Hasil imbang yang diraih pada akhir pekan kemarin membuat AC Milan semakin tertinggal jauh dari perburuan gelar juara Serie A musim ini. Sang legenda, Arrigo Sacchi, sampai mengatakan kepada mereka untuk melupakan Scudetto.
Milan bertemu dengan salah satu rival bebuyutannya, Juventus, dalam laga pekan ke-13 Serie A hari Minggu (24/11/24) kemarin. Kendati bermain sebagai tuan rumah di San Siro, mereka cuma mampu meraih hasil imbang dengan skor kacamata 0-0.
Hasil imbang tersebut membuat Milan tertahan di peringkat ketujuh dalam klasemen sementara dengan perolehan 19 poin. Tertinggal 10 angka dari Napoli yang sedang menempati puncak klasemen dengan cukup nyaman.
Peringkat yang dihuni cukup menggambarkan kesulitan Milan pada musim ini. Mereka baru mencatatkan lima kemenangan dari 12 laga, dan sudah menelan tiga kekalahan. Dengan jarak sejauh ini, tampaknya Rossoneri sudah harus bisa berpikir realistis.
Itulah kenapa Sacchi berkata kalau Milan sudah sepantasnya untuk melupakan mimpi meraih Scudetto. “Ada begitu banyak tim di depan mereka dan, kebanyakan, tim-tim ini bergerak cepat dan punya identitas jelas,” katanya kepada La Gazzetta dello Sport.
Apa yang dialami Milan saat ini sudah cukup untuk membuat Paulo Fonseca sebagai pelatih terpojok. Namun menurut Sacchi, klub juga memikul tanggung jawab yang sama. Terlebih jika pemain yang ada saat ini tidak berasal dari keputusan Fonseca.
“Mudah untuk menyalahkan pelatih. Sejujurnya, bukan sesuatu yang adil untuk mengkritik rekan kerja. Milan kesulitan sekarang, tapi pernyataannya adalah: Apakah dia sudah memilih semua pemainnya?” kata Sacchi.
“Kalau memang begitu, dia bertanggung jawab. Namun jika klub yang memberinya pemain, mereka harus ikut bertanggung jawab. Milan mengalami banyak pasang surut. Tidak ada kolektivitas, dan tidak ada tim yang dimaksudkan sebagai satu kelompok.”
Sacchi juga menyempatkan kesempatan tersebut untuk mengkritik bintang Rossoneri, Rafael Leao. Sebab ia merasa pemain berdarah Portugal tersebut sudah gagal melakukan tugasnya sebagai pemimpin para pemain di lapangan.
“Apakah orang-orang sudah menyadari bahwa dia bukan seorang pemain karena karakternya? Dalam beberapa pertandingan, dia bagus. Lainnya, anda bahkan tidak menyadari kehadirannya,” tutup Sacchi.”
(La Gazzetta dello Sport)
ARTICLE TERKINI
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :