Pernah Dibeli Mahal Arsenal Bikin Nicolas Pepe Jadi Trauma

Harga setinggi langit kerap menjadi beban buat seorang pemain. Dan itulah yang dirasakan Nicolas Pepe ketika klub raksasa Inggris, Arsenal, datang untuk merekrutnya pada tahun 2019 silam.

Arsenal merampungkan transfer Nicolas Pepe dengan mahar mencapai 80 juta euro kala itu. Angka yang membuatnya jadi pemain termahal di Emirates Stadium, melampaui biaya transfer Pierre-Emerick Aubameyang.

Dengan nilai segitu, tentu publik berekspektasi lebih kepada dirinya. Apalagi Pepe memang tampil apik di musim terakhir bersama Lille, dengan catatan 23 gol dari 42 penampilan di semua kompetisi.

Sayang, Pepe gagal mencapai ekspektasi. Pada musim perdananya berseragam Arsenal, ia hanya mampu mencetak delapan gol kendati diberi kesempatan bermain sebanyak 42 kali di berbagai ajang.

Musim berikutnya membaik, dengan torehan 16 gol dari 47 laga. Namun lagi-lagi, performa Pepe menurun dan hanya menghasilkan tiga gol dari 23 penampilan. Catatan itulah yang membuatnya terdepak dari Emirates Stadium.

Kini Pepe menjadi bagian dari klub Turki, Trabzonspor, yang menampungnya pada musim panas tahun lalu usai kontrak bersama Arsenal diputus. Meski sudah berlalu satu tahun, pengalaman di Arsenal tetap meninggalkan trauma baginya.

“Di Arsenal, saya menderita semacam trauma, seperti rasa semangat direnggut dari saya. Saya jadi tidak suka sepak bola. Karena tak lagi bermain, saya berpikir buat apa saya melakukan pekerjaan ini,” katanya kepada L’Equipe.

“Saya berpikir bagaimana mereka sangat menyerang saya. Orang-orang bertindak berlebihan dan menyebut nama saya sebagai transfer terburuk dalam sejarah Premier League! Saya tidak meminta 80 juta euro untuk dihabiskan buat saya.”

“Dengan jumlah ini, orang-orang tidak peduli dari mana anda berasal. Mereka ingin anda tampil bagus secara langsung. Tidak banyak pemain yang langsung mencetak 25 gol per musim, dan saya bahkan bukan pemain No.9”

“Itulah yang membuat saya menerima banyak kritikan. Hampir seperti pelecehan. Saya jarang melihat sosial media, tetapi jika saudara saya berkata ‘mereka berkata itu soal anda’, tanpa sadar itu menyentuh saya,” kata Pepe lagi.

(L’Equipe)