Penampilan Impresif Girona Membuka Fakta Baru Di Balik Kepemilikan Yang Sama Dengan Manchester City.

Meski lolos, Girona terancam tidak bisa berlaga di UEFA Champions League musim depan.

Penampilan mengejutkan dari Girona pada musim ini membuat siapapun geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak, ditengah gempuran duo raksasa Spanyol Real Madrid dan Barcelona serta tim-tim besar seperti Atletico Madrid hingga Valencia, tim asal Catalan tersebut saat ini menduduki posisi ke dua klasemen sementara La Liga tepat berada di atas Atletico Madrid dan Barcelona, serta memiliki poin yang sama dengan pemuncak klasemen sementara Real Madrid dengan 45 poin.

Berada di tiga besar hingga pekan ke 18 musim ini  membuat banyak pihak meyakini bahwa Girona tinggal menghitung waktu untuk bisa mentas di kompetisi Eropa. Dari tiga kasta kompetisi Eropa yang ada saat ini dan jika melihat performa impresif Girona hingga saat ini tidak menutup kemungkinan mereka akan bermain di Liga Champions musim depan. Disis lain, meski baru bermain di musim keempatnya di La Liga, klub besutan Pelatih Michel ini terlihat siap bermain di Liga Champions musim depan. Terlepas dari komposisi pemain, penampiln Girona sangat mungkin untuk menyulitkan tim-tm lainnya di Eropa.

Namun, lolos nya Girona ke kompetisi tertinggi di Eropa tersebut bakal menimbulkan masalah bagi tim lain. Pasalnya,  sebagian saham Girona saat ini dimiliki oleh City Football Group atau CFG yang juga memiliki saham mayoritas di Manchester City. Perusahaan yang berada dibawah naungan Abu Dhabi United Group (ADUG) pimpinan Sheikh Mansour tersebut memang dalam beberapa tahun terakhir sedang gencar untuk membeli tim-tim dari belahan dunia. Salah satunya adalah Girona.

Disis lain, proyek Girona ternyata dipimpin oleh Pere Guardiola yang tidak lain adalah saudara laki-laki Pep Guardiola. Dilansir dari sportingnews.com, CFG awalnya membeli saham Girona sebesar 44,3%. Kemudian meningkat pada tahun 2017 sebesar 47%.

Dan Berdasarkan hukum UEFA yang berlaku saat ini menyatakan bahwa “dua klub yang dimiliki oleh pihak yang sama, tidak dapat bersaing di liga yang sama.” Sementara Manchester City dan Girona sendiri dimiliki oleh pemilik yang sama yakni, City Football Group. Di Liga Champions, pemilik klub tidak akan dapat memilih tim mana yang akan tampil di Liga Champions. Sebaliknya UEFA akan memutuskan berdasarkan hasil dari kompetisi yang mereka ikuti.

Sebelumnya, kasus yang hampir miirip sudah pernah terjadi saat RB Leipzig dan RB Salzburg lolos ke Liga Champions. Kasus ini memicu perhatian besar, namun UEFA menyimpulkan bahwa tidak ada aturan yang dilanggar dan mereka berhasil menunjukkan akta pemisahan kepemilikan klub. Namun berbeda dengan kasus sebelumnya, sekarang UEFA selaku pemangku otoritas tertinggi sepak bola di Eropa tinggal menunggu detail kepemilikan yang menjadi satu faktor yang penting dalam kasus ini. Karena CFG tetap memegang kepemilikan non-mayoritas (di bawah 50%) di Girona. Sejauh ini, potensi konflik kepentingan seperti ini masih belum menjadi persoalan bagi UEFA di Liga Champions. Bagi UEFA yang terpenting kedua klub tidak bermain di liga yang sama.

Sementara itu, ada fakta unik yang juga terjadi dengan tetangga City yakni, Manchester United. Dimana Setan Merah berpeluang menghadapi masalah yang sama. Hal ini terjadi setelah take over yang dilakukan oleh pengambilalihan saham minoritas klub oleh Jim Ratcliffe. Dimana pria kelahirann Inggris 71 tahun lalu tersebut adalah pemilik klub Nice yang saat ini berada di posisi kedua Ligue 1, Prancis.