatkan bagi kalian yang ngaku fans berat. Jimi dan kawan-kawan akan tampil di konser virtual This Is My Wave: The Upstairs, pada hari Jumat, 24 Juli 2020, persembahan dari SUPERMUSIC!
Tersedia tiga kategori tiket untuk dapat menyaksikan siaran streaming This Is My Wave Concert; diantaranya adalah kategori “Wave”, “New Wave”, dan “Super Wave”. Info lebih lanjut terkait pembelian tiket, bisa langsung cek caption unggahan medsos kita, atau langsung cus ke www.tiket.com. Cepetan, sebelum kehabisan!
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 22/07/2020
Article Category : Super Icon
1 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Ald
13/10/2024 at 23:04 PM